Peneliti Temukan Board Game Kuno Berusia 4.000 Tahun
-
Sebuah sisa permainan papan atau board game kuno telah ditemukan oleh para peneliti. Ia ditemukan di sebuah Taman Nasional Gobustan yang kuno dan dilindungi di Azerbaijan.
Di kawasan ini, arkeolog menemukan sebuah pola lubang kecil dalam jumlah banyak yang membekas di batu. Temuan ini diduga adalah salah satu permainan papan atau board game kuno di dunia berusia 4.000 tahun.Board game ini ditemukan oleh Walter Crist, peneliti American Museum of Natural History dari New York. Sejak tahun 2017 lalu ia mencari jejak permainan papan kuno yang kini dikenal dengan nama '58 Holes' atau '58 Lubang'. Ada pula yang menyebut permainan ini sebagai 'Hounds and Jackals' atau 'Anjing dan Serigala'.
Crist menemukan sisa permainan papan ini pada sebuah batu besar. Di sana terlihat sisa lubang-lubang bulat.
Para peneliti menduga lubang pada batu ini diukir pada milenium kedua sebelum masehi, atau sekitar 4.000 tahun yang lalu, ketika kawasan Azerbaijan dihuni oleh para penggembala ternak nomaden selama Zaman Perunggu.
Pada saat itu, Crist berkata permainan papan ini mulai tersebar luas di seluruh Timur Tengah, termasuk Mesir, Mesopotamia, dan Anatolia.
Sebelumnya, arkeolog Inggris bernama Howard Carter, juga pernah menemukan satu set permainan papan macam ini di makam kuno firaun Amenemhat IV di Thebes, Mesir, pada tahun 1910. Papan permainan ini diduga berasal dari abad ke-18 SM.
Crist berkata sejauh ini temuan permainan serupa yang usianya paling tua, adalah yang ditemukan oleh Carter di Mesir. Keberadaan permainan papan ini di Timur Tengah memperlihatkan penyebarannya yang luas di kawasan tersebut.
Para peneliti yang sebelumnya pernah melakukan riset arkeologi di Taman Nasional Gobustan, sudah mengetahui keberadaan lubang-lubang pada batu di sana. Tetapi mereka tak menyadari bahwa itu adalah sebuah sisa board game.
Crist menyadari ini adalah board game karena lubang-lubang itu ditempatkan pada sebuah batu penampung, lalu pola bulat itu dibuat berbeda yang menunjukkan fungsinya masing-masing.
"Tidak ada keraguan dalam pikiran saya. Permainan ini dimainkan selama sekitar 1.500 tahun dan sangat teratur," kata Crist, dikutip dari Live Science. Temuan ini dia presentasikan pada pertemuan tahunan American Schools of Oriental Research di Denver pada November lalu.
Banyak orang berpikir cara bermain 58 Holes sama seperti permainan Backgammon di zaman modern. Cara mainnya didasarkan pada keberuntungan angka yang keluar dari suatu objek, atau dadu pada dunia modern, yang akan dipakai untuk menggerakkan biji atau batu di atas papan. Jumlah angka pada dadu ini terus dibutuhkan agar pemain mencapai tujuannya.
Namun, Crist menolak ide yang mengaitkan 58 Holes adalah 'nenek moyang' dari Backgammon. Dia percaya Backgammon berasal dari permainan Tabula yang dimainkan orang Romawi.
Crist percaya 58 Holes adalah permainan yang sudah tua, walaupun ia tidak setua permainan papan bernama Royal Game of Ur (Permainan Kerajaan Ur) yang berasal dari milenium ketiga sebelum masehi.
Selain 58 Holes, Crist juga mempelajari permainan kuno Mesir bernama Senet dan Mehen, yang mulai muncul sekitar 3000 SM.
"Orang-orang menggunakan game untuk berinteraksi satu sama lain," katanya. Permainan adalah "jenis hal yang unik dari manusia, semacam abstraksi -memindahkan batu di ruang kosong di tanah yang tidak memiliki efek nyata pada kehidupan sehari-hari, kecuali untuk fakta bahwa itu membantu Anda berinteraksi dengan orang lain."