Profil Joan Mir sang Juara Dunia MotoGP 2020
-
Joan Mir (Foto: Instagram @joanmir36official)
Uzone.id - Joan Mir Mayrata (23) lahir di Palma de Mallorca, Spanyol, pada 1 September 1997. Sepeda motor pertamanya adalah Polini saat ia berusia 6 tahun dan mendapat hadiah Honda QR kecil satu tahun kemudian.Luar biasanya, keluarga tidak begitu antusias untuk sepeda motor. Apalagi semua orang di lingkungannya lebih menyukai balap off-road daripada di trek, dan sebagian besar antusias dengan olahraga lain.
Ayahnya, Joan, sebenarnya punya toko skating di Mallorca, jadi Mir kecil dibesarkan dengan dikelilingi oleh dek skateboard.
Baru setelah melihat sepupunya, Joan Perello,yang berada di tim Stop & Go di Kejuaraan Dunia, Mir mulai terpesona dengan kecepatan.
Dia mengagumi petenis Rafael Nadal yang merupakan asal Spanyol. Mir mengakui dalam sebuah wawancara bahwa "seperti Rossi, saya tidak memandang siapa pun."
BACA JUGA: Honda PCX 157cc eSP+ Meluncur 2021
Pengalaman pertama Mir membalap di trek saat berada di sekolah Chicho Lorezo, di mana Mir tinggal selama satu tahun. Dari sana, Mir pindah ke sekolah Federasi Sepeda Motor Balarik pada 2009.
Di sana, seseorang menemukan bahwa Mir punya lebih banyak hal untuk ditawarkan. Di sekolah ini, Mir bertemu Daniel Vadillo, yang menasihatinya dan telah menemaninya ke setiap balapan sejak saat itu.
"Kami melihat bahwa dia punya sesuatu yang berbeda," kenang Dani.
Mir kemudian memulai petualangannya di Piala Bankia di kategori XL 160 pada tahun 2011. Mir meraih mahkota dengan dua balapan tersisa sebelum kejuaraan ditutup secara permanen.
Kemudian, datanglah Piala PreGP 125 MotoGP, langkah berikutnya dalam pendakian sulit ke Kejuaraan Dunia. Mir berhasil meraih gelar lagi.
Pada 2012, Mir bergabung di Red Bull Rookies Cup di mana di mana dia menyelesaikan dua musim: 2013-2014.
Selama satu tahun pertama adaptasi, Mir finis ke-19 dalam klasemen umum, sementara di tahun kedua Mir jadi runner-up setelah pertarungan yang sangat ketat dengan pembalap Spanyol, Jorge Martin.
Mulai Balapan
Tahun 2015, Mir sudah siap memulai karirnya di FIM CEV Championship, namun dikeluarkan karena tim Leopard Racing membatalkan proyek tersebut di saat-saat terakhir.
Mir beserta rombongan menghubungi manajer pebalap Paco Sanchez, dan akhirnya mau membantu Mir menyelesaikan kejuaraan CEV dengan motor Ioda di Tim Machado, namun akhirnya didukung oleh tim Leopard Racing.
Kemudian, saat musim hampir berakhir dan Mir sedang berlibur, dia menerima telepon dari tim Leopard Racing lagi. Mereka ingin Mir menggantikan Hiroki Ono yang alami cedera di GP Australia.
Mir pun meraih posisi ke-15 di Phillip Island. Namanya mulai meroket dan menempatkan dirinya di grup utama, namun tersingkir saat berada di urutan ke-4. Tim Leopard Racing mengakui pencapaiannya dan merekrut Mir untuk musim 2016.
Moto3
Kejuaraan Dunia secara resmi menyambut Joan Mir pada 2016. Dia dengan cepat membuktikan nilainya. Di Australia, Mir mengejutkan semua orang dengan balapan luar biasa yang memberinya kemenangan pertama dan debutnya di podium dalam kategori tersebut.
Mir menyelesaikan kejuaraan di posisi kelima sebagai Rookie of the Year, setelah mendapatkan tiga podium, satu pole dan dua lap tercepat.
Itu menjadi pemanasan yang sempurna untuk musim 2017 - 10 kemenangan, 13 podium dan dominan memperoleh gelar.
Kekuatan dan bakatnya jelas dan Mir berhasil memenangkan mahkota Moto3. Cara ideal untuk beralih ke Moto2.
Moto2
Joan Mir bergabung dengan Moto2 dengan tim EG 0,0 Marc VDS. Dia bisa beradaptasi dengan cepat, Mir tampak kompetitif sejak awal dan penonton merasakan podium akan datang menghampirinya.
Mir banyak mengamankan podium Moto2 pertamanya di Prancis, dan setelah itu di Italia.
Secara keseluruhan, Mir menyelesaikan musim di posisi ke-6 dan dianugerahi sebagai Rookie of the Year hanya satu hari sebelum pengujian di Valencia - pengalaman pertamanya mengendarai GSX-RR dengan tim Suzuki Ecstar
MotoGP
Joan Mir debut di MotoGp tahun 2019 dan dia bisa cepat beradaptasi dengan cara kerja Suzuki.
Dia mengatakan perkenalannya dengan tim seperti "menemukan keluarga kedua". Pada balapan pertamanya di Qatar, dia meraih posisi ke-8 yang luar biasa.
Mir melanjutkan dengan mencetak 9 finis dengan 10 besar, meskipun dia cedera di pertengahan musim yang membuatnya kehilangan dua putaran.
Mir kembali mengamankan hasil terbaik dengan berada di posisi ke-5 yang mengesankan di Thailand. Dia kemudian dua kali finis di posisi ke-5 dalam dua balapan terakhir musim 2019 di Malaysia dan Spanyol.
Sebagai Rookie, dia menyelesaikan musim ke-12 di klasemen Kejuaraan Dunia.
Dengan fokusnya menyesuaikan gaya berkendara agar lebih sesuai dengan kekuatan GSX-RR, Mir sangat ambisius dan memasang target tinggi untuk musim 2020.
Juara MotoGP
Tahun di mana Mir menemukan tempat di antara pembalap top MotoGP, namun di tengah situasi yang sangat sulit karena dunia dihantam pandemi Covid-19.
Dengan berkurangnya jumlah balapan, konsistensi dan fokus menjadi lebih penting dari sebelumnya, dan Mir berhasil jadi pembalap paling konsisten di kelasnya, dengan 7 podium dalam 14 balapan. Memberinya gelar yang sangat di dambakan dengan meraih Juara Dunia MotoGp 2020.
Ini adalah puncak impian Mir, dan juta untuk Tim Suzuki Ecstar dan Suzuki secara keseluruhan.
Selain itu, Mir menjadi juara ketika perusahaan Suzuki merayakan HUT ke-100, dan HUT ke-60 Suzuki di kompetisi balapan. (Suzuki Racing)
VIDEO Kia Sonet First Impresssion, Gak Percaya Harganya Dibawah Rp300 Juta!