Kerusuhan di Prancis: Medsos dan Game Disalahkan, Apple Store Dijarah
Ilustrasi foto: The Independent
Uzone.id – Belakangan dunia sedang dihebohkan dengan peristiwa kerusuhan di Paris, Prancis akibat penembakan remaja laki-laki bernama Nahel M. berusia 17 tahun oleh polisi setempat. Kerusuhan ini menyita perhatian dunia, tak hanya soal penembakannya saja, namun juga pernyataan yang dilontarkan Presiden Prancis hingga aksi penjarahan sebagai dampaknya.
Saat kerusuhan berlangsung sejak 27 Juni kemarin, Presiden Emmanuel Macron sempat menjadi sorotan atas pernyataannya. Ia menanggapi peristiwa ini dengan menyalahkan peran game sebagai pengaruh buruk dari tindakan kekerasan.Macron mengklaim bahwa video game berperan penting dalam mendorong masyarakat bertindak kekerasan melalui visualisasi yang dramatis.
Selain menyalahkan video game, Macron juga menyebut peran media sosial yang juga mempengaruhi warga untuk melakukan kekerasan, serta menyebarkan insiden penembakan Nahel tersebut sehingga terjadi kerusuhan di sana-sini.
Secara spesifik ia menyebut platform media sosial seperti TikTok, Twitter, dan Snapchat.
Macron pun mengharapkan ada tanggung jawab dari platform media sosial tersebut.
Apa yang disorot pemerintah Prancis?
Pihak resmi pemerintahan Prancis mengatakan bahwa mereka menyoroti konten-konten yang mempublikasikan nama dan alamat polisi yang menembak Nahel di media sosial. Mereka juga mengaku sedang dalam tahap mengidentifikasi orang-orang yang mengompori kekerasan tersebut.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin mengatakan bahwa pihaknya telah menggelar pertemuan dengan perusahaan media sosial yang mereka tuju. Ia memberi peringatan platform media sosial populer seperti TikTok dan lain-lain dilarang digunakan sebagai kanal penyiaran kekerasan.
“Mereka sangat kooperatif. Kita lihat seberapa kooperatifnya mereka nanti,” ungkapnya.
Apa kata penyedia platform medsos?
Juru bicara Snapchat, Rachel Racusen menuturkan, perusahaan telah meningkatkan sistem moderasinya untuk mendeteksi aksi dari konten-konten yang berkaitan dengan kerusuhan di Prancis.
“Kekerasan memiliki konsekuensi yang sangat merusak, dan kami tidak mentoleransi konten apapun yang mempromosikan kebencian atau tindakan kekerasan di dalam Snapchat,” tutur Racusen.
Ia melanjutkan, “kami secara aktif memoderasi konten seperti ini dan saat kami menemukannya, kami langsung menghapusnya dan menindaklanjuti. Yang kami perbolehkan adalah konten yang melaporkan tentang situasi tersebut.”
Sejauh ini, baru Snapchat yang angkat bicara. TikTok dan Meta sebagai induk usaha Facebook dan Instagram belum memberikan komentarnya.
Sedangkan Twitter hanya membalasnya dengan balasan otomatis berupa emoji “poop”.
Penjarahan Apple Store
Tak hanya menyalahkan peran media sosial, dampak dari kerusuhan di Paris, Prancis ini turut menyebabkan aksi penjarahan di berbagai toko mewah seperti Louis Vuitton, Zara, Nike, hingga Apple Store.
Para pengunjuk rasa memecahkan jendela dan menjarah Apple Store di Paris dan di Strasbourg.
Berbagai video tersebar di media sosial yang memperlihatkan orang-orang dengan sengaja menjarah masuk ke dalam Apple Store sebagai bentuk protes terhadap aksi penembakan Nahel oleh polisi.
Dari berbagai sumber, Apple dilaporkan menutup Apple Store-nya di Strasbourg untuk memperbaiki kondisi tokonya pasca penjarahan.