Rapat di Google Meet Kini Bisa Dihadiri 500 Peserta

Foto: Maxime/Unsplash

Dengan pembaruan ini, rapat online akan semakin luas dan mudah untuk terhubung dengan kolega, klient, dan partisipan lain dalam jumlah yang banyak.

Jika 500 peserta belum cukup juga untuk rapat perusahaan, Google Meet menyediakan opsi Live Streaming  yang memungkinkan 100 ribu partisipan sekaligus ikut menonton acara yang sedang diselenggarakan.

Tapi, keistimewaan ini tidak hadir tanpa syarat. Karena fitur ini hanya akan tersedia bagi pengguna yang berlangganan Google Workspace Business Plus, Enterprise Standard, Enterprise Plus, atau Education Plus.

Baca juga: Makin Mirip Zoom, Host Google Meet Bisa Mute Peserta

Sayangnya, fitur ini tidak tersedia untuk pengguna Essentials, Starter, atau Standard Workspace perusahaan.

Para penyedia layanan rapat online seperti Google, Microsoft, Zoom, dan pembuat software konferensi video lainnya makin memperbesar jumlah maksimum peserta yang masuk dalam meeting online.

Hal ini didorong karena semakin banyaknya orang yang bekerja dirumah dan makin seringnya perusahaan mengadakan meeting secara virtual. Apalagi saat ini kerja Hybrid juga diberlakukan oleh perusahaan.

Namun, seperti Google Meet, rapat dengan peserta yang lebih besar ini tak disediakan secara gratis.

Agustus lalu, Microsoft Teams mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan jumlah partisipan hingga 25 ribu peserta untuk organisasi pemerintahan AS. Sementara itu, 1000 orang bisa menghadiri rapat normal menggunakan layanan ini.

Baca juga: Google Meet Dibatasi 60 Menit Sehari

Kemudian ada Zoom yang juga bisa memungkinkan 500 hingga 1000 peserta untuk bergabung dalam rapat online. Tapi, pengguna harus lebih dulu berlangganan Pro atau Business dan membeli add-on Large Meeting dengan harga sekitar USD50 atau setara Rp700 ribuan untuk 1000 peserta.

Pengguna paket Enterprise bisa menampung hingga 500 peserta tanpa add-on, dan pengguna paket Business bisa menampung sekitar 300 peserta.

Pertemuan bisnis secara virtual mungkin akan terus ada meski pandemi berangsur-angsur pulih, saat ini perusahaan mulai menerapkan kebijakan kerja hybrid di mana pekerjaan bisa dilakukan secara online maupun ke kantor.