Ren Zhengfei: Beberapa Politisi AS Mencoba "Bunuh" Huawei
-
Ilustrasi. (Foto: Dok. Huawei)
Uzone.id - Awal November 2020, Huawei Consumer Business Group (Huawei) telah menjual Honor. Seperti dikutip Uzone.id dari Gizmo China, motivasi di balik kesepakatan itu adalah pembatasan ketat yang diberlakukan pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Huawei.Pembatasan tersebut mulai dari larangan menggunakan Google Mobile Service, sampai larangan penjualan suku cadang ke Huawei.
Baca juga: Usai Pisah, Pendiri Huawei Ingin Honor Jadi Kompetitor
Lebih lanjut soal penjualan Honor, pendiri Huawei, Ren Zhengfei, telah menyampaikan pesan kepada karyawan Honor yang meninggalkan Huawei. Ia mendesak mereka untuk lebih rajin melampaui ekspektasi.
Ren menekankan bahwa melepaskan Honor adalah keputusan sulit. Namun itu semua demi melindungi jutaan pekerja, agen, dan penjual Honor.
Baca juga: Pangsa Pasar Ponsel Huawei Diprediksi Turun 4 Persen di 2021
Dalam pidatonya, Ren juga berkata, "Gelombang demi gelombang larang dari AS yang berat terhadap Huawei telah membuat kami akhirnya mengerti, politisi AS tertentu ingin membunuh kami, bukan hanya mengoreksi kami."
Namun, ketika Joe Biden terpilih sebagai presiden AS, Biden disebut akan melunak dengan mengurangi pembatasan ekspor dari Beijing. Sementara itu, analis Counterpoint Research, Flora Tang mengatakan bahwa ada kemungkinan Honor akan bertahan jika dapat melanjutkan produksi.
VIDEO: Rasanya Punya PS5 Sebelum Resmi Dijual di Indonesia