Mengenal Neuralink, Proyek 'Gila' Elon Musk yang Tanam Chip di Otak
Uzone.id - Mengapa kita membutuhkan smartphone jika kita punya semuanya di kepala kita? Hal itu dipertanyakan oleh seorang penulis di situs Towards Data Science yang dipublikasikan pada 2019.
Menurutnya, keberhasilan Neuralink akan mengubah lintasan inovasi masa depan. Apa yang dulu tampak cukup inovatif dan masih di luar jangkauan (misalnya augmented reality) sekarang tampak agak ketinggalan jaman ketika membayangkan masa depan dengan Neuralink.Dengan Neuralink, transfer pesan dari satu perangkat ke perangkat lain seperti halnya mengirim gambar antar iPhone.
BACA JUGA: Neuralink Milik Elon Musk Akui Bunuh Monyet dalam Proyeknya
"Tambahkan sedikit keterikatan kuantum, dan mungkin kita bisa melakukan beberapa panggilan telepon telepati ke keluarga Mars," tulis dia.
Proyek yang sedang dikerjakan Neuralink saat ini jadi sorotan dunia. Dilaporkan ada 23 monyet yang jadi obyek penelitian, dan sekitar 15 ekor di antaranya mati saat ditanamkan chip di otak.
Percobaan itu dilakukan Neuralink di University of California, Davis atau disebut juga UC Davis, sejak 2017 hingga 2020.
Direktur Physicians Committee for Responsible Medicine (PCRM) Jeremy Beckham mengatakan bahwa hampir setiap monyet, yang dipasangi implan (chip otak Neuralink) di kepala mereka telah menderita efek kesehatan hingga cukup melemahkan.
Menurutnya, tak sedikit monyet dalam penelitian tersebut ditemukan dengan jari dan kaki yang sudah menghilang.
Dari dugaan sementara, monyet itu mengalami trauma yang belum diketahui sebabnya dan mereka melakukan mutilasi pada dirinya sendiri.
Neuralink merupakan perusahaan yang telah sempat bikin heboh karena antarmuka chip otaknya yang kontroversial.
BACA JUGA: Tanpa Sopir, Mobil Listrik Buatan BRIN Cocok Buat Apa Saja?
Pada 17 Juli 2019, Neuralik meluncurkan kinerjanya itu dalam live streaming YouTube.
Selain monyet, menurut Elon Musk, prototipe Neuralink sejauh ini juga diuji pada hewan pengerat.
Apa itu Neuralink?
Neuralink merupakan perangkat yang pertama kali akan digunakan untuk membantu orang yang lumpuh dengan tugas-tugas sederhana, seperti menggunakan smartphone dan membuat klik mouse di komputer dengan tanpa gerakan fisik.
Sebelum digunakan oleh manusia, Elon Musk bersama tim optimis untuk memulai proyek pada akhir tahun 2020, namun mereka saat itu mengakui bahwa mendapat persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat tidak akan mudah.
Neuralink memang melibatkan penanaman beberapa komponen melalui pembedahan ke permukaan otak.
Implan otak sendiri bukan hal baru, penelitian dan pengembangannya telah berlangsung, diuji, dan digunakan sejak tahun 1970-an.
Namun, implan otak belum dianggap sebagai perangkat tambahan. Lagi pula, otak kita masih jadi misteri besar, dan kita baru saja mulai memecahkan kode asal-usul genetik kecerdasan kita.
Neuralink menyadari hal ini dengan menjalankan tes pakai elektroda, yang merupakan perangkat yang digunakan untuk mendeteksi medan listrik. Neuralink menggunakan elektroda untuk mendeteksi saat saraf mengirim pesan ke satu sama lain.
Chip yang ditanam ke otak begitu kecil. Itu sebabnya Neuralink menciptakan ahli bedah robotik juga.
Robot bedah Neuralink memperhitungkan variabel saat mengidentifikasi area yang tepat untuk menempatkan setiap elektroda, meminimalkan kemungkinan mengenai pembuluh darah, yang tidak baik untuk otak.