Mengenal Aplikasi Kencan Hoop, ‘Tindernya’ Snapchat
-
Uzone.id -- Netizen yang sangat aktif di dunia internet mungkin tahu betul tentang keberadaan Hoop, aplikasi kencan online yang terintegrasi dengan media sosial Snapchat, namun ternyata tak sedikit yang belum pernah dengar Hoop. Apa bedanya dengan aplikasi kencan terkenal seperti Tinder?
Ibarat film, Hoop adalah produk ‘blockbuster’ dari Snap Kit, platform dari Snapchat untuk para developer agar dapat mengembangkan aplikasinya menggunakan fitur atau layanan yang ada di dalam platform Snapchat. Per Februari 2020, Hoop mendulang sekitar 2,5 juta download skala global dan berada di urutan kedua App Store sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh.Di balik Hoop, ada startup asal Prancis yang mengembangkannya bernama Dazz.
Pendiri Dazz, Lucas Gervais dan Alexi Pourret mengungkapkan bahwa ide pengembangan Hoop datang dari pengamatan mereka terhadap pola pengguna di eksperimen sebelumnya yang masih berada di dalam platform Snap Kit.
Baca juga: Kok Cewek Indonesia Dicap Malu-maluin di Aplikasi Kencan Online Ini?
Gervais dan Pourret mendirikan aplikasi Dazz pada 2018 yang dapat digunakan pengguna untuk membuat polling dan mendapatkan jawaban dari teman maupun sumber anonim. Dari aplikasi tersebut, mereka menyadari kalau 250 ribu pengguna Dazz selalu berakhir dengan saling berteman di Snapchat.
“Dari sini, kami memutuskan untuk membuat Hoop, aplikasi yang memang dapat digunakan untuk menambah teman baru di Snap,” ungkap Gervais kepada TechCrunch.
Dua sosok ini sudah berteman sejak usia 2 tahun dan tumbuh bersama di sebuah kota kecil di Prancis. Mereka bertemu dua pengembang aplikasi saat duduk di bangku SMA dan kini mereka menjadi mahasiswa marketing.
Terciptanya Hoop, diakui Gervais dan Pourret, mereka memiliki tujuan untuk menjadi jembatan kebutuhan semua orang -- mulai dari menghubungkan orang-orang yang berasal dari kultur berbeda, hingga membantu orang-orang kesepian agar merasa lebih baik dengan bergabung dan berkembang di komunitas Snapchat.
Apa bedanya dengan Tinder?
Awalnya, aplikasi Hoop yang tersedia untuk perangkat iOS dan Android ini memang mirip seperti Tinder. Pengguna membuat akun, memasukan foto dan informasi bio, lalu bisa langsung memilih profil orang-orang dengan melakukan swipe layar.
Kalau kalian menyukai orang tertentu, tinggal klik ikon Snapchat untuk mengirim request username Snap mereka dan bisa lanjut ngobrol melalui chat. Jika ingin melanjutkan browsing, tinggal klik ikon tanda silang.
Baca juga: Begini Cara Bule Tolak Cewek Indonesia di Aplikasi Hoop
Masih dari TechCrunch, tak lama setelah Hoop viral di sejumlah negara, tim Hoop membeberkan strategi monetisasi mereka.
Hoop membatasi request pengguna terhadap username Snap pengguna lain, sebagai gantinya, Hoop menawarkan mata uang “berlian” di dalam aplikasi untuk dapat menjangkau lebih banyak orang.
Jadi kalau kalian sudah melakukan 10 request username Snap ke pengguna lain, kita akan diarahkan agar menghasilkan lebih banyak berlian. Caranya bisa membagikan tautan invitation khusus ke orang lain agar dapat mengakses ke aplikasi. Selain itu juga bisa dengan mengerjakan survei, login setiap hari, menonton video, dan mendaftarkan diri di layanan streaming atau penyedia asuransi mobil
Taktik tersebut yang membuat Hoop semakin populer dan bertengger di nomor dua App Store. Kini aplikasi ini sudah mendulang lebih dari 3 juta download.
Lucunya, Gervais sebenarnya tidak merasa Hoop adalah aplikasi yang dibikin untuk benar-benar berkencan secara online.
“Kami sederhananya itu sebenarnya menawarkan cara mudah untuk menjalin pertemanan baru di Snap,” kata Gervais.
Perbedaan yang kentara dengan Tinder adalah usia pengguna. Tinder membatasi pengguna di usia 18 tahun, jika di bawah itu, tidak bisa melakukan registrasi. Sementara Hoop dapat dipakai untuk remaja seperti halnya Snapchat, namun kabar baiknya orang dewasa tidak bisa melihat profil pengguna yang berusia di bawah 18 tahun.