Krisis Belum Berlalu, Amazon PHK Lagi 9.000 Karyawan
Ilustrasi foto: David Becker/GettyImages
Uzone.id - Badai krisis di perusahaan teknologi sebenarnya sudah dimulai pada tahun lalu, dan hingga awal tahun ini raksasa teknologi dunia terus memangkas jumlah karyawan mereka.
Terbaru, perusahaan milik Jeff Bezos, Amazon, akan PHK karyawan mereka untuk kedua kalinya selama awal tahun ini. Dalam memo yang dibagikan, sebanyak 9.000 orang akan dipangkas dalam beberapa minggu yang akan datang.Hal ini disampaikan oleh Chief Amazon, Andy Jassy dalam sebuah memo yang dibagikan kepada staff perusahaan.
Mengutip dari Engadget, Selasa (21/03), menurut memo tersebut, pengurangan karyawan ini akan berpengaruh pada divisi platform Twitch, periklanan, dan cloud computing mereka, yaitu Amazon Web Services (AWS).
Aplikasi streaming Twitch diketahui akan memangkas ratusan karyawan mereka satu hari setelah sang CEO, Emmett Shear memutuskan untuk undur diri.
Terkait pemangkasan ini, Amazon mengatakan kalau pihaknya takkan memberitahu karyawan mana saja yang terkena PHK hingga pertengahan atau akhir April nanti.
Sama seperti alasan perusahaan lainnya, ekonomi yang tidak pasti menjadi salah satu faktor mereka melakukan pemangkasan karyawan, perusahaan juga ingin menjadi ‘lebih ramping’ sambil tetap memiliki sumber daya untuk berinvestasi dalam pengalaman yang lebih baik.
Jassy mengatakan kalau perluasan PHK ini mengikuti 'fase kedua' dari perencanaan operasional yang berfokus pada pemangkasan biaya.
Amazon menjanjikan uang pesangon beserta beberapa benefit lainnya seperti perlindungan asuransi kesehatan transisi dan membantu mencari pekerjaan di tempat lain bagi mereka yang terdampak pemangkasan karyawan ini.
Sebelumnya, Amazon sudah lebih dulu memangkas 10 ribu karyawan pada bulan November tahun lalu dan 8 ribu karyawan pada bulan Januari kemarin. Jika dikalkulasikan, jumlah karyawan yang telah dipangkas perusahaan tersebut mencapai 27 ribu karyawan.
Semenjak tahun lalu, Amazon telah menutup beberapa toko fisiknya dan menutup beberapa unit bisnis sebagai akibat dari peralihan masa pandemi ke pra-pandemi, keadaan ekonomi juga menjadi salah satu alasan perusahaan untuk menutup toko mereka.