Home
/
Automotive

Mobil Buatan Iran Ini Pernah Berjaya, Hancur Gara-gara Sanksi AS

Mobil Buatan Iran Ini Pernah Berjaya, Hancur Gara-gara Sanksi AS
Tomy Tresnady10 January 2020
Bagikan :

Iran Khodro

Uzone.id - Kalau saja Iran tidak mendapat sanksi ekonomi dari Amerika Serikat, industri otomotif di negeri para Mullah itu bakal berkembang pesat.

Sanksi yang sebelumnya pernah dicabut sama Barack Obama itu bikin merek asing yang jualan mobil di Iran pun akhirnya hengkang.

Dilansir Metro.co.uk, industri mobil Iran ternyata jauh lebih besar dari yang kita kira. Menghasilkan mobil dengan jumlah besar setiap tahun.

Menurut angka dari Organisasi Internasional Produsen Kendaraan Bermotor (OICA), Iran adalah pasar mobil terbesar ke-12 di planet ini pada tahun 2017, dengan penjualan dalam negeri 1,5 juta mobil.

Baca juga: Bengkel Daihatsu Tangani 465 Mobil Korban Banjir, Paling Banyak Xenia

Bandingkan penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2017. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan di tahun itu 'cuma' 1,79 juta unit. Naik 1,6% dibandingkan tahun 2016.

Sudah begitu, jumlah penduduk di Iran cuma sekitar 80 juta jiwa. Bandingkan Indonesia yang penduduknya mencapai lebih 250 juta jiwa.

Pertumbuhan penjualan mobil Iran sebesar 18% saat itu, menjadikan Iran negara dengan pertumbuhan tercepat keempat di belakang Brasil, Portugal, dan Rusia.

Ada pemain utama di pasar Mobil Iran, Iran Khodro dan Saipa dengan model yang dibuat oleh mereka sendiri.

Baca juga: Toyota Starlet Bakal Bangkit Lagi, Begini Tampilannya

PSA, yang membuat mobil merek Peugeot dan Citroen, asal Prancis, punya kesepakatan dengan Iran Khodro dan Saipa, sementara Renault juga punya bagian dari pasar.

Peugeot adalah merek paling populer di Iran, dengan pangsa pasar 34% pada 2017. Tentu saja, sanksi bikin pasar otomotif Iran jadi rusak karena PSA memutuskan keluar dari Iran, diikuti Renault.

"Grup telah mulai menangguhkan kegiatan usaha patungannya, untuk memenuhi hukum AS pada 6 Agustus 2018," keterangan dari PSA.

Sementara, COO Renault, Thierry Bollore mengatakan bahwa pihaknya mencari peluang baru, khususnya di Afrika dengan pertumbuhan yang kuat untuk mengimbangi peluang yang hilang di Iran.

Sanksi ekonomi jelas bikin daya beli warga Iran merosot tajam. Bsnis otomotif juga kena imbasnya. 

Laporan bulan Desember 2019, penjualan otomotif Iran turun 24,8% selama sembilan bulan yang berakhir 21 Desember dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Data yang diterbitkan Fars News Agency, Iran memproduksi 572.965 kendaraan dari berbagai model selama periode itu.

VIDEO Test Drive Kia Rio

populerRelated Article