Migrasi TV Analog, Siap-siap Pindahkan 701 Stasiun TV ke Digital
Foto: aj_aaaab/Unsplash
Uzone.id -- Salah satu PR besar pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang akan dilaksanakan pada 2022 adalah Analog Switch Off (ASO). Tak banyak yang tahu mengenai jumlah stasiun televisi yang akan dipindahkan dari analog ke digital.Direktur Penyiaran Kominfo Geryantika Kurnia mengatakan, Indonesia memiliki total 701 stasiun televisi.
“Sebenarnya di Indonesia itu tidak ada istilah TV nasional, semua TV lokal. Misalnya, Grup MNC punya stasiun lokal di Indonesia, begitupun dengan Grup Trans, Viva, Emtek, hingga Metro. Ada sekitar 18 grup atau jaringan penyiaran, ada juga gabungan sekitar 460-an stasiun TV yang berdiri sendiri-sendiri. Sisanya 200-an TV lokal,” tutur pria yang biasa disapa Gery ini dalam acara Uzone Talks, Selasa (17/8).
Ia melanjutkan, “sisanya itu ada TV Pemda, TV komunitas seperti pendidikan dan universitas. Inilah yang akan dilakukan pemerintah, yaitu memindahkan total 701 stasiun televisi ke digital.”
Baca juga: Cerita Kominfo di Balik Batalnya Migrasi TV Digital Jadi Kado HUT RI ke-76
Mengingat proses migrasi TV analog ke digital ini mengalami penundaan yang tadinya dimulai pada 17 Agustus 2021 menjadi Maret 2022, maka pemerintah masih memiliki waktu untuk mengoptimalkan kembali infrastruktur, serta sosialisasi yang maksimal kepada masyarakat.
“Kami ingin penghentian TV analog ini membuat semuanya senang. Dari infrastruktur sebenarnya sudah siap, program siaran sudah siap, nah masyarakat juga harus siap. Sosialisasi yang kami lakukan harus maksimal agar mereka semua paham apa itu TV digital. Ini bukan TV berbayar, ini tetap gratis seperti TV biasa,” lanjutnya.
TV digital lebih hemat
Salah satu hal yang kembali digaungkan dari pihak pemerintah adalah soal biaya atau anggaran yang dikeluarkan para penyelenggara siaran TV.
Ketika Indonesia sudah bergerak ke digital, maka biaya yang dikeluarkan lebih efisien.
“Dari sisi cost, mereka akan irit dan efisien, karena infrastrukturnya tidak perlu infrastruktur sendiri. Pada TV digital, infrastrukturnya itu sharing. Satu infrastruktur bisa mencakup 13 stasiun TV. Rata-rata dalam setahun itu untuk infrastruktur saja bisa keluar Rp3,5-4,5 miliar. Dengan digital, sewa infrastruktur ini cuma Rp500 juta,” jelas Gery.
Sejauh ini, ada dua macam penyelenggara TV digital dari penjelasan Gery. Pertama, penyelenggara infrastruktur yang terdiri dari beberapa lembaga penyiaran seperti TVRI, Grup MNC, Grup Tans, Grup Emtek, Grup Viva, dan Grup Metro.
Kedua, para pemilik program siaran TV yang jumlahnya mencapai 701 stasiun tadi.
“701 stasiun TV itu ada sebagian nanti akan diletakkan di penyelenggara infrastruktur, ada yang menyewa infrastruktur untuk menyiarkan konten-kontennya,” imbuh Gery.
Baca juga: Ini Roadmap Migrasi TV Digital yang Baru
Seperti yang diketahui, awalnya rencana migrasi ke TV digital ini akan terdiri dari lima tahap yang dimulai pada 17 Agustus 2021 sebagai tahap pertama.
Untuk tahap pertama, awalnya pemerintah menargetkan di daerah perbatasan seperti Nunukan, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, sebagian Aceh, hingga Banten.
Llalu tahap kedua tadinya mau diadakan pada 31 Desember 2021, lanjut tahap ketiga di 31 Maret 2022.
Setelah mendapat masukan dari masyarakat, DPR, hingga Pemda, akhirnya pihak Kominfo memutuskan untuk menunda migrasi ini. Jadinya, tahap satu sampai tiga ini disatukan sebagai tahap awal migrasi fix kami pada April 2022.
Dengan kata lain, peta jalan migrasi TV digital ini mengalami perubahan menjadi tiga tahap saja dan akan dimulai pada April 2022. Lalu tahap kedua akan digelar pada Agustus 2022, dan akan diakhiri pada 2 November 2022 sebagai tahap terakhir.
VIDEO: Pengaruh TV Digital Terhadap Sinetron Ikatan Cinta