icon-category Technology

Netizen Harus Dibayar Rp14 Juta Lebih Agar Rela Berhenti Main Facebook

  • 03 Jan 2019 WIB
Bagikan :

(Logo Facebook)

Uzone.id -- Meski sudah ketahuan jelas Facebook punya masalah besar mengenai privasi pengguna, hal ini nggak membuat kebanyakan penggunanya kapok menggunakan layanan besutan Mark Zuckerberg ini. Semua masih kecanduan.

Jejaring sosial Facebook selama 2018 mengalami masalah privasi. Tentu masih ingat dong, skandal puluhan juta data pengguna yang bocor pada April 2018? Sempat muncul gerakan melalui tanda pagar #deletefacebook gara-gara layanan digital ini dianggap tidak serius mengelola privasi orang.

Mengutip 9to5Mac, pada September 2018 ada polling yang menyatakan sekitar 26 persen pengguna Facebook mengaku telah menghapus aplikasi mobile Facebook dari ponselnya. Lucunya, dari data analisis menunjukan tetap saja jutaan netizen masih gemar bermain Facebook, khususnya di kawasan Amerika dan Kanada.

Baca juga: Zuckerberg Larang Petinggi Facebook Pakai iPhone

Kemudian ada hasil studi menarik di jurnal Pols One yang dilakukan oleh empat kolega dari Kenyon College, Susquehanna University, Tufts University, dan Michigan State University. Studi itu memaparkan hal baru mengenai seberapa sulitnya bagi pengguna Facebook untuk benar-benar meninggalkan layanan satu ini.

Secara rata-rata, seorang pengguna harus dibayar lebih dari US$1.000 atau setara Rp14,4 juta per tahun untuk benar-benar rela berhenti bermain Facebook.

Mereka bertanya mengenai ketertarikan pengguna untuk berhenti menggunakan Facebook -- dari waktu sebentar seperti satu hari, tiga hari, tujuh hari, sampai satu tahun.

Demi mendapat jawaban jujur tentang kecanduan Facebook tersebut, sejumlah partisipan benar-benar disuruh berhenti pakai Facebook dan dibayar.

Baca juga: Meme Kocak Zuckerberg Pasca Sidang Kongres

Studi itu mencatat, pengguna dibayar US$4,17 (setara Rp60 ribu) untuk berhenti main Facebook satu hari dan US$37 (Rp535 ribu) per minggu.

Nah, untuk ukuran per tahun, hasilnya sebetulnya macam-macam tergantung demografis. Hasilnya sendiri mulai dari US$1.139 sampai US$2.076 (Rp16,4 juta-Rp30 juta), di mana para pelajar mengaku harus dibayar lebih mahal dibanding kaum dewasa.

“Kami menemukan, secara konsisten dan rata-rata, masyarakat harus dibayar lebih dari US$1.000 (Rpp14 juta) per tahun untuk berhenti main Facebook,” tulis para peneliti.

Tentu saja hasil penelitian ini bukan untuk menyarankan Facebook agar memberi uang kepada para pengguna, namun minimal kita bisa melihat seberapa besar nilai Facebook di mata netizen. Sebegitu berharganya ya, sampai-sampai tampak harus dibayar belasan juta untuk berhenti memainkannya.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini