Home
/
Health

Multitasking Memperlambat Produktivitas Otak untuk Menyelesaikan Tugas

Multitasking Memperlambat Produktivitas Otak untuk Menyelesaikan Tugas
Nimas Mita Etika M25 August 2017
Bagikan :

Orang-orang yang punya kemampuan multitasking biasanya lebih banyak dicari di dunia kerja. Oleh karena itu, banyak orang yang berusaha untuk berhasil melakukan multitasking.

Tapi meski kesannya Anda bisa menuntaskan 1001 hal hanya dengan dua tangan dalam waktu yang super kilat, nyatanya ada bahaya multitasking yang menghantui cara otak berfungsi. Salah-salah, bukannya kerjaan Anda makin cepat selesai, Anda malah ditegur atasan karena masalah ini. 

Bahaya multitasking pada fungsi otak

Otak adalah pusat dari semua kegiatan yang dilakukan tubuh. Tak heran bila otak merupakan organ yang mempunyai beban paling berat. Ketika Anda mengerjakan suatu pekerjaan, maka otak akan mengingat bagaimana pekerjaan itu dilakukan dan kemudian menyimpannya di dalam memori sehingga saat Anda harus melakukannnya lagi, otak tidak perlu lagi belajar dari awal, hanya perlu mengambil ingatan sebelumnya saja.

Namun, ketika Anda melakukan multitasking, maka otak bekerja dengan cara yang sedikit berbeda. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology menemukan bahwa kapasitas fungsi otak dalam bekerja memproses informasi dilaporkan menurun hingga 40% ketika “dipaksa” melakukan lebih dari satu pekerjaan.

Hal ini disebabkan karena otak Anda harus secara bergantian mengganti fokus dan ingatan yang ada. Jadi, ada dua ingatan yang sedang bersaing di dalam otak Anda, yaitu ingatan pekerjaan pertama dan ingatan pekerjaan kedua. Saat ini terjadi, tidak jarang sinyal di otak jadi bertabrakan dan akibatnya otak malah memberikan respon yang salah sehingga fokus Anda mudah teralihkan dan rentan melakukan kesalahan di antara kedua pekerjaan tersebut.

Lalu, mengapa ada orang yang bisa multitasking sementara saya tidak?

Hebat-tidaknya Anda bermultitasking dipengaruhi dengan kemampuan otak Anda dalam memproses respon dan seberapa lama mencari memori yang telah ada. Kemampuan otak setiap orang berbeda-beda, sebab tiap orang juga menghadapi respon serta rangsangan yang tidak sama setiap harinya.

Tetapi, Anda tetap bisa menjadi orang yang multitasking jika terus melatih otak dengan cara yang lebih baik. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Universite de Montreal menemukan kalau beberapa jenis permainan bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan prefrontal otak agar dapat bekerja lebih efektif. Contohnya saja sudoku atau TTS.

Selain itu, pada dasarnya setiap orang mungkin telah melakukan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu. Misalnya saja ketika Anda mengangkat telepon saat memasak atau berbicara dengan keluarga Anda saat menonton televisi. Ini semata-mata karena Anda telah begitu terbiasa untuk melakukannya. Meski terjadi persaingan ingatan, tetapi jeda waktu yang dibutuhkan saat beralih salah satu pekerjaan tidak begitu lama.

Preview

Otak tetap perlu waktu untuk memproses rangsangan ketika melakukan banyak pekerjaan

Meski memang multitasking dapat dilatih, namun tetap saja otak Anda membutuhkan waktu untuk berganti dan beralih ke pekerjaan lainnya. Semakin banyak pekerjaan yang Anda lakukan, maka semakin besar kemungkinan untuk otak memberikan respon yang salah.

Misalnya saja Anda menerima telepon atau mengetik pesan singkat saat sedang menyetir. Memang, kedua pekerjaan itu bisa Anda lakukan sekaligus, tetapi peluang untuk terjadinya kecelakaan juga semakin besar. Tentu ini adalah bahaya multitasking sampingan yang sama pentingnya untuk Anda waspadai.

Oleh karena itu, jika Anda ingin multitasking, bijaksanalah dalam memilih pekerjaan yang memang sesuai dan tidak menimbulkan risiko yang besar untuk dilakukan dalam waktu bersamaan.

The post Multitasking Memperlambat Produktivitas Otak untuk Menyelesaikan Tugas appeared first on Hello Sehat.

populerRelated Article