Memahami Sejarah dan Teknologi Jam Tangan Pria
Ilustrasi jam tangan (Unsplash.com)
Uzone.id - Bagi sebagian besar pria, jam tangan saat ini bukan hanya menjadi aksesori pelengkap outfit-nya sehari-hari. Selain untuk memperhatikan waktu, jam tangan pria saat ini bisa menjadi penanda prestise atau status seseorang.Pria di masa sekarang mengenakan jam tangan dengan beragam tujuan. Bisa untuk sekadar untuk memperhatikan waktu, dalam rangka memperoleh status, memenuhi kebutuhan fashion, serta membeli jam tangan dengan tujuan berinvestasi.
Sebagai informasi, jam tangan adalah sebuah perkembangan dari jam saku yang sudah terlebih dahulu muncul. Konsep jam tangan sendiri sudah hadir sejak abad ke-16 berupa "jam lengan" pemberian Robert Dudley kepada Ratu Elizabeth I dari Inggris.
Meski begitu, sebagian besar masyarakat menganggap bahwa pencipta jam tangan pertama adalah Abraham-Louis Breguet untuk Caroline Murat, saudari Napoleon dan ratu Napoli. Sebelumnya, jam tangan hanya dikenakan oleh para wanita sebagai aksesori saja seperti gelang. Setelah itu, kemudian mulai bermunculan jam tangan untuk pria menggantikan jam saku mengingat kepraktisannya untuk aktivitas, contohnya yang digunakan pada tentara dan pilot.
Pada awalnya, jam tangan pria dirancang dari jam saku dengan gelang atau strap kulit. Semenjak Perang Dunia I, jam tangan menjadi punya peran penting di medan perang untuk mengkoordinasikan taktik dan strategi, serta banyak pria yang terjun menjadi tentara.
Baca juga: Yuk, seru-seruan di Kampus Telkom
Popularitas jam tangan di kalangan pria pun semakin besar. Mulai tahun 1923, John Harwood menciptakan jam tangan dengan automatic winding pertama, yang memudahkan pemakai sehingga tidak perlu melakukan winding pada jam secara manual terus-menerus.
Pada tahun 1957, jam elektrik pertama diproduksi dan diperkenalkan pertama kali di dunia oleh Hamilton Watch Company, sebuah produsen jam asal Lancaster, Pennsylvania, AS (sekarang sudah di bawah Swatch Group).
Saat itu, akurasi jam masih bergantung pada balance wheel/kumparan penyeimbang yang mekanismenya masih tradisional layaknya jam mekanikal pada umumnya. Hal itu menyebabkan akurasi jam elektrik menjadi tidak jauh berbeda dengan jam-jam yang beredar saat itu.
Meski begitu, kemunculan jam elektrik ini disambut meriah oleh masyarakat luas karena tidak lagi harus memutar jam (pada jam kuno, untuk mengoperasikannya diperlukan kunci putar untuk memutar jam agar tetap beroperasi). Jam ini akan berhenti beroperasi ketika permukaan penghantar elektriknya (coil) berkarat. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Hamilton hingga mekanisme jam diperbarui pada tahun 1961.
Baca juga: 5 Fakta Seru Qlue, Startup Lokal yang Pernah Jadi Andalan Jakarta
Ketika itu, Bulova juga mengembangkan teknologi jam yang menggunakan mekanisme getaran tuning fork/garpu tala (plat berbentuk "U") untuk menjaga akurasi jam. Hal ini menggiring Bulova pada kesuksesan produknya yaitu Accutron, yang pertama kali diperkenalkan dan di jual si tahun 1960 dan memiliki akurasi yang lebih baik.
Hal ini terkait dengan proyek Bulova bersama NASA untuk penunjuk waktu di dalam kendaraan antariksa pada peluncuran Mercury serta Apollo yang mendaratkan manusia pertama di Bulan. Accutron juga menyelesaikan masalah penghantar elektrik dengan diperkenalkannya transistor yang membuat jam dapat beroperasi lebih lama.
Ini tentunya menjadi menarik perhatian para produsen jam di Swiss. Bahkan, mereka merasa terancam dapat digeser oleh Bulova sebagai produsen alat penentu waktu yang paling akurat. Para produsen jam tersebut berinisiatif membiayai sebuah penelitian di sebuah laboratorium bernama Center Electronique Horloger (CEH), sekarang bernama Centre Suisse d'Electronique et Microtechnique (CESM).
Penelitian ini punya fokus untuk menciptakan jam tangan dengan quartz sebagai pengatur akurasi jam. Sebelumnya, kristal quartz ini sudah dipakai pada jam berukuran besar, tetapi belum diaplikasikan pada jam tangan. Pada tahun 1967, CEH akhirnya menciptakan prototipe jam tangan quartz yang pertama, lalu kemudian Seiko menciptakan Quartz-Astron sebagai jam tangan quartz pertama yang dijual secara komersil.
Pada awalnya, penjualan jam tangan quartz pertama tidak mendapat sambutan hangat oleh masyarakat. Selain karena harga awalnya yang mahal, desain permukaan belakang jam quartz yang cembung membuat pemakainya merasa tidak nyaman ketika mengenakannya.
Hal ini membuat jam tangan quartz akhirnya ditarik dari pasar setelah diproduksi sekitar 100 buah. Seiring waktu, dengan meningkatnya produksi jam tangan quartz, ditambah lagi dengan berbagai kelebihan quartz dibanding jam mekanikal biasa mulai disambut baik oleh publik.
Teknologi jam tangan quartz pun semakin dikenal dan pada tahun 1970 dan makin banyak produsen jam di Jepang dan Amerika Serikat mengikuti langkah Seiko.
Di era sekarang, mulai bermunculan jam tangan digital dari berbagai produsen. Industri jam tangan Swiss yang terkesan enggan untuk mengikuti tren quartz pun pada akhirnya semakin tergerus oleh industri jam tangan quartz yang memunculkan suatu era yang disebut quartz revolution/quartz crisis.
Pada akhirnya, industri jam tangan Swiss kembali bangkit di medio akhir tahun 80-an hingga akhir 90-an dengan munculnya Swatch serta kembali populernya jam mekanikal. Saat ini, meski jam tangan quartz tetap mendominasi populasi jam tangan yang beredar, jam tangan mekanikal tetap diminati, terutama pada segmen-segmen eksklusif.
Sebagai informasi, ada dua jenis jam tangan yang beredar di pasaran saat ini yaitu jam analog dan jam digital. Jam analog merupakan jam tangan yang menunjukkan waktu menggunakan jarum detik (second hand), menit (minute hand), dan jam (hour hand).
Beberapa jam juga dikenal mempunyai fitur penunjuk waktu kedua (second time zone) dan waktu Greenwich (Greenwich Mean Time/GMT) dengan tambahan satu jarum khusus sebagai petunjuk jam. Kalender pun biasanya menjadi fitur yang disematkan pada jam analog. Secara umum, jam analog terbilang lebih mudah dibaca meski hanya dilihat sekilas.
Jam tangan digital adalah jam yang menggunakan tampilan melalui LCD (liquid crystal display). Jam ini menunjukkan waktu menggunakan teks angka (alpha-numeric). Dengan tampilan tersebut, jam digital mampu menunjukkan secara detil mulai dari jam, menit, hingga detik. Selain itu, ada juga jam tangan yang merupakan kombinasi analog dan digital. Jam ini biasa disebut Combi Watch.
Nah, berikut ini adalah beberapa motivasi pria dalam menggunakan jam tangan:
- Jam Tangan Bagi Pria Punya Nilai Sentimental
Jam tangan buat kaum pria layaknya aneka potongan pusaka sehingga dapat memiliki ingatan kuat yang melekat padanya. Misalnya, jam tangan bisa menjadi pengingat atas penjualan terbesar yang pernah ada atau dapat mengingatkan kamu tentang kakek buyut sebagai pemilik asli jam (warisan). Kamu akan mengingat legacy tentang jam tangan tersebut saat memakainya.
Mengapa jam tangan? Tentu ada banyak alasan karena ada pria yang menggunakan jam tangan tersebut disebabkan mempunyai arti tertentu baginya. Kamu akan memahami bahwa jam tangan pria lebih dari sekadar arloji ataupun. Jam tangan adalah simbol dari warisan serta potongan-potongan sejarah hidup.
- Jam Tangan dapat Mengekpresikan Gaya dari Pria Tersebut
Jam tangan merupakan jalan alternatif bagi kamu yang ingin berdiri keluar dari kerumunan dan mengekspresikan gaya pribadi. Dengan mengenakan jam tangan bermerek dan punya desain elegan juga dapat meningkatkan kamu agar tampak lebih maskulin sekaligus menjadi penanda kesuksesan diri.
Saat ini, kaum pria mempunyai begitu banyak pilihan ketika ingin memilih jenis dan model jam tangan yang ingin dikenakan, mulai dari jam tangan olahraga, jam saku, smart watch, jam tangan tourbillon, serta masih banyak lainnya.
Beragam pilihan yang hadir pun akan mempermudah kamu dalam mengenakan jam tangan sesuai outfit dan kondisi saat beraktivitas. Contohnya, kamu dapat mengenakan jam tangan sesuai pakaian yang kamu kenakan dengan band metal favorit atau dengan semua warna strap kulit yang berbeda.
Kamu juga dapat mengubah warna logam pada tali jam tangan. Apakah kamu lebih suka jam emas atau perak sesuai dengan kepribadian? Ada banyak cara yang dapat dilakukan saat mengekspresikan diri dengan mengenakan jam tangan ketika menjalani berbagai aktivitas.
- Ketika Mengenakan Jam Tangan, Kamu akan Mendapatkan Pujian
Ketika kamu mengenakan jam tangan, biasanya teman-teman di sekitar kamu pasti akan meliriknya lalu langsung melontarkan pujian. Hal ini menjadi sesuatu yang telah dikondisikan untuk diidentifikasi.
Ketika seseorang melihat kamu menggunakan jam tangan yang bagus, mereka akan berpikir untuk memakainya juga. Seringkali orang di sekitarmu akan mengatakan sesuatu, bahkan sesederhana pujian bahwa jam yang kamu kenakan itu bagus dan berkelas. Dengan mengenakan jam tangan dan mendapatkan pujian, kamu akan termotivasi ketika menjalani berbagai aktivitas sehari-hari.
- Mengenakan Jam Tangan dapat Memulai Sebuah Percakapan
Meski tidak banyak yang menyadarinya, ternyata ketika mengenakan jam tangan justru dapat mendorong terjadinya percakapan dengan orang sekitar. Ketika jam tangan yang kamu kenakan disukai oleh orang-orang sekitar, kamu akan melihatnya dan bertanya seputar hal tersebut.
Ini tentunya bisa menjadi percakapan alami buat kamu dan orang-orang sekitar. Biasanya, percakapan ini dimulai dengan pujian dan pertanyaan seputar jam yang kamu kenakan tersebut. Percakapan ini juga bisa berlanjut ke hal-hal lainnya, bahkan (mungkin) dengan orang yang kamu sukai. Hal itu bisa berawal dari percakapan seputar jam tangan yang kamu kenakan.
- Jam Tangan dapat Mencegah Terjadinya Distraksi
Ketika mengenakan jam tangan, kamu bisa melihat waktu dan tidak ada hal yang lainnya. Lain halnya jika memakai jam tangan aviator, kamu mungkin mendapatkan beberapa zona waktu tambahan. Ini tentunya sangat membantu ketika kamu menjalani long distance relationship (LDR).
Hal ini jelas berbeda seperti ketika kamu mengecek smartphone. Ketika melihat smartphone, kamu bisa melihat waktu, pesan, pemberitahuan media sosial (Facebook, Instagram, Twitter), sekumpulan email, jadwal diskon, dan yang lainnya.
Setengah jam kemudian, kamu mungkin sudah ‘terlarut’ dengan menonton video di YouTube serta melupakan tujuan awal yang hanya untuk memeriksa waktu. Karena itu, dengan memeriksa waktu lewat jam tangan akan menghindarkan kamu terdiktrasi dari hal-hal lain yang dapat kamu habiskan di dunia maya.
Dengan jam tangan, kamu juga dapat memeriksa waktu tanpa mengalihkan perhatian orang lain. Hal ini jelas berguna ketika ingin memeriksa waktu saat berada di rapat penting. Jika memeriksa waktu menggunakan smartphone, kamu harus menariknya dari saku untuk melihatnya sehingga semua orang ruangan ruang tersebut akan menyadari betapa bosannya kamu ketika berada di rapat tersebut.
Selain menimbulkan kesan yang buruk ketika memeriksa waktu lewat smartphone, kamu juga pasti akan tergoda untuk memeriksa notifikasi yang muncul. Karena itu, dengan mengenakan jam tangan, kamu bisa memeriksa waktu dengan cara yang lebih ‘halus’ tanpa mengganggu orang-orang di sekitar.