Home
/
Technology
Pulau Kecil Pasifik Selatan Ini Hentikan Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Republika28 November 2016
Bagikan :
Preview
Preview
Pulau Ta’u, sebuah pulau tropis terpencil di Samoa Amerika, telah menghentikan penggunaan bahan bakar fosil untuk keperluan sehari-hari. Mereka beralih ke tenaga surya dengan memanfaatkan terik matahari Pasifik Selatan.
Dengan lebih dari 5.000 panel surya dan 60 pak mesin Tesla, Pulau Ta’u telah sepenuhnya mandiri dalam menyediakan pasokan listrik. Meski demikian, pulau ini sempat melewati proses konversi yang rumit dan mendapat beberapa kali penundaan.
Pulau yang terletak 4.000 mil dari pantai barat Amerika Serikat ini sebelumnya selalu bergantung pada lebih dari 100 ribu galon solar yang dikirim dari pulau utama Tutuila. Mereka menggunakannya untuk penerangan rumah dan gedung-gedung pemerintahan, serta untuk menjalankan pompa air.
Ketika cuaca buruk dan badai menerjang kapal feri di tengah laut, pasokan solar menjadi terhambat. Hal itu menyebabkan warga Pulau Ta’u tidak bisa beraktifitas secara efisien.
Direktur Eksekutif American Samoa Power Authority, Utu Abe Malae, mengatakan Pulau Tutuila telah melakukan pengiriman solar untuk Pulau Ta’u selama beberapa dekade, dengan biaya mencapai 400 ribu dolar as atau Rp 52 juta per tahun. Pengiriman melalui kapal laut berisiko tinggi dan dapat mengancam lingkungan, terlebih jika kapal mengalami kebocoran.
“Pengiriman solar telah lama memberikan risiko terhadap lingkungan. Pembayaran pajaknya juga tidak efisien. Kami ingin seluruh Samoa Amerika mengandalkan tenaga surya pada 2040. Pulau Ta’u telah menjadi prioritas uji,” kata Malae, dikutip The Guardian.
Pembangunan menara Ta’u 1,4 megawatt dimulai dua tahun lalu. Menara tidak bisa segera digunakan karena terkendala cuaca buruk dan mengalami kesalahan teknis. “Ini benar-benar sulit. Kapal feri kadang terhadang cuaca buruk, kami terpaksa meminjam kapal nelayan untuk mengangkut panel surya ke sini,” kata dia.
Insinyur dari perusahaan Tesla dan SolarCity didatangkan langsung dari California untuk membantu pembangunan menara. Sebanyak 15 laki-laki lokal dipekerjaan dalam proses konstruksi ini.
Tags:
Sponsored
Review
Related Article