Mengenal Istilah ‘New Normal’ yang Sering Digaungkan di Internet
(Ilustrasi keramaian. Foto: Timon Studler / Unsplash)
Uzone.id -- Banyak hal baru yang terpaksa terjadi semenjak pandemi COVID-19 melanda Indonesia dan dunia, seperti sekolah online, bekerja kompak dari rumah, hingga duduk di kursi belakang saat naik mobil demi social distancing. Kemudian muncul istilah ‘baru’ yang kerap digaungkan masyarakat di jagat maya, yakni “new normal”.Istilah ini seakan telah menjadi percakapan sehari-hari di tengah pandemi COVID-19 di Indonesia. Tak sedikit juga yang mempertanyakan, sebenarnya siapa yang menciptakan istilah ini.
kasus covid baru banyak2nya kok mau NEW NORMAL gimana sih ga ngerti lg gw
— Qiqi (@panggilakuqiqi) May 19, 2020
Jam setengah 1 pagi masih review dokumen. Kerja normal aja 8 to 5, ini udah new normal dong harusnya?
— dina eka putri (@_dinaekaputri_) May 18, 2020
Mending diperjelas dulu definisi 'the new normal'-nya, rencana safety protocol pekerja gimana, baru lempar wacana.
Jangan ngadi-ngadi wajib masuk kantor lebaran hari kedua :)))
mau new normal gimana kalo masyarakatnya pake masker aja susah tp batuk dan bersin sembarangan????????????????
— ???????????????????? ???????????????????????? ????. (@shewaysssout) May 17, 2020
Baca juga: Aplikasi Kesehatan di Indonesia Diprediksi Makin Berkembang Usai Pandemi Corona
Dari laporan Forbes pada 2016, istilah “new normal” diklaim pertama kali dicetuskan oleh Mohammed El-Erian yang dikenal sebagai mantan CEO PIMCO, perusahaan global yang bergerak di bidang manajemen investasi.
El-Erian yang juga penulis sejumlah buku bertema ekonomi dan pasar investasi selama ini dikenal sebagai sosok yang mencetuskan “The New Normal” untuk menggambarkan kondisi pemulihan pertumbuhan yang lambat secara berkepanjangan.
Istilah “new normal” kemudian menjadi populer untuk digunakan oleh masyarakat dan instansi pemerintah, namun maknanya tak selalu berhubungan dengan sektor ekonomi saja. Secara umum, arti dari istilah ini kurang lebih, kehidupan normal yang baru setelah adanya perubahan drastis yang disebabkan suatu hal, seperti peristiwa besar di sektor ekonomi yang anjlok, hingga bencana penyakit seperti pandemi.
Kemudian jika mengacu secara spesifik terhadap pandemi corona di Indonesia, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah penerapan protokol kesehatan untuk mencegah infeksi COVID-19.
“Arti dari istilah ini maksudnya adalah menjalankan kegiatan sembari melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan,” tutur Wiku melalui sambungan chat kepada Uzone.id, Selasa (19/5).
Baca juga: Pemerintah AS Hentikan Pengembangan Vaksin yang Didanai Bill Gates
Istilah ini juga diperjelas oleh Dokter Hans Henri P. Kluge dari WHO Regional Director for Europe.
“Langkah apapun yang diambil untuk transisi menuju new normal harus dibimbing oleh kaidah kesehatan publik, beriringan dengan pertimbangan ekonomi dan sosial. Kita belajar lebih baik bersama-sama. Sekarang, saya meminta solidaritas dari negara-negara di dunia. Ini adalah waktunya untuk melangkah dan membuktikan kepemimpinan bertanggung jawab dan responsif agar kita dapat melewati badai ini,” ungkap Hans dalam pernyataan resminya beberapa waktu lalu.
Mengutip berbagai sumber, rencana penerapan new normal di sejumlah negara akan dilakukan sampai vaksin corona benar-benar ditemukan. Tidak ada yang dapat memastikan secara pasti, namun banyak yang menduga new normal ini bisa saja akan dilakukan sampai akhir tahun 2020, bahkan 2021.