Menanti Transportasi Publik yang Murah dan Hijau di Era Menhub Baru
Uzone.id - Budi Karya Sumadi mengakhiri masa jabatannya sebagai Menteri Perhubungan (Menhub). Dudi Purwagandhi pun sudah ditunjuk sebagai pengganti.
Kami pun menantikan gebrakan baru dari Menhub Dudy Purwagandhi untuk menghadirkan transportasi publik yang murah, juga ramah lingkungan.Dudy Purwagandhi adalah salah satu komisaris perusahaan pelat merah, PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN.
Sebelum menjabat sebagai komisaris, Dudy sempat menduduki jabatan Direktur di PT Johnlin Air Transport dan PT Johnlin Marine Trans.
Kedua perusahaan tersebut masing-masing bergerak di bidang transportasi, tepatnya maskapai penerbangan regional dan transportasi laut atau pelayaran.
Ia memiliki pengalaman di sejumlah posisi di antaranya Direktur Seacons Trading Limited, Singapore (2011-2020), Staf Khusus Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (2018-2019), dan Komisaris PT Satui Terminal Utama (2015-2019).
Kemudian Direktur PT Dua Samudera Perkasa (2009-2011), Direktur PT Jhonlin Marine Trans (2008-2009), Direktur PT Jhonlin Air Transport (2008-2009). Kedua perusahaan itu merupakan milik Haji Isam.
Ia juga pernah menjadi Staff of Assistant BOD PT Tri Usaha Bhakti Truba (Holding) (1997-2004).
Da pernah menjabat sebagai Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju (2019) yang mengusung pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin.
"Kepada menteri baru nanti selamat bekerja Insyaallah mendapat keberhasilan, sejalan dengan keberlanjutan pemerintah; estafet untuk membangun konektivitas, meningkatkan keselamatan, dan pelayanan transportasi akan terus berlanjut," ujar Budi saat perpisahan dengan jajaran kementeriannya, dikutip Uzone.id
Sektor transportasi di Indonesia memegang peranan sangat vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat.
Terlebih lagi, dalam dinamika kepemimpinan Prabowo Subianto, pembenahan sistem transportasi nasional harusnya menjadi salah satu agenda prioritas. Mengingat tantangan yang dihadapi cukup kompleks, maka penanganan strategis dan komprehensif sangat diperlukan.
Menurut Dr. Eng. IB Ilham Malik, Ketua Prodi Perencanaan Wilayah & Kota ITERA, mengungkap, ada beberapa tantangan utama yang akan dihadapi.
Misalnya, pertama; soal kemacetan dan kepadatan lalu lintas. Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya menghadapi masalah kemacetan parah.
Jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat tanpa diimbangi dengan infrastruktur pendukung menjadi penyebab utama.
Kedua; soal keterbatasan infrastruktur transportasi. Infrastruktur yang ada, seperti jalan tol dan jalan umum, banyak yang belum memadai atau mengalami kerusakan.
Hal ini diperparah dengan keterbatasan jaringan angkutan umum yang masih kurang tersebar luas.
Ketiga; soal keselamatan dan keamanan. Tingkat kecelakaan di jalan raya serta isu keselamatan dalam transportasi laut dan udara masih menjadi perhatian serius.
Standar keselamatan yang kurang tegas dan pengawasan yang seringkali lalai juga menjadi tantangan.
Keempat; ketidakseimbangan transportasi antarwilayah. Ini adalah isu serius. Konektivitas antara daerah satu dengan lainnya, terutama di luar Jawa, masih belum optimal. Daerah terpencil atau terluar sering kali kesulitan mendapatkan akses transportasi yang efisien dan terjangkau.
Terakhir, keenam; soal dampak perilaku transportasi terhadap kondisi lingkungan dan polusi yang ditimbulkannya. Emisi gas rumah kaca akibat kendaraan yang tidak ramah lingkungan berdampak negatif pada kualitas udara dan kesehatan masyarakat.