Home
/
Travel

Kisah Pendaki Asal Tegal Selamat dari Badai Salju Pegunungan Himalaya

Kisah Pendaki Asal Tegal Selamat dari Badai Salju Pegunungan Himalaya
PanturaPost16 December 2018
Bagikan :

Badai salju dahsyat melanda puncak salah satu pegunungan Himalaya di Nepal, 12 Desember 2018. Badai salju selama 9 jam dari pukul 14.00 sampai jam 23.00 waktu Nepal. Dua pendaki Indonesia asal Tegal, Jawa Tengah, selamat dan berhasil dievakuasi.

Keduanya adalah Utung Budi Pranomo (38 tahun), dari Kecamatan Bumijawa, dan Syamsul Fauzan (34), dari Tuwel Bojong. Mereka tergabung dalam sebuah tim ekspedisi yang terdiri dari berbagai negara seperti Inggris, Belanda, Nepal, dan Prancis. 

“Kami dapat kesempatan untuk mendaki gunung Himalaya selama 12 hari. Berangkat 4 Desember 2018 dan berencana pulang ke Indonesia pada 21 Desember. Saya dapat kesempatan dari Super Friend Tegal Djarum Adventure,” kata Untung saat dihubungi Panturapost.id, Sabtu, 15 Desember 2018.

Untung dan Syamsul, adalah warga Tegal yang aktif di komunitas pencinta alam Galas Adventure. Keduanya memang sudah malang melintang dalam dunia pendakian gunung. Beberapa gunung sudah ditaklukkan. Di antaranya adalah sebagian besar pulau Sumatera, Jawa, Bali, Gunung Kerinci, Bukit Barisan, Gunung Rinjani, Gunung Tambora, Gunung Agung. Lalu gunung di luar negeri seperti Kinabalu Malaysia, Anapurna, Katmandhu, Thourangla Nepal.

“Untuk pendakian ini, persiapan kita selama kurang lebih satu tahun. Dalam persiapan satu tahun latihan fisik dan mental saja,” ujar Untung.

Untung dan Syamsul mulai mendaki bersama tim berangkat mendaki dari pukul 07.00 sampai pukul 16.00 waktu setempat. Setiap hari mereka melakukan perjalanan selama 8 jam. Setiap malam mereka istirahat.  

Saat mendaki, keduanya terkendala dengan suhu yang berbeda. Mereka yang terbiasa hidup di suhu tropis mengaku tak terbiasa dengan tisu. “Beda dengan temen-teman dari eropa yang sudah terbiasa dengan winter. Kami sering mengalami kram saat pendakian. Ini karena suhunya mencapai -35°C,” ujar Untung. 

Meski begitu, keduanya akhirnya bisa sampai puncak nepal pada 12 Desember 2018 sekitar pukul 13.00 waktu Nepal. Di salah satu puncak Humalaya bernama Thorong La Pass di ketinggian 5.416 Mdpl, mereka hanya bertahan sekitar 5 menit, karena suhunya yang sangat dingin. 

Sekitar satu jam perjalanan turun, mereka bersama tim ekspedisi tiba-tiba terkena badai salju. Durasinya cukup panjang yakni sekitar 9 jam. “Kami dikejar-kejar badai salju. Tim kita terpisah-terpisah jalan. Sudah hilang ketutup salju,” katanya.

Saat itulah, Untung mencoba bertahan hidup. Dengan suhu yang sangat dingin dia berusaha bertahan, sambil menunggu bantuan datang. Untung sempat dinyatakan hilang dan sudah dilaporkan ke KBRI di Bangladesh. “Dan pada akhirnya pada pukul jam 23.00 waktu setempat, dengan kondisi yang sudah kedinginan akhirnya kami berhasil menggunakan helikopter oleh Tim SAR Himalaya Nepal,” kisahnya.  

Untung, Syamsul, dan beberapa tim ekspedisi lainnya dievakuasi ke Base Camp Jomsom. “Sekarang kita masih di base camp di ketinggian 3.800 Mdpl. Sambil menunggu peserta yang lain. Temen kita dari Belanda dan Inggris sampai sekarang masih dinyatakan hilang karena belum ketemu.”

______

Reporter: Bentar
Editor: Muhammad Irsyam Faiz

populerRelated Article