icon-category Technology

Kenalan Yuk, 5 Startup Surabaya ini Bakal Diboyong ke Jakarta!

  • 30 Apr 2018 WIB
Bagikan :

Uzone.id -- Kompetisi Idea-X NextDev yang digelar oleh Telkomsel dan Ideafest di Surabaya pada 26-27 April kemarin telah membuahkan 5 startup terbaik dari Surabaya. Mereka pun akan diboyong ke Jakarta pada Oktober mendatang untuk melakukan pitching final di depan juri. Mereka siapa aja, sih?

Kota Surabaya memang dipenuhi oleh anak-anak muda kreatif yang semangat untuk menciptakan inovasi baru. Sudah ada beberapa contoh startup digital yang berjalan sejak beberapa tahun terakhir, seperti Reblood dan Cekmata.

Kata VP Corporate Communication Telkomsel Adita Irawati, calon startup dari Surabaya memang banyak yang berada di ranah kesehatan.

Nah, uniknya para startup terbaik yang terpilih dari Idea-X NextDev tahun ini dari Surabaya bergerak di bidang yang beragam nih, gaes. Yuk, kenalan lebih dekat.

1. Jahitin.com

Platform digital ini merangkul sekitar 200 penjahit dari berbagai lokasi di Pulau Jawa untuk bergabung ke dalam Jahitin.com sebagai mitra. Layaknya Gojek, Jahitin ini hadir untuk menghubungkan penjahit rumahan dengan pelanggan yang kesulitan mencari jasa menjahit.

Selain mempermudah para pelanggan, tim Jahitin juga mengatakan bahwa startup ini turut meningkatkan taraf hidup para penjahit -- angka order jahit semakin bertambah maka pendapatan menjadi naik.

alt-img

2. Garda Pangan

Visi startup ini mulia banget, gaes. Mereka menjalin kemitraan dengan para perusahaan katering, restoran, dan rumah makan di Surabaya untuk menyetor nasi, lauk-pauk, hingga roti yang tersisa agar bisa disumbangkan ke warga yang membutuhkan.

Tim Garda Pangan mengaku awal mula mendirikan startup ini sejak 2017 lalu karena merasa resah melihat banyak makanan terbuang, sementara di sisi lain masih banyak masyarakat yang sulit mencari makan. Dengan bantuan situs web secara real time, mereka dapat memantau ketersediaan pasokan makanan.

3. Ternaknesia

Sesuai namanya, startup ini bergerak di bidang peternakan. Selain membantu para peternak agar mendapatkan modal atau dana, tim Ternaknesia ini juga membantu memonitor kondisi peternakan, proses penjualan ternak, dan segala hal berbau manajemen peternakan.

4. Kampung Course

Startup ini mengandalkan teknologi seperti situs web untuk menyediakan daftar tempat les atau kursus bahasa asing di kawasan Jawa Timur, khususnya yang berasal dari kota kecil seperti Kediri.

Co-founder Jimmy Candra Gunawan mengatakan, awalnya ia dan tim merasa simpati dengan kenyataan bahwa banyak anak-anak SMA dan kuliah yang ingin belajar bahasa asing, namun sulit mendapat akses ke tempat kursus. Alasannya satu, mereka nggak tahu di mana tempat kursus yang bagus. Pun begitu dengan tempat kursus di sana, banyak yang sulit mencari murid karena nggak punya sistem marketing yang apik.

alt-img

“Dari situ, kita menjelajah berbagai tempat kursus dan kita jadikan mitra agar bisa kami masukan ke dalam situs kami. Semuanya win-win, mereka dapat murid baru, dan anak-anak muda juga bisa lancar belajar bahasa asing. Selain bahasa Inggris, mereka itu semangat juga lho belajar asing lain, karena kalau di sekolah atau kampus, kurang intens belajarnya,” ucap Jimmy kepada uzone.id.

5. Matakota

Startup digital ini mengembangkan aplikasi mobile sebagai platform interaksi sosial sesama warga untuk berbagi informasi penting tentang apa yang terjadi di lingkungannya -- mulai dari bencana seperti kebakaran, banjir, hingga pemberitahuan tentang macet, kehilangan, dan lain sebagainya.

“Selain membuat warga menjadi lebih smart, kita juga punya platform khusus yang serupa untuk para pemerintah. Jadi, mereka bisa berbagi informasi baru juga. Sebenarnya terintegrasi linimasa dari warga dan pemerintah, jadi mereka bisa berdiskusi,” kata founder dan CEO Erick Karya.

alt-img

Uniknya, mereka juga tengah mengembangkan barang ritel dengan teknologi IoT (Internet of Things) untuk membantu menemukan barang yang hilang, entah itu ketinggalan atau dicuri.

“Kami partneran dengan salah satu produsen asal Surabaya yang membuat chip pintar yang bisa disematkan di manapun. Jadi, kalau misalnya kamu menyimpan chip ini di tas dan tas kamu ketinggalan, chip ini bisa terlacak karena pakai sistem crowd-GPS. Dari ribuan pengguna Matakota, kalau ada yang kebetulan berada di dekat lokasi tas hilang itu, dia bisa kasih sinyal dan beri informasi di linimasa,” lanjut Erick.

Gimana, gaes menurut kalian? Keren-keren, ‘kan!?

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini