icon-category Technology

Rahasia Kematian Neil Armstrong dan Uang Tutup Mulut Rp58 T

  • 27 Jul 2019 WIB
Bagikan :

Neil Armstrong, manusia pertama yang menjejakkan kaki di Bulan tutup usia pada 2012 lalu. Armstrong meninggal karena komplikasi yang muncul dari operasi jantung.

Dilansir dari AFP, setelah tujuh tahun berlalu, penyebab meninggal Armstrong kembali muncul di media massa. The New York Times mengungkap telah menerima surat sebanyak 93 halaman yang mengungkap perselisihan keluarga astronaut ternama tersebut dengan rumah sakit kecil di Ohio, tempat Armstrong dirawat dan dioperasi.

Cincinnati Enquirer juga menerima dokumen-dokumen yang sama. Dokumen tersebut dikirim ke media dengan anonim.

Menurut surat kabar, keluarga Armstrong pernah mengancam akan secara terbuka menuduh rumah sakit melakukan malapraktik medis. Namun, hal tersebut batal dilakukan karena penyelesaian rahasia demi menghindari skandal.

Dokumen tersebut menuliskan rumah sakit yang bersangkutan membayar US$6 juta dollar atau setara dengan Rp58,2 triliun (dengan kurs Rp9.700 pada kisaran 2012). Dari pembayaran tersebut, sebanyak US$5 juta jatuh pada dua putra Armstrong yakni Rick dan Mark sebagai uang 'tutup mulut'.

Dalam surel tertanggal Juli 2014, istri Mark, Wendy yang bekerja sebagai pengacara mengancam akan mengungkap malapraktik tersebut saat peringatan 45 tahun misi Apollo 11, misi yang membuat Armstrong jadi manusia pertama ke Bulan.

"Jika masalah ini diketahui publik, kerusakan yang terjadi pada reputasi klien Anda akan dikenakan biaya yang jauh lebih besar daripada putusan juri yang dapat," tulis Wendy, menurut Cincinnati Enquirer dilansir dari AFP.

"Tidak ada lembaga yang ingin dikaitkan dengan kematian salah satu pahlawan terbesar Amerika," Bertha Helmick, pengacara cucu Armstrong berbicara pada Times.

Tapi janda Armstrong, Carol, istri keduanya, ingin tahu bahwa dia bukan bagian dari perjanjian.

Kasus tersebut menyangkut keputusan rumah sakit di Fairfield, Ohio. Rumah sakit ini tidak segera memindahkan Armstrong ke pembedahan ketika ia mulai menunjukkan pendarahan internal yang cepat, beberapa hari setelah bypass koroner.

Keputusan awal untuk melakukan operasi bypass juga dipertanyakan.

Seorang juru bicara rumah sakit mengatakan kepada Enquirer bahwa publikasi perinciannya sangat mengecewakan.

Dugaan Malapraktik

Tuduhan malapraktik medis adalah hal biasa di Amerika Serikat. Pasalnya, hanya sekitar lima persen berakhir di pengadilan. Persentase ini diungkap oleh Michelle Mello, seorang profesor hukum di Stanford.

Menurut Mello, penyelesaian terbesar oleh seorang dokter terjadi pada 2018 yang melibatkan kematian seorang pria berusia 80-an dengan penyelesaian hingga US$1,49 juta. Kasus ini menyoroti nilai 'merek' dari nama Armstrong, tetapi juga lebih umum astronaut dari era keemasan NASA.

Menurut Heritage Auctions, putra Armstrong menjual ribuan barang pribadi milik ayah mereka dalam tiga lelang terakhir, hasilnya melebihi US$12 juta.

Mereka mengatakan kepada AFP dalam sebuah wawancara tahun lalu bahwa mereka ingin membuat sebuah yayasan dan akan menyumbangkan sebagian untuk amal.

Rahasia Kematian Neil Armstrong dan Uang 'Tutup Mulut' Rp58 TNeil Armstong. (REUTERS)

Komersialisasi Pengalaman ke Bulan

Mengikuti Armstrong di Bulan, Buzz Aldrin pun 'meminta' biaya sekitar US$50 ribu hingga US$75 ribu untuk 'memboyong' dirinya dalam sebuah konferensi.

"Dia akan meminta jet pribadi, dia akan meminta akomodasi VIP, dan dia akan mendapatkannya karena orang ingin bertemu Buzz Aldrin," Francis French, penulis beberapa buku ejarah ruang angkasa.

Menurut Francis, bukan rahasia dan tidak dianggap curang, bahwa mantan astronaut mencari cara untuk menghasilkan uang setelah karier mereka berakhir.

Kalau tidak, mereka harus mengandalkan pensiun militer atau layanan sipil yang relatif kecil. French menambahkan bahwa dia mengenal keluarga Armstrong dan mereka tidak termotivasi oleh uang.

Charlie Duke, salah satu dari empat Moonwalker yang masih hidup, meminta kepada AFP pada bulan April untuk wawancara seharga US$5 ribu

"Ada pasar. Mereka menagih apa yang bisa mereka dapatkan," John Logsdon, pendiri Space Policy Institute di George Washington University mengatakan kepada AFP.

"Bagaimanapun juga, orang-orang ini mempertaruhkan hidup mereka, dan aku tidak melihat ada yang salah dengan mereka yang mendapat untung darinya."

Dalam karier pasca-astronaut, Armstrong menjalani kehidupan di luar pusat perhatian dan kurang disebutkan kembali. Jika dia menggunakan ketenarannya, itu terutama untuk kepentingan almamaternya, Purdue.

Berkat kampanye penggalangan dana besar yang dipimpinnya bersama pada 1990-an, Purdue mengumpulkan US$250 juta.

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini