Luhut Sesumbar BTS Gak Diperlukan karena Ada Starlink, Apa Kata ATSI?
Uzone.id – Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa kehadiran layanan internet milik Elon Musk, Starlink, membuat BTS tidak diperlukan lagi. Hal ini disampaikan Luhut dalam sebuah acara pada Jumat, (07/06).
“Kalau kita BTS-BTS itu, sekarang nggak perlu ada BTS. Kan udah ada Starlink,” ujarnya dikutip Senin, (10/06).Menanggapi klaim ini, Sekjen ATSI (Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia), Marwan O. Baasir menyebut bahwa saat ini BTS masih tetap dibutuhkan, bahkan di tengah kehadiran Starlink.
“Kalau lihat sekarang ya, nyatanya masih butuh BTS. (BTS) masih dibutuhkan masyarakat, nyatanya kan belum tersedia komunikasi yang mumpuni,” kata Marwan ditemui dalam acara Sharing Session tentang Spektrum Frekuensi di Kantor XL Axiata, Senin, (10/06).
Ia melanjutkan, “Mungkin pernyataan beliau menurut bayangan saya, mungkin karena berkaitan dengan desa.”
Terlepas dari itu, Marwan menjelaskan bahwa kehadiran BTS dan Starlink sama-sama dibutuhkan di Indonesia untuk akses internet.
“Kalau menurut kami ATSI, ini berdampingan dengan industri yang ada sekarang ditambah hadirnya Starlink. Starlink itu pelengkap untuk backhaul,” tambahnya.
Kehadiran Starlink di Indonesia memang menjadi angin segar sekaligus menjadi pesaing baru untuk operator seluler di Indonesia. Meskipun Starlink ‘diarahkan’ untuk digunakan di wilayah 3T, namun nyatanya Starlink sekarang banyak dipakai oleh masyarakat perkotaan.
Dengan kehadiran PT Starlink Service Indonesia ini, terdapat 3 pilihan internet yang bisa dipilih saat ini, yaitu internet seluler, fixed broadband, dan internet satelit.
Masing-masing jaringan internet ini sudah punya peran dan target masing-masing. Maka dari itu, kehadiran internet satelit menjadi pelengkap jaringan internet di Indonesia dengan harapan bisa menjangkau ke wilayah yang tidak tersentuh oleh Satria-1, operator seluler, dan fixed broadband.
Menurut Doni Ismanto, pendiri Indotelko Forum dalam acara Uzone Talks, jaringan internet satelit seperti Starlink ini cocok menjadi ‘backup’ internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang tidak terjangkau oleh internet seluler, fixed broadband dan satelit Satria-1 atau daerah Indonesia Timur.