Micin Bisa Buat Orang Jadi Bodoh? Cek 4 Faktanya Berikut Ini!
Generasi milenial memang sudah lekat dengan teknologi. Namun, banyak juga dampak negatif yang ditimbulkan oleh teknologi tersebut. Misalnya saja mereka jadi malas membaca sehingga ketika ada kabar atau berita, mereka langsung menelannya mentah-mentah tanpa dicari dulu kebenarannya.
Atau ketika mereka melakukan hal-hal konyol yang mungkin merugikan orang banyak hanya karena ingin terkenal. Kalau sudah begitu, warganet yang lain pasti menjuluki mereka sebagai generasi micin. Nah lho?Apa hubungannya antara sikap gegabah atau ceroboh dari anak-anak generasi milenial dengan micin? Apakah benar mitos yang mengatakan micin bisa menyebabkan orang menjadi bodoh itu benar? Biar nggak salah kaprah, mendingan cek beberapa fakta tentang micin berikut ini!
Siapa penemu micin?
Salah satu bumbu dapur ini pertama kali ditemukan pada tahun 1908 oleh seorang ilmuwan Jepang bernama Prof Kikunae Ikeda. Penemuannya ini terbilang unik, lho. Berawal dari masakan sang istri yang selalu enak ketika disantap olehnya, ia pun penasaran dengan rahasia kelezatan makanan istrinya tersebut.
Nah, ternyata sang istri sering menggunakan rumput laut kering (kombu) di setiap masakannya. Cara mengolah kombun pun terbilang sederhana, yakni dengan cara melarutkannya di air panas, kemudian kuah kombu yang nantinya menjadi kaldu dashi akan menghasilkan rasa umami atau gurih.
Konon, gurih itu merupakan rasa yang kelima yang bisa dirasakan oleh lidah kita, setelah rasa asin, manis, pahit, dan asam. Ikeda kemudian melakukan eksperimen dengan menggunakan natrium untuk mengubah kaldu tersebut menjadi bubuk penyedap masakan.
Hasilnya luar biasa. Penemuan ini menciptakan gabungan antara dua zat, yakni sodium dan glutamat sehingga menghasilkan monosodium glutamat (MSG) alias micin. Nggak lama setelah penemuannya berhasil, Ikeda pun mematenkannya dan mendirikan perusahaan bernama Ajinomoto.
Awal mula MSG dituduh zat berbahaya
Ternyata tuduhan kalau MSG merupakan zat yang berbahaya telah tersebar sedari dulu, lho. Tepatnya pada tahun 1968.
Kala itu, seorang dokter asal Tiongkok yang bernama Ho Man Kwok tiba-tiba mengeluh sakit pada bagian leher, lengan, dan punggung yang disertai rasa lemas serta jantung berdebar tiap kali ia makan di restoran Chinese.
Kwok menyebut gejala tersebut sebagai Chinese Restaurant Syndrome dan menuduh MSG sebagai biang keladinya. Setelah itu, ia pun menceritakan pengalamannya dalam sebuah jurnal internasional, New England Journal of Medicine.
Sontak artikel tersebut membuat heboh para ahli medis dari berbagai belahan dunia. Berbagai perdebatan pun terjadi di kalangan para ahli. Berita tentang MSG ini lama-lama menjadi simpang siur hingga ada yang menyatakan bahwa MSG dapat menurunkan kinerja otak.
Nyatanya, MSG juga terdapat dalam makanan lain, lho
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa MSG merupakan gabungan dari dua zat, yakni sodium dan glutamat. Sodium merupakan bahan utama garam dapur, sedangkan glutamat merupakan komponen utama MSG berupa asam amino yang baik untuk tubuh.
Zat ini pun termasuk ke dalam zat pembentuk protein, lho. Dari penjelasan di atas, tentu kita bisa tahu kalau micin terbuat dari bahan alami yang mana bahan tersebut juga terdapat di dalam makanan yang lain. Misalnya saja glutamat yang dapat kita temukan dalam buah tomat, kecap, daging, keju, kacang, hingga ASI.
MSG aman kok buat dikonsumi
Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa MSG dapat berdampak buruk jika dikonsumsi dalam dosis besar. Dalam penelitian tersebut, partisipan diminta untuk mengonsumsi micin murni sebanyak 3 gram tanpa makanan pendamping lain.
Efek buruk mulai dirasakan satu jam setelah partisipan mengonsumsi micin tersebut. Hal itu disebabkan oleh dosis yang diberikan terlalu besar.
Rata-rata masyarakat dunia mengonsumsi MSG sebesar 0, 6 gram per hari yang mana telah dicampur dengan makanan lainnya.
Hal itu tentu membuat MSG tidak berbahaya bagi tubuh. Setelah penelitian itu, MSG pun dinyatakan sebagai bumbu dapur yang aman untuk dikonsumsi. Menurut WHO sendiri, micin tentu aman jika dikonsumsi secara wajar.
Nah, micin ini juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita, lho. Utamanya bagi mereka yang menderita hipertensi, micin bisa menjadi pilihan sebagai pengganti garam karena kadar sodium yang dikandung lebih sedikit ketimbang garam dapur biasa.
Sementara itu, kandungan glutamat berperan sebagai penyedap rasa sehingga menambah nafsu makan kita.
Itu dia beberapa fakta tentang micin yang katanya sih bisa membuat orang yang mengonsumsi menjadi bodoh. Nah, setelah baca artikel ini, kamu jadi tahu fakta yang sebenarnya, kan? Jadi selama itu nggak berlebihan, pasti dampaknya baik bagi tubuh.