Review Acer Predator Helios Neo 16: Performa Kuat, Mobilitas Terbatas
Uzone.id - Ada banyak opsi laptop gaming berlayar 16 inci yang beredar di Indonesia, satu di antaranya adalah Acer Predator Helios Neo 16 (2024). Edisi terbaru dari laptop ini ditenagai dapur pacu yang jauh lebih kencang dari seri sebelumnya, berkat kombinasi CPU Intel 14th Gen dan GPU hingga RTX 4070 dari Nvidia.
Di Indonesia, Acer Predator Helios Neo 16 (2024) punya beberapa model. Kebetulan, tim Uzone.id gunakan tipe tertinggi dengan nomor model PHN16-72-97QT yang ditenagai Intel Core i9-14900HX dan kartu grafis Nvidia GeForce RTX 4070.Seberapa hebat laptop gaming satu ini? Mari simak review lengkap Acer Predator Helios Neo 16 (2024) setelah kami gunakan sebagai laptop keseharian selama beberapa minggu.
Form factor yang gak cocok untuk mobilitas
Entah kenapa, jajaran laptop gaming dari Acer Predator—terutama seri terbaru, terlihat agak intimidatif bagi kami. Bukan hal jelek, bagus malah, karena ‘gahar’ menjadi salah satu daya tarik utama dari sebuah laptop gaming.
Kesan ini kami dapatkan dari logo Predator di bodi belakangnya yang agak mirip dengan logo Decepticon. Bukan sekadar logo sembarangan, logo Predator ini dapat menyala berkat panel RGB yang disematkan di belakangnya.
Warna-warni lampunya bisa diatur via aplikasi Predator Sense, tepatnya pada Pulsar Lighting dan masuk ke Area Control. Ada tiga efek yang bisa diaplikasikan, Static, Breathing, dan Neon, dengan banyak kombinasi warna yang bisa kalian atur di sana.
Warna serba gelap kian melengkapi kesan sangar ini. Gak main warna dual-tone, Acer menyelimuti Predator Helios Neo 16 (2024) dengan kelir biru gelap, plus terdapat kode berupa angka-angka di penampang belakang layar untuk melengkapi gimmick-nya.
Fun fact, arti kode ini bisa lho dipecahkan oleh para gamer. Kalau dari bantuan ChatGPT, kode-kode ini berarti ‘JOIN PREDATOR FORCE’. Sebuah detail yang menarik disematkan Acer pada laptop gaming anyarnya.
Satu yang jadi catatan kami, laptop gaming ini gak ramah banget untuk diajak kemana-mana. Dari form factor-nya sudah super bulky dengan bobot yang otomatis bikin punggung kalian pegal kalau menggendongnya di dalam tas.
Tebal bodinya sampai 26 mm dengan bobot 2,6 kg. Belum lagi charger-nya yang super gede, dihitung-hitung berat total yang harus kalian gendong untuk laptop dan charger-nya bisa lebih dari 4 kg. Sanggup?
Untungnya, keunggulan dari bodinya yang besar, Acer jadi lebih leluasa menaruh beragam port pada Predator Helios Neo 16 (2024).
Total, ada 2x USB-A 3.2 Gen 2 di sisi kanan, kemudian 1x USB-A 3.2 Gen 1 di sisi kiri yang disandingkan dengan RJ45, slot microSD Reader, dan jack audio 3,5mm. Dan di belakang, ada 2x USB-C 3.2 Gen 2 yang dukung Thunderbolt 4, 1x HDMI 2.1, dan port untuk mengisi daya.
Keyboard RGB 4 zona, ada sedikit minor
Boleh lah layout keyboard laptop ini full-sized, tapi justru gak enak untuk dipakai ngetik. Feedback ala-ala keyboard mekanik yang lumayan berbunyi yang ditambah sensasi agak lembek setiap menekan tombol, adalah penyebab utamanya.
Meski demikian, areanya yang besar membuat kami gak sering mengalami typo. Dari tes di Monkeytype, kami bisa memperoleh rata-rata 75 kata per menit dengan akurasi 100 persen.
Seperti laptop mainstream terkini, Acer tak lupa menyematkan tombol Microsoft Copilot di sisi sebelah kanan tombol spasi. Menekan tombol tersebut, aplikasi AI Microsoft langsung menyala, siap menerima perintah apapun dari kalian, mulai dari membuat ilustrasi, musik, ringkasan, dan sebagainya.
Saran saja untuk Acer, mungkin bisa diaplikasikan pada Helios Neo 16 generasi berikutnya. Coba kasih pembeda pada beberapa tombol yang sering dipakai para gamer, seperti tombol W A S D, tombol panah, atau 4 5 6 8.
Bisa memberikan sentuhan transparan dengan area RGB yang bisa disetel berbeda, misalnya. Hal ini seperti memberikan pendekatan personal bagi gamer, membuat mereka merasa kalau Acer mengerti tombol-tombol tersebutlah yang sering ditekan para gamer saat bermain game-game favorit mereka.
Untuk fitur, keyboard Acer Predator Helios Neo 16 (2024) hanya memungkinkan gamer mengatur 4 zona RGB saja. Semuanya bisa diatur via Predator Sense pada bagian Area Lighting Control.
Layar memukau, audio bikin kecewa
Acer Predator Helios Neo 16 (2024) gunakan panel IPS LCD seluas 16 inci dengan dukungan refresh rate 240Hz. Suguhan resolusinya mencapai WQXGA atau 2560 x 1600 piksel, makin perfect layarnya karena usung aspek rasio yang cocok buat main game, yakni 16:10 yang lebih lebar dan besar.
Didukung spesifikasi yang memang mumpuni, sebagian besar game yang kami coba bisa dimainkan pada mode refresh rate yang tinggi. Terlebih, layar laptop ini sudah mendukung Nvidia G-Sync dan Nvidia Advance Optimus, memungkinkan sistem dapat beralih antara kartu grafis terintegrasi dan diskrit tanpa restart.
Untuk main game atau sekadar nonton video beresolusi tinggi, gak ada cela sama sekali. Detail yang ditampilkan sangat baik, semuanya berkat resolusi yang tinggi. Cakupan warnanya juga oke, terlebih akurasi warnanya sudah sRGB 100%.
Layar laptop ini diberikan lapisan anti-glare yang biasanya bikin tingkat kecerahan jadi lebih rendah dari layar yang dibiarkan polos saja. Kendati begitu, layar Acer Predator Helios Neo 16 terbilang terang dengan tingkat kecerahan tembus 500 nits.
Sayang, kualitas visual yang maksimal, tidak diimbangi oleh sistem audio yang berkelas. Ekspektasi tinggi kami tak berbalas, kualitas suara yang dihasilkan speaker laptop ini terbilang rendah.
Ada fitur Acer TrueHarmony untuk suguhkan keluaran audio tergantung game maupun konten yang kalian jajal, ada Shooter, RPG, Strategy, Movies, Music, Voice, Automatic, dan Custom Audio.
Tapi, fitur ini tak membantu sama sekali. Main game apapun, menonton film, atau mendengarkan musik, hasilnya tetap sama.
Suara pada tone tinggi, malah terdengar terlalu nyaring buat kami. Apalagi ngomongin efek bass, terasa hambar saja meski volume sudah diset di atas 50 persen. Secara kualitas, audio Acer Predator Helios Neo 16 sungguh mengecewakan.
Performa rata kanan!
Acer Predator Helios Neo 16 punya dapur pacu yang kencang. Kombinasi Intel Core i9-14900HX dengan kartu grafis Nvidia RTX 4070 8 GB GDDR6, membuat performanya terbilang ‘gak ngotak’, mau main game apapun sudah pasti bisa ‘rata kanan’ dan suguhkan frame rate yang tinggi.
Apalagi, ada Predator Sense yang memungkinkan kami untuk menyesuaikan performa sesuai kehendak. Ada beberapa pengaturan, mulai dari Silent, Windows, Performance, sampai Turbo. Begitupun dengan pengaturan putaran kipas, bisa disesuaikan dari Auto, Max, hingga Custom.
Bicara soal kipas pendingin, Acer Predator Helios Neo 16 sendiri dibekali dengan kipas 3D Aeroblade dengan Liquid Metal yang memastikan CPU dapat tetap maksimal walau dipakai dalam aktivitas multitasking ataupun gaming yang berat.
Cuma, buat kami, putaran kipas pada mode Max atau saat beban kerja laptop lagi tinggi-tingginya, begitu berisik dan cenderung mengganggu. Optimal sih, tapi tak kami sarankan main game di ruang terbuka atau tempat kerja (saat istirahat misalnya), sudah pasti mengganggu.
Bicara performanya, laptop ini memang ngegas. Urusan buka banyak aplikasi sekaligus, puluhan tab di Microsoft Edge atau Google Chrome, aplikasi apapun itu, lancar dijalankan di laptop ini.
Mengujinya dengan 3DMark Time Spy dan Fire Strike, Acer Predator Helios Neo 16 yang kami review meraih skor ‘Good’. Adapun, sebelum benchmark, kami mengatur performa di level Turbo dengan putaran kipas Max.
Di 3DMark Fire Strike, laptop ini mendapatkan skor 25.545 poin yang sedikit berada di bawah rerata pengujian (26.169 poin) dan jauh di bawah skor terbaik yang dicatat laptop dengan Nvidia RTX 4070 (31.596 poin).
Sementara di 3DMark Time Spy, Acer Predator Helios Neo 16 tembus skor 13.241 poin yang berada di atas rerata skor (13.215 poin), tapi masih di bawah skor tertinggi yang mencapai 15.400 poin.
Untuk ngetes seberapa kuat laptop ini untuk game, kami gunakan Black Myth: Wukong Benchmark Tool untuk menakar kemampuannya. Untuk diketahui, Black Myth: Wukong jadi salah satu game PC dengan grafis paling kompleks yang butuh sumber daya tinggi agar lancar memainkannya.
Beberapa kali pengujian kami lakukan, seperti mengatur grafis ‘rata kanan’ alias mentok, menggunakan pengaturan yang direkomendasikan, dan mengatur grafis ke level High. Semua pengaturan, kami mengaktifkan Nvidia DLSS untuk memaksimalkan frame rate-nya.
Berikut hasilnya:
- Very High, Full Ray Tracing (On), Super Resolution (100%): 25 FPS
- Very High, Full Ray Tracing (On), Super Resolution (67%): 40 FPS
- Very High, Full Ray Tracing (On), Super Resolution (68%): 65 FPS
- High, Full Ray Tracing (On), Super Resolution (68%): 60 FPS
Performa yang kuat, berdampak pada borosnya baterai laptop ini. Memang tidak bisa lepas dari chargeran sih, lantaran baterai 90 Wh cuma sanggup bertahan kurang dari 3 jam saja untuk pemakaian normal dan sekitar 90 menit untuk full main game. Sedangkan untuk pengisian daya, butuh kurang dari 2 jam agar baterainya penuh.
Kesimpulan
Acer Predator Helios Neo 16 (2024) menawarkan performa kelas atas berkat kombinasi prosesor Intel Core i9-14900HX dan GPU Nvidia RTX 4070. No debat, emang kencang performanya untuk aktivitas apapun, termasuk main judul game AAA apapun.
Belum lagi kualitas layarnya yang jempolan buat kami. Layar 16 inci WQXGA dengan refresh rate 240Hz yang menjamin pengalaman visual yang memukau.
Ketersediaan port, serta kebebasan para gamer untuk mengatur performa perangkatnya lewat Predator Sense juga jadi nilai lebih dari Acer Predator Helios Neo 16 (2024).
Hanya saja, kelemahan terletak pada form factor yang besar dan berat, membuatnya kurang nyaman untuk mobilitas, serta kualitas audio yang kurang memuaskan untuk kelasnya. Selain itu, konsumsi daya yang tinggi membuatnya tak bisa jauh dari charger dalam waktu lama.
Laptop ini bisa jadi opsi ideal buat gamer yang memprioritaskan performa dan visual, meskipun kompromi perlu dilakukan pada segi audio dan portabilitas.