Mark Zuckerberg Akhirnya Buka Suara soal Kebocoran Data Facebook
Beberapa hari setelah Facebook ketahuan mengalami pencurian jutaan data penggunanya untuk kampanye pemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016, pendiri dan CEO Mark Zuckerberg tampak bungkam dan tidak memberikan pernyataan apapun. Hal itu membuat masyarakat mempertanyakan ketegasan sang miliarder muda dalam memimpin Facebook.
Kini, akhirnya Zuckerberg pun angkat bicara. Melalui akun Facebook miliknya, Zuckerberg berjanji akan melakukan sejumlah langkah untuk melindungi data pengguna dan memperbaiki masalah yang ia sebut telah merusak kepercayaan antara Facebook dengan penggunanya."Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi data Anda, dan jika kami tidak bisa maka kami tidak layak untuk melayani Anda. Saya telah bekerja untuk memahami apa yang terjadi dan memastikan agar hal ini tidak terjadi lagi," tulis Zuckerberg.
Ia mengakui kelengahan Facebook untuk melindungi data pengguna. "Kami membuat kesalahan, masih ada banyak hal yang harus dilakukan, dan kami harus berdiri tegak dan melakukannya," imbuhnya.
Facebook akan tingkatkan perlindungan data pengguna
Dalam postingannya itu, Zuckerberg mengatakan Facebook akan mengambil langkah-langkah untuk lebih membatasi akses pengembang ke data pengguna, termasuk secara otomatis menghapus akses untuk aplikasi pihak ketiga apa pun yang belum dibuka pengguna setidaknya dalam tiga bulan.
Facebook juga akan memperkenalkan sebuah alat yang akan membantu pengguna mencabut izin aplikasi yang mengakses data mereka. Alat ini akan muncul di bagian atas halaman 'News Feed' pada bulan depan.
"Saya yang memulai Facebook, dan pada akhirnya saya yang bertanggung jawab dengan apa yang terjadi di platform kami. Kami akan belajar dari pengalaman ini untuk menjaga keamanan platform kami dengan lebih baik dan membuat komunitas kami lebih aman bagi semua orang," ungkapnya.
Selain Zuckerberg, petinggi Facebook lain yaitu COO Sheryl Sandberg, juga akhirnya angkat bicara terkait masalah ini. Tak jauh berbeda dengan apa yang dikatakan Zuckerberg, Sandberg menyebutkan masalah ini adalah pelanggaran besar yang merusak kepercayaan orang-orang terhadap Facebook.
Seperti yang diketahui, Facebook terlibat masalah yang cukup pelik. Cambridge Analytica, sebuah perusahaan data yang terlibat dengan kampanye pemenangan Presiden Donald Trump, dilaporkan mengakses informasi dari sekitar 50 juta pengguna Facebook tanpa sepengetahuan mereka.
Facebook mengatakan data itu awalnya dikumpulkan oleh seorang profesor untuk tujuan akademis sesuai dengan aturan. Namun, ternyata informasi itu kemudian dipindahkan ke pihak ketiga, termasuk Cambridge Analytica, yang melanggar kebijakan Facebook.
Akibat kasus ini, saham Facebook anjlok 10 persen dan kehilangan hampir 50 miliar dolar AS. Selain itu, media sosial yang berdiri sejak 2004 ini juga menerima tuntutan hukum dan gerakan 'hapus Facebook' yang ramai di media sosial.