PBNU Ungkap Alasan Pilih Livi Zheng untuk Garap The Santri
NU Channel membenarkan pihaknya yang meminta sutradara Livi Zheng untuk menggarap flim The Santri. Wakil Sekjen PBNU Imam Pituduh mengatakan Livi dipilih karena tujuan dari The Santri untuk memperkenalkan kebinekaan Indonesia kepada anak muda di seluruh dunia.
"Kami yang meng-invite Livi. Film ini harus dinikmati oleh khalayak muda, lintas agama, dan bahkan juga lintas negara," ujar Imam di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (17/9).
Imam meyakini Livi Zheng mampu menarik minat anak muda untuk menonton The Santri. Livi yang kini berusia 30 tahun dan bermukim di Amerika Serikat, lanjut dia, juga diyakini akan menggunakan jaringannya agar film ini bisa diputar di beberapa negara.
"The right man on the right place. Kalau saya melihat kenapa Livi, ya Livi itu sesuai dengan kebutuhan film ini," ujarnya.
Terkait dengan kontroversi Livi di media beberapa bulan belakangan, Imam yang menjabat sebagai Produser Eksekutif film The Santri enggan berkomentar. Sebab, ia mengungkapkan bahwa kerjasama PBNU dengan Livi dalam menggarap The Santri sudah terjalin sejak satu setengah tahun silam.
"Livi Zheng mulai muncul kontroversinya [saat] kami sudah selesai [mengerjakan] trailer. Saya bikin trailer sama Livi itu pada bulan Juli terus kemudian Livi di media mulai dibahas bulan Agustus," ujarnya.
Lebih lanjut, Imam menyampaikan Livi tidak terlibat langsung dalam pembuatan alur cerita. Ia menyebut Livi dan adiknya, Ken Zheng berfokus pada pengambilan gambar. Namun, ia tidak mengelak Livi dan NU Channel berdiskusi untuk beberapa hal terkait dengan alur cerita.
"NU Channel bersama Livi Zheng memproduksi dan mendiskusikan ini secara bersama-sama. Nanti malah tidak jadi kalau produsernya ngotot ke kanan, sutradaranya ngotot ke kiri, kan tidak bisa," ujar Imam.
Preview |
Di sisi lain, Imam menuturkan Livi merupakan sosok anak muda yang luar biasa karena punya kesempatan hidup dan berkarya di Hollywood, Amerika. Kelebihan seperti itu, lanjut dia, harus diapresiasi agar sosok seperti Livi yang lain bisa muncul.
Pengkerdilan terhadap sosok Livi yang dilakukan sejumlah pihak saat ini, kata dia, berpotensi menakuti anak muda berpotensial seperti Livi untuk menampilkan karyanya.
"Anak muda Indonesia yang lain harus tumbuh dong. Jangan kemudian dikerdilkan, dimatikan, diisolir, jangan. Livi-Livi yang lain harus tumbuh supaya Indonesia bisa dikenal di seluruh penjuru dunia," katanya.
Terkait dengan kondisi saat ini, Imam meminta semua pihak untuk bersama membangun bangsa meski memiliki perbedaan perspektif terhadap suatu hal. Ia juga mengingatkan semua pihak untuk tabayun ketika hendak menjustifikasi atau menghakimi suatu hal.
"Tidak ada yang boleh menghakimi siapapun, ini negara yang berdasarkan hukum. Jadi proses semuanya harus kita telaah berdasarkan bukti," ujar Imam.