Obrolan 'Daging' Bos Nvidia dan Meta, Bahas Masa Depan AI Open Source
Uzone.id - Dua bos perusahaan teknologi bertemu dalam acara SIGGRAPH 2024 yang diselenggarakan di Colorado Convention Center, Denver, Amerika Serikat baru-baru ini. Mereka adalah CEO Nvidia, Jensen Huang dan CEO Meta, Mark Zuckerberg.
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) jadi topik utama obrolan mereka berdua sepanjang acara. Keduanya membahas tentang potensi besar dari AI open source yang dapat mengubah cara pengguna, kreator, hingga usaha kecil dalam mengakses dan memanfaatkan teknologi AI.Zuckerberg memulai diskusi dengan mengumumkan peluncuran AI Studio. Platform AI ini memungkinkan pengguna untuk membuat, berbagi, dan menemukan karakter AI. Sebab kata Zuckerberg, ke depannya setiap bisnis akan memanfaatkan AI.
"Setiap restoran, setiap situs web mungkin, di masa depan, akan memiliki AI ini,” ucap Huang, dikutip dari blog resmi Nvidia.
“Sama seperti setiap bisnis memiliki alamat email dan situs web dan akun media sosial, saya pikir, di masa depan, setiap bisnis akan memiliki AI," timpal Zuckerberg.
Bos Nvidia turut memuji kemajuan pengembangan AI yang dilakukan Meta, termasuk dalam bidang computer vision, model bahasa, hingga terjemahan secara real-time. Huang bahkan mengatakan, pengembangan AI saat ini menggunakan PyTorch, platform deep learning yang open source dari Meta.
"Kita semua menggunakan PyTorch dari Meta,” klaim Huang.
Menanggapi Huang, Zuckerberg menekankan bahwa kontribusi platform yang open source sangat penting dalam memajukan teknologi AI. Ia mencontohkan Llama 3.1, model AI yang memiliki 405 miliar parameter dan dilatih menggunakan lebih dari 16 ribu GPU Nvidia H100.
“Salah satu hal yang mendorong peningkatan kualitas adalah dulunya Anda menggunakan model yang berbeda untuk setiap jenis konten,” ujar Zuckerberg.
“Seiring dengan semakin besarnya model dan juga semakin umum, hal itu akan semakin baik. Jadi, saya bermimpi suatu hari nanti seperti yang dibayangkan, Facebook atau Instagram akan menjadi model AI tunggal yang telah menyatukan semua jenis dan sistem konten yang berbeda ini,” lanjutnya.
Baik Huang dan Zuckerberg sepakat, AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas manusia di masa mendatang. Setiap individu bisa saja memiliki asisten digital sendiri yang dapat membantu mereka dalam menjalankan kehidupan sehari-hari secara lebih efisien.
"Saya merasa seperti berkolaborasi dengan WhatsApp. Bayangkan saya duduk di sini mengetik, dan ia menghasilkan gambar saat saya pergi. Saya kembali dan mengubah kata-kata saya, lalu ia menghasilkan gambar lain,” ucap Huang.
Zuckerberg bikin kacamata pintar, Huang ingin interaksi AI lebih mulus
Di akhir SIGGRAPH 2024, kedua CEO teknologi berbagi keinginannya untuk pengembangan AI ke depannya. Zuckerberg mengatakan sedang mengembangkan kacamata pintar bersama Luxoticca yang dapat mengubah sektor pendidikan, hiburan, dan pekerjaan.
Sementara Huang, menginginkan AI memiliki interaksi yang lebih mulus dan akurat dari sebelumnya, bahkan melampaui komunikasi berbasis teks. Menurutnya, AI di masa depan dapat mempertimbangkan dan menyimulasikan berbagai opsi secara akurat dan real-time.
“AI saat ini semacam bergiliran. Anda mengatakan sesuatu, dan ia membalasnya. Di masa depan, AI dapat mempertimbangkan beberapa opsi, atau memiliki banyak opsi dan menyimulasikan hasil, membuatnya jauh lebih akurat,” jelas Huang.
Mengakhiri obrolan, Zuckerberg memberi Huang jaket kulit hitam dengan tudung besar. Sedangkan Huang memberi bos Meta jaket kulitnya sendiri, yang dia dapatkan dari istrinya, Lori.
"Nah yang ini milikmu. Ini lebih berharga karena sudah dipakai,” pungkas Zuckerberg seraya tersenyum.