Layanan Berlangganan Berhenti, Zomato Indonesia Tutup?
Ilustrasi. (Foto: www.zomato.com)
Uzone.id - Startup layanan pengiriman makanan asal India, Zomato menghentikan operasi layanan berlangganan Zomato Pro di Indonesia. Seperti dikutip Uzone.id dari Tech in Asia, penghentian tersebut juga terjadi di Filipina.Zomato juga diberitakan telah menutup operasional di Indonesia. Meski demikian, belum ada pernyataan resmi dari perusahaan terkait hal ini. Satu-satunya informasi berasal dari akun Twitter resmi Zomato Indonesia (@ZomatoID).
Baca juga: Evos Esports Dapat Suntikan Dana Sekitar Rp176 Miliar
Akun tersebut telah membuat sebuah utas tentang refund (pengembalian dana) untuk layanan Zomato Pro pada Minggu (18/10/2020).
“Halo foodie! Untuk pengembalian dana/refund pro akan dilakukan pada 15-30 hari kerja ya. Kamu akan menerima dana membership kamu kembali sesuai yang tertera pada email/ aplikasi melalui account (debit/credit) yang kamu gunakan untuk membeli membership gold/pro,” tulis akun Twitter @ZomatoID.
Menurut Tech in Asia, sebelum dikenal sebagai Zomato Gold, Zomato Pro adalah layanan berlangganan yang memungkinkan pengguna memanfaatkan penawaran makan dan pengiriman eksklusif dari berbagai restoran, kafe, dan bar. Meskipun layanan ini telah dihentikan, Zomato akan tetap mengizinkan pengguna untuk menemukan dan mengulas restoran di Indonesia dan Filipina.
Baca juga: Zomato Berencana IPO di Pertengahan 2021, Menanti Merger Juga
Warganet juga membagikan kekecewaan mereka tentang penghentian layanan Zomato Pro di Twitter. Ada pula warganet yang membagikan screenshot email soal pengembalian dana dari Zomato.
sebelumnya, Zomato berencana untuk melaksanakan IPO pada pertengahan pertama tahun 2021. Zomato dikabarkan sudah mendapat dukungan dari para investor.
Seperti dikutip Uzone.id dari Reuters, dalam sebuah email internal yang ditujukan kepada karyawan, CEO Zomato Deepinder Goyal mengumumkan rencana perusahaan untuk melakukan IPO kepada seluruh jajaran yang ada. Penawaran saham ke publik itu akan dilakukan di paruh pertama tahun depan. Mereka juga mengatakan tak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk melakukan merger atau akuisisi.