icon-category Entertainment

Penjelasan Arie Untung soal Postingan Jembatan Kuning Palu

Bagikan :

Beberapa waktu lalu Arie Untung mengunggah sebuah foto dirinya dengan sang istri, Fenita Arie, di akun Instagram miliknya. Foto tersebut memperlihatkan keindahan jembatan warna kuning atau jembatan Ponulele yang menjadi ikon Kota Palu. Dalam foto itu Arie dan Fenita terlihat sangat bahagia. 

Foto yang diunggah Arie itupun tersambung ke akun Twitter miliknya. Dalam unggahannya Arie sempat menuliskan keterangan terkait jembatan yang kini telah rata dengan tanah pascagempa dan tsunami yang menerjang Palu, Donggala, dan wilayang sekitar Sulawesi Tengah. 

Hanya saja memang keterangan yang tertulis di Twitter tidak selengkap keterangan yang diunggah Arie ke Instagram.

"Jembatan cantik inipun ikut runtuh, yg kokoh aja dng mudah sesaat runtuh. Apalagi cm yg pose diatasnya. Allah lg ngasih “kode” jgn sombong, cm Allah yg punya “kuasa”," bunyi cuitan Arie.

Rupanya, postingan itu langsung menarik perhatian netizen. Ada yang pro dan kontra terkait hal itu mengingat saat itu masyarakat Palu sedang dilanda bencana namun Arie malah mengunggah foto kebahagiaannya di atas jembatan kuning. 

Salah satunya, kritik dari komika Arie Kriting yang merasa tidak tepat momennya jika Arie Untung mengunggah foto tersebut. 

"Mohon maaf bang, saudara-saudara kami sedang berduka di Palu. Saya pikir kalau abang menunjukan photo dengan gaya eksis begini, boleh lah munggu duka sahabat2 di Palu reda," tulis Arie Kriting.

"Nasehatnya boleh di simpan dulu buat nanti. Mari kita doakan dan salurkan bantuan saja. Salam," lanjut Arie Kriting.

Saat ditemui di kawasan cipete, Jakarta Selatan, pria berusia 42 tahun ini mencoba untuk memberikan penjelasan. 

"Sebenernya itu komenan yang ada di Twitter adalah kependekan dari yang saya post di Instagram. Alhamdulillah, berarti banyak yang follow saya di Twitter dan saya undang mereka untuk follow di Instagram agar tahu sebenernya seperti apa," kata Arie Untung, Rabu (10/10).

"Sebenernya itu adalah clickbait, tekniknya namanya clickbait. Bagaimana orang bisa termakan dari gambar, kemudian akan membaca caption-nya, nah kemudian mengambil hikmahnya," lanjutnya.

Padahal, kala itu Arie mengaku hanya berniat untuk berbagi nasehat sebagai manusia hendaknya tidak sombong. Akan tetapi, pria kelahiran 15 Januari 1976 ini sadar bahwa tidak semua orang dapat mengerti dan menangkap apa yang dimaksud. Terkait komentar-komentar negatif, ia mengaku sudah memaafkan.

"Ya mungkin (pesannya enggak sampai). Kita menelan sesuatu tergantung dengan apa yang di hati kita. Kalau hati kita buruk melihat sesuatu akan buruk terus. Kalau kita lihat sebagai muasabah nggak nyinggung siapa-siapa, orang nyinggung diri sendiri. Enggak perlu saya buktikan sesuatu kebenaran, mereka juga anggap saya salah. Saya lakuin yang bermanfaat buat orang, saya juga enggak pernah nyerang siapa-siapa," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Arie yang juga hadir bersama sang istri, Fenita bercerita bahwa mereka mempunyai kenangan yang indah di jembatan kuning itu. 

Apalagi mereka juga mempunyai toko kue di Palu, sehingga saat bencana gempa dan tsunami mengguncang beberapa daerah di sana, Arie dan Fenita mengingat kembali kenangan mereka saat berada di Palu dan Donggala.

"Jadi ketika kejadian itu ya otomatis kita sangat ngerasain sekali gitu. Itu kan Donggala itu terkenal sama dombanya, jadi kita pernah makan disana daerah pinggir pantai gitu. Kita sempet kepikiran gini, gimana ya masyarakat yang di sana? Terus warung yang tempat kita makan saat itu apakah masih ada atau enggak?," ungkap Fenita.

Mengetahui postingan suami yang mendapat pro dan kontra, sebagai seorang istri Fenita baru mengetahui akan hal ini. Rencananya, jika kondisi di lokasi bencana sudah kondusif dan sudah dalam fase trauma healing, mereka akan berkunjung langsung ke sana. 

"Saya juga malah baru tau sekarang. Aku juga enggak main Twitter, jadi ya udah lama banget. Paling (main) Instagram juga nggak nyindir beberapa pihak. Kita juga jarang baca komen sih ya," jawab Fenita. 

"Kita posting terus cabut, karena kalau kita baca mikirin jadi pusing. Kalau udah kotorin komen matiin aja. Sesimple itu. Namanya sosial media kita jaga juga. Gara-gara kita, orang (ribut di komen) bikin dosa juga kan," timpal Arie Untung menutup pembicaraan.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini