Kenalan dengan Tim Dasher, Juara Program Inovasi Samsung Indonesia
Foto: Tim Dasher, Juara Satu Samsung Solve for Tomorrow Indonesia
Uzone.id – Samsung baru pertama kali melaksanakan program inovasi global mereka di Indonesia bertajuk ‘Solve for Tomorrow’ untuk menampung ide dan inovasi anak-anak muda dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan di lingkungan sekitar.
Dari program tersebut, lahirlah 3 inovasi baru yang diciptakan oleh anak muda Indonesia yang diklaim bisa memberikan perubahan yang lebih untuk Indonesia.Tim Dasher dari Madrasah Teknonatura Depok berhasil menjadi juara satu Samsung Solve for Today (SSFT) Indonesia dengan teknologi sumber listrik dari hidrogen dengan campur tangan AI.
Teknologi yang diusung oleh Tim Dasher merupakan sumber energi listrik alternatif berbasis hidrogen dan fuel cell dengan proses produksi hidrogen menggunakan Steam Methane Reforming pintar berbasis AI.
Profil dan tujuan mulia Tim Dasher
Tim Dasher beranggotakan 4 orang Abdurrohman Haniyah, Emirrasya Mohamad Mayko Saleh, Muhammad Ikmal Taqi, dan Fariz Marsal Musyaffa sebagai team leader serta satu orang guru pembimbing A. Riza Wahono ini mengaku telah mengerjakan project ini semenjak bulan Juli lalu.
FYI, berkat teknologi yang bisa membantu berbagai pihak termasuk pemerintah, PLN hingga masyarakat umum ini, tim Dasher sudah diajak untuk bekerja sama dengan PT. After Oil yang telah memiliki project di Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk ikut andil dalam mengoptimalkan teknologi gasifikasi mereka.
“Kita semenjak awal bekerja sama dengan PT. After Oil dan kebetulan mereka memiliki proyek di IKN, kemudian kami diajak untuk mengoptimalisasi gasifikasi mereka,” ujar tim leader Marsal, Rabu kemarin, (13/09).
Mengenal lebih jauh lagi, ternyata Tim Dasher memiliki tujuan mulia dengan teknologi ramah lingkungan dan ramah budget tersebut.
“Di sekolah, kami diajarkan untuk melihat masalah. Dengan adanya SSFT ini, membantu kita mencari masalah di Indonesia. Dimana sekarang Indonesia masih menggunakan energi fosil dan sekarang sedang dikembangkan hidrogen sebagai penggantinya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Marsal menjelaskan bahwa hidrogen sebagai energi pengganti ini masih memiliki beberapa kendala, termasuk biaya prosesnya yang masih mahal karena proses elektrolisis. Sementara, diketahui, proses elektrolisis ini dinilai tidak terlalu efisien.
“Sehingga kami menggunakan gasifikasi tadi dan bekerja sama dengan PT. After Oil. Sebenarnya, gasifikasi ini sudah ada semenjak lama tapi belum cukup optimal dan kami menemukan celah untuk mengoptimalkannya dengan AI,” tambahnya.
Tim Dasher cukup totalitas untuk mengerjakan inovasi baru yang akan membantu Indonesia di masa yang akan datang ini. Mashal mengungkapkan bahwa mereka menghabiskan hingga Rp100 juta lebih untuk proyek sumber energi hidrogen ini.
Budget ini tentu tidak ditanggung sendiri karena Marsal dkk bekerja sama dengan pihak-pihak yang mendukung inovasi mereka, termasuk PT. KMI untuk manufakturisasi dan kedua, PT. After Oil.
Dengan inovasi ini, Tim Dasher memiliki tujuan mulia untuk membuat Indonesia sebagai negara mandiri di tahun 2045 nanti dengan solusi produksi hidrogen berbasis kecerdasan buatan (AI).