Perut Anda Buncit? Hati-hati Terhadap Penyakit Ini
Pria dengan perut buncit tentu seringkali kita temui. Seringkali mereka yang saat ini berperut buncit, sebelum menikah kelihatan biasa-biasa saja atau tidak menunjukan tanda-tanda akan mengalami perubahan yang signifikan. Para pria yang dulunya memiliki bentuk tubuh proporsional mungkin tidak pernah menyangka akan mengalami perubahan yang membuat mereka tidak keren lagi itu.
Masalahnya, bukan hanya merusak penampilan, perut buncit menyimpan banyak masalah yang membuat kita tidak bisa menikmati hidup dengan maksimal. Perut buncit mungkin akan meningkatkan risiko Anda mengalami gangguan kesehatan yang fatal, mulai dari diabetes melitus tipe 2, jantung koroner, kebutaan, sampai (yang paling menakutkan bagi kita) impotensi. Dan, celakanya lagi, perut buncit ini adalah masalah yang lebih umum dialami pria daripada wanita.Oke, Anda bilang perut Anda tidak buncit? Jangan terlalu yakin dulu. Cobalah cara mengukur lingkar perut yang sederhana ini. Lakukan pengukuran dpada pinggang, di antara tulang panggul bagian atas dan tulang rusuk bagian bawah. Jika hasil lingkar perut Anda lebih dari 100 cm, maka perut Anda buncit dan termasuk dalam golongan pria yang mengalami obesitas sentral.
Perut buncit atau -istilah medisnya- obesitas sentral atau obesitas viseral, sering tidak dipandang dengan serius karena, selain mengurangi tingkat kekerenan Anda, awalnya relatif tidak menimbulkan banyak keluhan. Padahal, gundukan lemak di perut Anda itu jauh lebih berbahaya dibandingkan lemak di bagian tubuh yang lain. Simpanan lemak di perut Anda itu menyembunyikan anasir laten yang bisa mengganggu metabolisme atau -dalam bahasa kerennya- sindrom metabolik.
Jenis lemak yang tertimbun di perut itu sendiri ada dua jenis: subcutaneous fat (lemak yang disimpan tubuh dibawah kulit) dan visceral fat (lemak yang disimpat di dalam rongga perut). Di antara keduanya yang lebih berbahaya adalah visceral fat – karena berhubungan langsung dengan organ-organ di dalam perut dan terkait langsung dengan sistem metabolisme tubuh.
Salah satu pencetus perut buncit ini adalah kebiasaan minum bir atau minuman beralkohol lainnya. Makanya perut buncit juga sering disebut sebagai “perut bir” (beer belly). Faktanya, mengonsumsi alkohol berlebih akan menyebabkan tubuh menjadi kurang efisien membakar lemak. Selain itu, minuman beralkohol mengandung sejumlah besar kalori yang akan memperbesar tabungan lemak di perut Anda. Akibatnya, lemak pun semakin banyak tertimbun dalam tubuh seiring berjalannya waktu dan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
Anda bisa mengurangi risiko mengalami obesitas sentral. Caranya? Mulailah membiasakan diri untuk duduk tegak, tidak tidur setelah makan, hindari mengonsumsi minuman dingin dan beralkohol, mengasup nutrisi seimbangdan kurangi junkfood, rutin berolahraga (khususnya latihan kardio) dan, yang paling penting, hindari mengemil di malam hari. Kebiasaan ngemil tengah malam menjadi salah satu pemicu menimbunnya lemak pada perut. Terlebih bila makanan yang menjadi camilan itu berupa cokelat, keripik, atau mie instan.
Sebenarnya, tidak apa-apa mengemil di malam hari. Hanya saja sebaiknya Anda cermat memilih camilan. Pilih yang aman bagi perut dan lingkar pinggang Anda, misalnya kacang almond, susu rendah lemak, atau yogurt rendah lemak. Camilan-camilan ini akan membuat perut Anda kenyang lebih lama. Dan sebaiknya Anda berhenti mengunyah dua jam sebelum tidur.