Home
/
Digilife

Netizen Serukan Kembali #LockDownIndonesia, Ada Apa?

Netizen Serukan Kembali #LockDownIndonesia, Ada Apa?

-

Nur Arifa23 March 2020
Bagikan :

Uzone.id – Kondisi warga Indonesia yang terkena virus Corona atau Covid-19 terus bertambah, kembali membuat netizen menyerukan untuk melakukan Lockdown. Alhasil, tanda pagar atau tagar #LockDownIndonesia menyeruak ke posisi trending topik Indonesia.

Sebelumnya, tagar #LockDownIndonesia sempat menjadi trending topik pada 14 Maret 2020 lalu dengan lebih dari 40 ribu cuitan, kali ini tagar tersebut terlihat muncul kembali di media sosial Twitter sebagai trending topik pertama.

Masih terkait penyebaran virus corona, tagar ini banyak dipakai netizen yang menyuarakan pendapatnya soal kemungkinan atau rencana kebijakan Lockdown di Indonesia, sebagian dari mereka mempertanyakan sikap pemerintah yang masih belum menerapkan kebijakan Lockdown demi mengurangi penyebaran virus corona.

Baca juga: Covidot Lagi Viral, Apa Itu?

Berdasarkan data worldometers.info, di Indonesia saat ini sudah ada 514 kasus positif corona dengan 48 orang meninggal dunia dan 29 orang dinyatakan sembuh, bahkan diantara kasus tersebut 32 orang yang positif merupakan tenaga medis yang terpapar corona saat bertugas dan 3 orang yang meninggal dunia merupakan Dokter yang juga bertugas.

Melihat perkembangan kasus ini, netizen meminta kebijakan Lockdown segera diberlakukan.


Merespon cuitan dari netizen yang meminta pemerintah segera melakukan Lockdown, gak sedikit pula dari mereka yang merasa opsi ini kurang tepat.

Baca juga: Dua Karyawan Indosat Ooredo Positif Corona


Sebagian dari mereka menganggap masih banyak warga yang justru melanggar kebijakan dan peraturan pemerintah soal imbauan diam di rumah, mereka menilai kalau pilihan Lockdown gak perlu dilakukan asal semua masyarakat bisa patuh buat berdiam diri di rumah.

Terakhir, ada pula yang beranggapan kalau peran sebagian besar netizen di media sosial yang masih menyebar info dan aura negatif selama pandemi corona ini lebih berbahaya dan perlu di ‘Lockdown’ ketimbang menerapkan kebijakan Lockdown yang sebenarnya oleh pemerintah.

populerRelated Article