Marsha Timothy Tertantang Jadi Sosok yang tak Cengeng
Marsha Timothy, yang menjadi tokoh utama dalam film Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak, mengaku banyak tantangan yang harus dilewati dalam memerankan sosok Marlina. Namun yang paling sulit, kata dia, adalah bagaimana menjadi sosok perempuan yang tidak 'cengeng' dalam menghadapi kekerasan terhadap dirinya.
Dalam film tersebut, Marlina memang menjadi sosok tegar sekaligus pemberani. Namun, dirinya tidak boleh meluapkan emosi apalagi menangi saat dirampok maupun ketika hendak diperkosa. ''Dari sutradara memang menginginkan karakter perempuan yang tidak mengeluarkan emosi yang meluap-meluap,'' ucap Marsha, usai pemutaran film, Kamis (9/11), malam.
Menurut dia, justru di situlah letak kesulitan memerankan sosok Marlina. Sebab, menjadi tantangan tersendiri jika seseorang dirampok dan diperkosa namun tidak boleh nangis atau pun cengeng.
Untuk bisa menyelami sosok Marlina, ia mengaku melakukan riset selama tiga bulan. Bahkan dengan mengikuti workshop, belajar dialek orang Sumba, dengan bergaul dengan ibu-bu lokal. Hal tersebut dilakukan untuk lebih mendalami perempuan Sumba.
''Itu banyak membantu setelah sering ngobrol, feel-nya dapet banget,'' jelasnya.
Selain mesti menghadapi tantangan memerankan sosok Marlina, hal lain yang dinilai berat dari pembuatan film ini adalah cuaca yang cukup ekstrem di Sumba. Ia menuturkan, di hari pertama shooting film ini, mengambil lokasi cukup jauh dari peninapan.
''Kami harus berangkat jam 3 pagi dari penginapan. Di sana tempatnya berdebu dan anginnya kencang banget,'' kenang Marsha.
Tapi, segala tantangan yang harus dilewatinya itu justru terbayarkan ketika film bergenre Western ini mendapat penghargaan di Sitges lnternational Fantastic Film Festival.