Home
/
Lifestyle

Kehadiran Pasangan Ternyata Mampu Mengurangi Rasa Sakit

Kehadiran Pasangan Ternyata Mampu Mengurangi Rasa Sakit
Rima Sekarani Imamun Nissa29 August 2019
Bagikan :

Sebuah riset terbaru dari Eropa mengungkapkan bahwa kehadiran pasangan ternyata memiliki dampak yang lebih besar, yaitu mengurangi rasa sakit fisik, bahkan tanpa kontak verbal maupun fisik.

Dilansir dari Medical Express, para peneliti di Universitas Ilmu Kesehatan, Informatika dan Teknologi Medis (UMIT, Hall, Austria) dan Universitas Kepulauan Balearic (Palma de Mallorca, Spanyol) telah mengkonfirmasi efek analgesik dari dukungan sosial.

Dalam penelitian berjudul "Empati Disposisional Dikaitkan dengan Pengurangan Rasa Sakit Eksperimental selama Penyediaan Dukungan Sosial oleh Mitra Romantis" itu diterbitkan dalam Scandinavian Journal of Pain baru-baru ini.

Para peneliti menilai sensitivitas terhadap tekanan nyeri pada 48 pasangan heteroseksual.

Mereka mempelajari sensitivitas terkait rasa sakit saat sendiri dan ketika pasangan hadir meski secara pasif, yakni tidak mengajak bicara maupun melakukan kontak fisik.

Pasangan kekasih berpelukan. (Unsplash/Niver Vega)
Preview
Pasangan kekasih berpelukan. (Unsplash/Niver Vega)

Hasilnya menunjukkan bahwa ketika pasangan hadir, toleransi partisipan terhadap rasa sakit cenderung lebih tinggi. Hal ini berlaku baik bagi pria maupun wanita.

Selain itu, rasio rasa sakit yang mereka rasakan juga menurun, dibandingkan ketika pasangan tidak hadir.

Empati pasangan berhubungan positif dengan toleransi nyeri dan berbanding terbalik dengan pengalaman nyeri sensoris.

Ketergantungan sama pacar ternyata tidak baik. (Shutterstock)
Preview
Ketergantungan sama pacar ternyata tidak baik. (Shutterstock)

"Berulang kali, berbicara dan menyentuh telah terbukti mengurangi rasa sakit, tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa bahkan kehadiran pasif dari pasangan dapat menguranginya dan bahwa empati pasangan dapat melindungi tekanan afektif selama paparan rasa sakit," kata Profesor Stefan Duschek dari UMIT, saah satu penulis penelitian.

 

Berita Terkait:

populerRelated Article