Ngeri Lihat Tikungan Liku Lematang, TKP Bus Sriwijaya Masuk Jurang
-
Bus Sriwijaya terjun ke Sungai Lematang (Foto: Basarnas Palembang)
Uzone.id - Sebuah Bus Sriwijaya yang memakai kendaraan Mitsubishi Fuso BM nopol BD 7031 AU berpenumpang sekitar 54 orang pastinya tak menyangka akan menghadapi maut saat melewati tikungan horor di liku Lematang pada Senin malam (23/12/2019) pukul 23.15 WIB.Bus Sriwijaya itu terperosok lalu terjun bebas dan mendarat di Sungai Lematang yang arus airnya sedang deras. Maklum saja, bulan Desember ini lagi musim hujan.
Baca juga: Kaesang Tunggangi Royal Enfield Himalayan, Kawal Jokowi Kendarai Chopper
Tepatnya, kecelakaan terjadi di Jalan Lintas Pagaralam - Lahat KM 9 Desa Plang Kenidai, Kelurahan Plang Kenidai, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Pada Rabu (25/12), dilaporkan sedikitnya 35 orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Melihat kontur jalan di lokasi kecelakaan Bus Sriwijaya memang sangat berbahaya. Pengemudi butuh konsentrasi tinggi karena selain menghadapi jalan berkelok, pengemudi juga harus bisa mengendalikan kendaraan saat berputar menyerupai huruf U. Apalagi di sisi jalan ada dinding beton dan di sisi seberangnya terdapat jurang yang di dasarnya Sungai Lematang.
Pengemudi berpengalaman pun tak cukup saat melewati kawasan ini. Kondisi kendaraan juga harus dalam keadaan prima.
Bus Sriwijaya ini terjun ke Sungai Lematang karena tak mampu menanjak. Rem blong mengakibatkan bus mundur dengan kecepatan tinggi lalu menabrak beton dinding lalu jatuh ke Sungai Lematang dengan ketinggian sekitar 150 meter.
Kepala Kantor Basarnas Palembang Berty DY Kowaas mengatakan kepada Antara, Liku Lematang memang dikenal horor sehingga rawan kecelakaan, apalagi saat jalanan dalam kondisi licin akibat hujan.
Pada Rabu (25/12) pukul 16.00 WIB, Tim SAR gabungan memakai data Polda Sumatera Selatan menyatakan korban tewas sebanyak 34 penumpang terdiri dari 16 laki-laki dan 12 perempuan. Sedangkan korban selamat ada 13 penumpang.
Dari 54 orang penumpang, sebanyak 27 penumpang membeli tiket remsi di Bengkulu, sedangkan sisanya naik dari pinggir jalan.