Home
/
Digilife

Pengakuan Twitter Diminta Pemerintah India Sensor Twit Kritikan Penanganan Covid-19

Pengakuan Twitter Diminta Pemerintah India Sensor Twit Kritikan Penanganan Covid-19
Tomy Tresnady27 April 2021
Bagikan :

Ilustrasi (Alexander Shatov / Unsplash)

Uzone.id - India telah meminta Twitter untuk menghapus lusinan twit, termasuk twit dari beberapa legislator lokal, yang mengkritik penanganan wabah virus corona di India, setelah kasus Covid-19 di sana kembali mencapai rekor dunia.

Juru bicara Twitter mengatakan kepada Reuters pada Sabtu (24/4/2021) bahwa perusahaan telah menangguhkan beberapa twit atas permintaan pemerintah India.

Di antaranya adalah twit dari seorang legislator bernama Revnath Reddy, seorang menteri di negara bagian Bengal Barat bernama Moloy Ghatak dan seorang pembuat film bernama Avinash Das.

Pemerintah melakukan sensor berdasarkan Undang-undang UU Teknologi Informasi 2000.

BACA JUGA: Cara Kerja Kapal Selam dan Bagaimana Kru Hidup di Dalamnya

Meskipun tidak jelas bagian mana dari UU yang digunakan dalam kasus ini, pemerintah biasanya pakai klausul perintah pemblokiran akses publik ke informasi dalam upaya untuk melindungi "kedaulatan dan integritas India" dan menjaga ketertiban umum.

"Saat kami menerima permintaan hukum yang valid, kami meninjaunya berdasarkan Peraturan Twitter dan hukum setempat." kata juru bicara Twitter dalam pernyataan yang dikirim lewat email.

"Jika konten melanggar aturan Twitter, konten tersebut akan dihapus dari layanan. Jika dianggap legal di yurisdiksi tertentu, tetapi tidak melanggar Peraturan Twitter, kami akan menangguhkan akses ke konten hanya di India," katanya.

BACA JUGA: Dua Bursa Kripto Turki Runtuh Bersamaan, 66 Orang Ditangkap

Juru bicara itu mengonfirmasi bahwa Tiwtter telah memberi tahu pemegang akun secara langsung soal penangguhan konten mereka dan memberi tahu mereka bahwa itu adalah perintah hukum.

Kementerian TI India mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa mereka minta Twitter untuk menghapus 100 postingan.

Di antaranya ada, "Penyalahgunaan platform media sosial oleh pengguna tertentu untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan dan menimbulkan kepanikan tentang situasi Covid-19 di India."

India pada Minggu (25/4) mencatat 349.691 kasus baru dan 2.767 kematian dalan 24 jam. Jumlah ini tertinggi sejak dimulainya pandemi Covid-19. (Aljazeera)

VIDEO Unboxing Samsung Galaxy Buds Pro

populerRelated Article