Home
/
Health

Kenapa Ada Orang yang Takut dengan Jarum Suntik?

Kenapa Ada Orang yang Takut dengan Jarum Suntik?
Novita Joseph21 November 2018
Bagikan :

Bagi sebagian orang, terutama anak kecil, jarum suntik adalah hal yang mengerikan. Namun, orang dewasa juga ada yang takut dengan jarum suntik. Rasa sakit menusuk kulit dari tajamnya jarum juga akan membuat beberapa orang bergidik ngeri bila membayangkannya. Lalu, adakah tips mengatasi takut jarum suntik buat orang dewasa atau anak-anak sekalipun?

Kenapa orang takut jarum suntik?

Menurut Joni Pagenkemper, kepala penanganan penyakit diabetes di Nebraska Medicine, ada 22% orang di dunia yang takut dengan suntikan alias jarum suntik. Padahal, ada beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang untuk disuntik oleh dokter, misalnya saja suntik untuk pemberian vaksin atau bahkan suntik insulin sendiri di rumah untuk orang diabetes.

Orang yang takut dengan suntikan, sering juga disebut sebagai fobia jarum suntik. Padahal keduanya adalah kondisi yang berbeda. Fobia jarum suntik berbeda dengan ketakutan pada jarum suntik biasa.  Fobia jarum suntik atau disebut juga trypanophobia adalah kondisi ketika seseorang mau disuntik, ia akan mengeluarkan reaksi, seperti mengalami tekanan darah tinggi dan denyut jantung yang meningkat. Ini bahkan bisa terjadi sehari sebelum atau beberapa jam sebelum disuntik. Parahnya, orang yang fobia jarum suntik bisa saja sampai pingsan saat akan disuntik.

Apa, sih, penyebab orang takut disuntik?

suntikan insulin
Preview
Insulin suntik dengan jarum suntik

Penyebab orang takut dengan jarum suntik paling dasar adalah rasa sakit yang ditimbulkan ketika jarum masuk menembus kulit dan daging. Selain itu, takut disuntik juga bisa disebabkan oleh trauma, misalnya trauma saat disuntik dokter sewaktu kecil. Saat disuntik, dokter mungkin melakukan dengan tidak lembut dan pelan-pelan sehingga menimbulkan rasa sakit. Alhasil, seseorang jadi trauma atau takut disuntik hingga dewasa.

Sementara itu, fobia disuntik bisa jadi disebabkan karena beberapa hal meskipun belum diketahui penyebab pastinya. Para peneliti meyakini, bahwa 80% orang yang fobia jarum suntik disebabkan karena turunan. Maksudnya, kemungkinan penderita fobia tidak hanya seseorang itu sendiri saja. Bisa jadi ada sanak saudara yang memiliki fobia sama.

Namun, ada kemungkinan bahwa rasa takut itu lebih banyak disebabkan oleh bayang-bayang rasa sakit daripada diwariskan secara biologis. Beberapa psikolog percaya bahwa rasa takut disuntik mungkin berawal dari pikiran bahwa luka tusukan pasti berbahaya bahkan sampai mematikan. 

Apa bahayanya jika orang takut sama jarum suntik?

Sebelumnya, perlu diketahui juga bahwa ada beberapa jenis suntikan. Suntik intravena atau suntikan ke dalam vena pembuluh darah, suntikan intramuscular atau suntikan ke otot. Selain itu, ada pula suntikan ke dalam lapisan lemak atau disebut dengan subkutan.  Umumnya, orang dengan melakukan suntik ke dalam jaringan subkutan dilakukan oleh orang dengan diabetes yang melakukan suntik secara mandiri.

Orang yang takut jarum suntik kemungkinan bisa saja membawa dampak yang merugikan bagi tubuh. Pasalnya, orang-orang ini mungkin menghindar untuk melakukan pemeriksaan di dokter umum atau dokter gigi, demi tidak bertemu dengan alat suntik. Tak jarang, banyak orang yang takut disuntik membiarkan penyakitnya begitu saja tanpa penanganan. Ketakutan akan jarum suntik juga mungkin akan berdampak merugikan apabila dialami oleh orang dengan diabetes, sementara ia harus melakukan suntik secara mandiri setiap harinya.

Tips meminimalisir sakit saat saat disuntik

Joni Pagenkemper punya beberapa cara yang bisa membantu Anda untuk menghindari rasa takut saat disuntik, yaitu:

  • Kalau bisa, pastikan suhu ruangan suntik hangat, tidak dingin. Suhu dingin akan memberikan sensasi yang lebih menegangkan
  • Sebelum melakukan penyuntikan, biasanya lokasi yang akan disuntik akan dibersihkan pakai alkohol
  • Selalu gunakan jarum suntik baru
  • Tempelkan jarum suntik ke tubuh secara cepat agar rasa sakit tidak terlalu dirasakan.

Beberapa orang yang diharuskan suntik sendiri di rumah kadang suka melakukan kesalahan. Salah satu kesalahan yang dilakukan adalah dengan mencubit kulit yang akan disuntik. Ini tidak perlu dilakukan, kecuali Anda memiliki tubuh dengan berat di bawah rata-rata atau sangat kurus.

Lalu, bagaimana mengatasi orang yang fobia jarum suntik?

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan bila seseorang mengidap fobia disuntik. Pertama ada terapi kognitif. Terapi ini telah banyak digunakan untuk mengobati trypanophobia. Terapi ini perlahan akan melatih pikiran Anda untuk tidak takut lagi pada jarum.

Nantinya terapis akan melatih orang fobia disuntik dengan menunjukkan gambar suntikan kepada mereka. Mereka akan diminta menyentuh gambar tersebut. Lama-kelamaan, pasien akan dilatih untuk tidak takut dengan jarum suntik bentuk nyata. Meski demikian, terapi ini akan membutuhkan waktu yang lama sampai pasien benar-benar bisa tenang saat melihat suntikan. Beberapa ahli juga menemukan keberhasilan menggunakan hipnoterapi dengan pasien mereka.

Selain itu, ada juga pengobatan yang menggunakan terapi pemaparan. Terapi pemaparan ini mirip dengan terapi kognitif. Fokus terapinya adalah untuk mengubah respons mental dan fisik Anda terhadap rasa takut akan jarum.

Nantinya, terapis akan memaparkan Anda pada jarum dan pikiran terkait apa yang Anda takuti mereka picu. Misalnya, terapis Anda mungkin pertama-tama menunjukkan foto-foto jarum. Mereka selanjutnya mungkin Anda berdiri di samping jarum, memegang jarum, dan kemudian mungkin membayangkan disuntik dengan jarum.

Metode terakhir, penggunaan obat mungkin diperlukan ketika seseorang menjadi begitu stres sehingga tidak dapat menerima psikoterapi apa pun untuk mengobati fobia jarum. Obat anti kecemasan atau obat penenang dapat membuat tubuh dan otak pasien fobia cukup relaks guna mengurangi gejala cemas dan panik berlebih. Obat-obatan juga dapat digunakan selama tes darah atau vaksinasi, jika itu membantu mengurangi stres Anda terhadap alat suntik.

The post Kenapa Ada Orang yang Takut dengan Jarum Suntik? appeared first on Hello Sehat.

populerRelated Article