Kisah Korban Reseller iPhone Si Kembar: PO iPhone 13 Bikin Rugi Rp6,4 M
Uzone.id – Semua berawal dari modal kepercayaan. Sekilas cukup lumrah, sulit berpikir jika teman dekat akan menipu. Nasi sudah menjadi bubur, nasib apes harus menimpa salah satu sahabat Si Kembar Rihani Rihana.
Lina (bukan nama asli), sudah kenal dengan Rihani sejak di bangku kuliah dan menjalin pertemanan yang begitu dekat. Lina kenal dengan seluruh keluarga Rihani – termasuk Rihana. Saat Lina melihat usaha jualan iPhone yang dijalankan Rihana-Rihani di media sosial Instagram dan tampak laris, Lina pun memberanikan diri bertanya soal bisnis tersebut.“Saat saya lihat Instagram mereka untuk mempromosikan jualan iPhone, ramai yang transaksi di sana. Lalu, saya mulai tanya-tanya, ambilnya [produknya] dari mana, mereka mengaku punya link orang dalam Erajaya,” kata Lina saat dihubungi Uzone.id, Senin (5/6).
Saat itu Lina mengaku cukup yakin dengan cara berjualan Rihana-Rihani, kemudian ia bertanya soal syarat jika ingin menjadi reseller pre-order (PO) iPhone yang ia jalankan.
“Saya tanya, ada syarat jadi reseller nggak. Katanya, pakai sistem kepercayaan saja. Karena ia teman dekat, jadi saya merasa percaya saja ke mereka. Jika ada yang mau PO ke saya, saya harus full payment dulu ke mereka, barang diproses maksimal 14 hari kerja,” lanjut Lina.
Maka setujulah Lina menjadi reseller PO iPhone Si Kembar ini pada 2020.
Iming-iming iPhone murah
Salah satu faktor yang membuat Lina tertarik untuk menjadi reseller langsung dari Rihana dan Rihani adalah harga yang dijual ke pembeli jauh lebih murah dari harga resmi. Bahkan Lina juga memiliki ‘anak’ reseller yang dibawahinya.
“Selisih Rp2 juta sampai 5 juta [lebih murah], sangat mungkin,” ujarnya.
Musim PO iPhone pertama yang dijalankan Lina adalah saat musim peluncuran iPhone 12 Series. Transaksi pertamanya memakan waktu tunggu dua minggu sampai barangnya tiba.
Ia mengaku, saat masa penjualan seri iPhone 12 di 2020 semuanya masih berjalan normal dengan rata-rata produk datang dalam kurun dua pekan saja. Jika ada keterlambatan, biasanya maksimal sebulan saja.
“Kalau diakumulasi semua dari pendapatan saya sebagai reseller, bisa terbeli satu mobil baru mungkin ya,” kata Lina saat ditanya soal keuntungannya.
View this post on Instagram
Pemesanan 400 unit iPhone 13 yang bodong
Waktu berlalu, tren seri iPhone 12 pun kemudian beralih ke seri iPhone 13 di 2021. Lina mengaku, masa PO iPhone 13 adalah puncak dari terkuaknya bisnis bodong dari Si Kembar Rihana-Rihani.
“Open PO iPhone 13 itu menjadi puncaknya. Karena orderan banyak, Rihana Rihani menjanjikan tujuh sampai delapan pekan masa tunggu sampai barang datang. Kala itu saya menerima banyak PO, sekitar 400 unit, ada promo free AirPods juga. Jadi saya minta didahulukan. 400 unit itu saya payment duluan ke mereka,” tutur Lina.
PO iPhone seri iPhone 13 dilakukan pada 13 November 2021, sedangkan Si Kembar Rihana Rihani menjanjikan barang tiba pada 7 Desember 2021.
Benar saja, waktu yang dijanjikan ternyata molor. Di hari yang dijanjikan, produk iPhone 13 yang telah dipesan tak kunjung datang. Tak heran jika banyak pembelinya meminta refund. Lina terpaksa menggantinya.
Bagi pembeli yang masih bersabar menunggu, nahasnya produk seri iPhone 13 yang mereka pesan tersebut memang tidak datang hingga Maret-April 2022.
“Setiap bertanya ke mereka, jawabannya selalu mengulur waktu dan menjanjikan tanggal baru. Sempat ada beberapa unit yang datang, tapi hanya 10. Nanti yang datang 10 unit lagi, seperti dicicil. Jadi memang masih banyak iPhone 13 yang nyangkut belum ditepati,” sambung Lina.
Lina kemudian merasa ada yang tidak beres dan merasa ditipu. Rihana dan Rihani sempat mengumpulkan para reseller dan bercerita kendala yang sedang terjadi. Ia mengaku bahwa dipanggil pihak Erajaya dan mengatakan ada sahabatnya yang mau membantu mengganti refund.
“Padahal itu hanya drama saja. Ia bilang temannya ini rela mengganti Rp27 miliar untuk refund. Kemudian pada akhir Mei 2021, kami kembali berkumpul, bukannya mendapatkan refund tersebut, tapi mendapat drama lainnya yang intinya sahabat Rihani Rihana ini tidak mau bantu refund,” terangnya.
Total kerugian sentuh Rp6,4 miliar
Setelah urusan refund tidak menghasilkan titik terang, Lina langsung menutup toko onlinenya dan melaporkan penipuan ini ke polisi. Dari laporannya, tercatat ada kerugian Rp5,2 miliar di Polda, serta Rp1,2 miliar di Polres Tangerang Selatan.
Jadi, total kerugian yang dialami Lina mencapai Rp6,4 miliar.
“Awalnya masih ragu untuk melapor polisi karena kami diancam terus, kalau lapor tidak akan dapat refund. Tapi akhirnya saya tetap melapor biar kasus ini diusut. Saat ini kami para korban juga sudah sampai di tahap ke Polda Metro Jaya. kami harap bisa sampai ke Bareskrim supaya keberadaan mereka bisa dilacak,” kata Lina.
Hingga saat ini, keberadaan Rihana dan Rihani masih belum bisa dideteksi secara pasti. Pun begitu dengan keluarga besarnya.