Mei 2020: Titik Nadir Industri Otomotif dan Harapan pada New Normal
Uzone.id - Sejak pandemi Covid-19, penjualan otomotif anjlok. Bahkan sejak krisis 1998, industri otomotif Indonesia belum pernah terkena hantaman seterpuruk saat ini.
Mulai mewabah masal akhir tahun lalu, kemudian sampai di Indonesia pada Maret, banyak pihak langsung memprediksi industri otomotif nasional bakal kedodoran menghadapi efek dari pandemi.Benar saja, perlahan tapi pasti, periode April sudah menunjukkan penurunan performa penjualan hampir semua pabrikan di Indonesia.
Pada fase tersebut, beberapa pabrik mulai berhenti sementara prduksinya, sejumlah diler terpaksa ditutup dan pabrikan hanya bisa mengandalkan saluran online untuk mengedukasi dan menginformasikan terkait dengan produknya.
Baca juga: Dua Versi Toyota Fortuner Terbaru
Sampai akhir April, pandemi belum mereda malah semakin meenjadi. Tak heran sejumlah pihak memprediksi kalau Mei penjualan mobil nasional akan beneran babak belur.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ( Gaikindo) melaporkan, penjualan mobil di Indonesia pada Mei 2020 hanya mencapai 17.083 unit, turun longsor 82 persen dari pencapaian Mei 2019 yaitu 93.881 unit.
Sementara dari pabrik ke diler lebih parah lagi, ambles 95 persen, dari 84.109 unit menjadi 3.551 unit selama Mei 2020.
Momen Lebaran dan tradisi mudik pun tak bisa lagi berbuat banyak untuk mendongkrak penjualan mobil nasional. Sederhananya, jangankan mau lebaran beli mobil, mau lebaran aja gak bisa mudik.
Angka penjualan tersebut juga turun hingga 54 persen bila dibandingkan dengan penjualan selama April 2020 dengan capaian 7.868 unit (wholesales) dan 24.273 unit (retail).
Sedangkan kalau dilihat secara tahunan, pun sama, terjadi penurunan mencapai 41 persen dari periode yang sama tahun lalu (Januari - Mei) dengan penjualan sebanyak 248.310 unit dari sebelumnya 422.497 unit.
"Sudah terprediksi kemungkinan besar penjualan mobil Mei akan tetap menurun. Bahkan, bisa lebih rendah dibanding April. Meski demikian, kita tetap optimis di semester II mulai recovery," kata Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi.
Namun ditengah titik nadir ini, selalu muncl harapan-harapan baru industri otomotif bisa kembali bangkit, apalagi kalau berkaca pada beberapa negara lain yang sudah melewati fase kritis dari pandemi.
Mulai seliwerannya berbagai bocoran mobil-mobil baru, sampai pengumuman pameran GIIAS 2020 tetap akan berlangsung meski mundur ke Oktober, adalah salah satu indikator industri butuh rangsangan untuk bangun kembali.
Dan harapan tersebut ada pada istilah yang sering disebut-sebut; New Normal.
Bisnis kendaraan bermotor diprediksi kembali bergairah saat PSBB transisi di masa-masa jelang new normal. Dimana masyarakat bisa sedikit lebih bebas melaukan mobilitas meski tetap dengan protokol kesehatan ketat.
"Diharapkan dengan adanya PSBB transisi yang diterapkan oleh gubernur, mudah-mudahan kita akan cepat pulih," kata Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro.
Berdasarkan data internal perseroan, pergerakan pasar otomotif pada Juni 2020 cukup baik, "Pergerakannya ini cukup baik, sudah naik dibandingkan Mei," tutupnya.
Kondisi new normal, dimana kebebasan mobilitas tetap memperhatikan jaga jarak fisik, bakal memaksa masyarakat untuk membeli mobil lagi, karena pemerintah belum bisa memenuhi transportasi massal yang saat ini gak sekedar nyaman, tapi juga aman dan sehat.
VIDEO Review Suzuki Karimun Wagon R GS AGS