Home
/
News
Kata Gudang Garam Soal Wacana Rokok Rp 50 Ribu
Tempo19 August 2016
Bagikan :
Preview
PT Gudang Garam Tbk tak yakin rencana kenaikan cukai rokok sebesar 10 persen oleh pemerintah pusat bakal efektif. Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bakal mengumumkan kenaikan harga rokok pada bulan Oktober 2016.
Cukai itu diharapkan bisa mengendalikan konsumsi dan peredaran rokok. "Sejauh ini, baru wacana," kata Direktur Gudang Garam Istata Taswin Sidharta saat jumpa pers dalam acara Investor Summit dan Capital Market Expo, di SUrabaya, Kamis, 18 Agustus 2016.
BACA: Pertumbuhan Pabrik Rokok Jeblok
Kemana Arah Kebijakan Tarif Cukai?
Dia menilai isu kenaikan cukai oleh pemerintah pusat belum mempengaruhi industri rokok. "Kami yakin pemerintah akan bijak memperhitungkan seberapa besar kenaikan cukai yang ideal," ujar dia.
Rencana kenaikan harga rokok dari Rp 20 ribu per pak menjadi Rp 50 ribu, dirasa memberatkan industri. "Saya rasa akan berantakan."
Apalagi, volume penjualan rokok secara industri, kata dia, cenderung menurun atau flat. Volume penjualan mereka turun sekitar 2 persen. Lalu, volume penjualan untuk sigaret kretek mesin (SKM) full flavour turun sebesar 2,4 persen menjadi 28,9 miliar batang.
Sedangkan kategori SKM rendah tar dan nikotin (SKM LTN) volume penjualan turun sebesar 1,6 persen menjadi 4,6 miliar batang. "Untuk volume penjualan SKT (sigaret kretek tangan) meningkat sebesar 1,9 persen menjadi 4,2 miliar batang."
Meski begitu, pendapatan Gudang Garam di semester pertama 2016 meningkat sebesar 11,2 persen atau setara dengan Rp 37 triliun. Jumlah ini, kata Istata, lebih besar dibandingkan pendapatan tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp 33,2 triliun.
Sementara itu, jumlah penghasilan komprehensif di semester pertama tahun ini meningkat 19,2 persen menjadi Rp 2,9 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 2,4 triliun.
Meski volume penjualan turun 2 persen, pihaknya optimistis dan realistis untuk ke depannya. "Kami menunggu ada perubahan positif di industri rokok," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Gudang Garam Heru Budiman.
Menurut Heru, salah satu faktor penurunan industri rokok ialah kondisi cuaca yang tak menentu seperti yang terjadi tahun 2015. Pihaknya pun tak bisa memperkirakan apakah cuaca 2016 akan lebih baik dari sebelumnya. "Kami harap cuaca yang akan berlangsung tidak lebih buruk," tuturnya.
Capital expenditure alias pengeluaran modal Gudang Garam pada tahun 2016 berkisar antara Rp 1-2 triliun per tahun. "Sampai Juni ini, sudah keluar sekitar Rp 1,2 triliun," ujarnya.
ARTIKA RACHMI FARMITA
Berita Terkait:
Sponsored
Review
Related Article