Sponsored
Home
/
Technology

Pengakuan Peretas: Situs-Situs Milik Pemerintahan Lemah

Pengakuan Peretas: Situs-Situs Milik Pemerintahan Lemah
Preview
Andri Saubani06 July 2018
Bagikan :

Tersangka peretas situs Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) berinisial DS alias Mr. Cakill menyatakan, bahwa situs-situs pemerintahan masih lemah. Atas alasan itu, DS yang tidak hanya meretas situs Bawaslu itu juga meretas puluhan situs pemerintahan lainnya.

DS yang masih berusia 18 tahun mengaku hanya iseng menguji keamanan atau firewall situs Bawaslu. Begitu pula laman-laman pemerintahan lainnya, ia pun melakukan peretasan untuk menjajal keamanan laman pemerintahan tersebut.

"Iya sangat lemah masih situs pemerintahan," kata DS di Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Polri, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (6/5).

DS mengaku tidak ada suruhan dari pihak-pihak tertentu. Ia mengaku hanya iseng meretas situs-situs pemerintahan tersebut.

Berdasarkan pengakuannya, tidak ada pula keuntungan finansial dari aktivitas peretasan yang ia lakukan. "Bangga doang," ucapnya.

DS yang merupakan warga Bekasi itu juga mengaku tidak menarget secara spesifik situs mana yang akan diretas. "Secara random (acak) saja sih, nggak narget," ujar dia.

Ilmu untuk melakukan peretasan ini, kata DS, dipelajari secara otodidak dari informasi di internet dan grup-grup di media sosial. Selain situs pemerintahan, DS juga mengaku meretas situs situs pendidikan. "Kayak misalnya dinas di pedesaan, Universitas Brawijaya Malang," ucap dia.

Polisi menangkap DS (18 tahun) alias Mr Cakill pada Sabtu (30/6). Pelaku ditangkap lantaran melakukan peretasan berupa tindakan defacing, yakni berupaya mengubah tampilan dan konfigurasi fisik dari laman http://inforapat.bawaslu.go.id dengan membobol sistem keamanan laman tersebut.

Kepala Sub Direktorat II Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Komisaris Besar Polisi Asep Syafruddin menyatakan, pelaku ditangkap di Jalan Kramat Jati, Jakarta Timur. Pelaku ditangkap beserta sejumlah barang bukti alat elektronik, kartu SIM, sejumlah akun media sosial dan surat elektronik yang diduga digunakan pelaku untuk menunjang aktivitas peretasan pelaku.

"Motifnya iseng mencoba firewall atau sistem keamanan dari website http://inforapat.bawaslu.go.id," kata dia, Jumat (6/7).

Di samping membobol laman Bawaslu, peretas tersebut diketahui membobol ratusan laman lainnya. Laman laman itu, di antaranya, laman DPRD Banten, Yayasan Al Muslim, serta laman belanja online dalam dan luar negeri dan masih banyak lagi.

populerRelated Article