Review Asus Zenfone 10: Ubahan Minor, Cuma Ganti Prosesor
Uzone.id - Heran sekaligus kecewa, kok Zenfone jadi begini ya? Wajar kami bicara begitu, lantaran minim banget pembaruan di Asus Zenfone 10, cuma ganti prosesor dan downgrade pada sisi kameranya.
Asus Zenfone 10 resmi menjadi smartphone termurah di Indonesia dengan prosesor Snapdragon 8 Gen 2. Ponsel ini dijual dengan harga Rp8,9 jutaan untuk varian 8/128 GB, kapan lagi punya ponsel dengan chipset terkencang yang dijual dengan harga di bawah Rp10 juta?Lebih kencang, sudah pasti. Tapi kami dibuat kecewa dengan miripnya Zenfone 10 dan Zenfone 9. Untuk lebih lengkapnya, berikut review lengkap Asus Zenfone 10, setelah kami menggunakannya sebagai daily driver selama dua minggu lamanya.
Mirip banget Zenfone 9
Gak apa-apa deh kalau desainnya sama, tapi build quality berbeda. Tapi ini beneran dibikin mirip, luar dan dalam betul-betul identik.
Saking miripnya, kayaknya bakal sulit membedakan mana Asus Zenfone 9 dan mana Zenfone 10. Keduanya memberikan experience yang sama, baik dari bentuk kameranya, form factor, ukuran layar, sampai feel saat menggenggamnya langsung, karena kebetulan kami sempat menggunakan Zenfone 9 juga.
Selama kami menggunakannya, cuma ada tiga ubahan minor yang diberikan Asus pada Zenfone 10 dibanding seri sebelumnya. Pertama, ada warna baru yang melapisi bodi belakangnya, yakni Starry Blue, Aurora Green, dan Eclipse Red, yang menemani warna Comet White dan Midnight Black.
Asus juga menggunakan material polikarbonat berbasis bio yang ramah lingkungan untuk smartphone barunya.
Ketiga, lensa kamera Zenfone 10 dibikin lebih kecil dan lebih banyak kaca. Ditambah, Asus juga memberikan sedikit ubahan pada tulisan-tulisan di sekitar lensa kamera.
Gak ada lagi informasi spesifikasi dan nama model kameranya, tapi hanya ‘Asus Zenfone’ saja yang disertakan, lebih minimalis kelihatannya.
Sangat pas di genggaman
Kelebihan utama dari Asus Zenfone 10 adalah bentuknya yang ringkas dan sangat pas di genggaman. Setelah Samsung Galaxy S23, Asus Zenfone 10 jadi ponsel berikutnya yang berhasil ‘mempertemukan’ jari tengah dan jempol kami saat menggenggamnya.
Bobotnya juga sangat ringan, 172 gram atau lebih berat 3 gram dibanding seri sebelumnya. Menggunakan ponsel ini gak bikin pegal tangan, dikantongin juga enak, dan dibawa kemana-mana gak bakal bikin ribet karena kegedean. Sempurna lah kalau urusan form factor untuk Asus Zenfone 10 ini.
Meski kecil, Asus tetap menyertakan rating IP68 tahan air dan debu pada Zenfone 10. Itu artinya, ponsel ini masih tahan kalau kecemplung hingga kedalaman 1,5 meter di air tawar selama 30 menit.
Layar sudah 144Hz, tapi bezel-nya tebal
Asus Zenfone 10 masih pakai layar yang sama dengan Zenfone 9. Tetap OLED, ukurannya 5,9 inci, resolusinya pun Full HD+ dengan rasio layar terhadap bodi yang masih kalah kalau dibandingkan dengan kompetitornya.
Rasio layar terhadap bodinya cuma 84,6 persen gegara bezel bagian bawah yang masih cukup tebal. Beda dengan Samsung Galaxy S23, ponsel yang sama ringkasnya, dengan rasio terhadap layar yang lebih tinggi karena ukuran bingkai layar yang lebih ramping.
Ya, Asus tak bikin ponsel ini lebih bezel-less dibanding sebelumnya. Beneran mirip, bahkan letak kamera depannya pun masih sama, yakni sudut kiri atas layar.
Selain tampilan, fitur layarnya dibuat serupa. Asus Zenfone 10 telah mengantongi sertifikasi HDR10+ tanpa fitur Dolby Vision, punya intensitas cahaya sampai 1.100 nits, dan lapisan kaca Gorilla Glass Victus.
Tapi, ada sedikit peningkatan, yakni refresh rate 144Hz. Cuma, fitur ini gak bisa diaktifkan pada pengaturan layar atau display. Refresh rate 144Hz hanya bisa dinyalakan melalui Game Genie, dan cuma aktif saat game yang dimainkan mendukung frame rate yang tinggi.
Sementara di pengaturan Display, kecepatan refresh yang ditampilkan hanya sampai 120Hz saja.
Zen UI dengan experience Android murni
Salah satu favorit kami dari jajaran smartphone Asus terkini adalah, Zen UI yang tak banyak gimmick apalagi bloatware, dengan UI mirip Android murni.
Tampilan OS-nya sangat bersih, dan gak banyak aplikasi pihak ketiga yang terpasang di smartphone ini. Tidak ada pula aplikasi atau game tambahan yang ‘diunduh paksa’ setelah kami melakukan pengaturan untuk pertama kalinya.
Ada sejumlah fitur yang disematkan Asus pada Zenfone 10, salah satunya Smart Key. Fitur ini membuat tombol power sebagai shortcut untuk menjalankan beberapa fungsi standar, mulai dari mengaktifkan Google Assistant, membuka aplikasi tertentu, hingga mengakses notifikasi.
Misal, kalian tinggal swipe tombol power untuk membuka notifikasi. Tombol ini juga bisa diatur untuk scrolling saat browsing, Play/Pause musik yang sedang didengar, hingga refresh situs yang lagi dibuka.
Masih sama dengan sebelumnya, ada juga Double Tap, dengan mengetuk bodi belakang dua kali untuk mengaktifkan beberapa fungsi. Hal barunya di Zenfone 10, selain ada Double Tap ada juga Triple Tap.
Fitur-fitur yang relate dengan shortcut ini antara lain, mengambil screenshot, membuka notifikasi, membuka kamera, menyalakan lampu LED, mengaktifkan Sound Recorder, sampai menyalakan Google Assistant.
Bicara soal gaming, dalam hal ini Game Genie, Asus menghadirkan fitur yang hampir setara dengan Armoury Crate ala ROG Phone Series. Lengkap banget fiturnya, seperti FPS Counter, pengaturan refresh rate, pengaturan Macro, Crosshair, sampai mode performa yang bisa diset saat bermain game.
Performa ngegas dengan Snapdragon 8 Gen 2
Kecil-kecil cabe rawit memang Asus Zenfone 10 ini. Asus Zenfone 10 memiliki performa besar berkat prosesor Snapdragon 8 Gen 2.
Gak usah diragukan lagi system on chip (SoC) 4nm rancangan TSMC ini, terlebih konfigurasi CPU-nya juga mengedepankan performa tinggi tanpa membebani daya baterai.
Asus Zenfone 10 menawarkan dua konfigurasi RAM dan memori penyimpanan, yakni 8/128 GB dan 16/512 GB yang cuma eksklusif untuk varian warna Midnight Black.
Jenis RAM yang digunakan pastinya sudah yang terbaru, yakni LPDDR5X. Demikian juga dengan storage-nya yang berjenis UFS 4.0 dengan write dan read speed yang lebih cepat.
Buat apa sih RAM dan memori dengan kecepatan tinggi? Begini, makin tinggi jenis penyimpanan, maka makin cepat juga proses booting, membuka aplikasi, sampai rendering tekstur dari game AAA yang dimainkan.
Untuk baterai masih sama, yakni 4.300 mAh dengan dukungan fast charging 30W. Tapi, ponsel ini sekarang sudah membawa fitur wireless charging 15W. Bagaimana performanya dalam angka?
Diuji dengan AnTuTu Benchmark versi 10, kekuatan Snapdragon 8 Gen 2 dengan clock-speed 3,2 GHz begitu terasa. Ditambah, terdapat pengaturan yang buat kinerjanya bisa jauh lebih gahar, yakni High Performance Mode.
Mode ini bisa kalian temukan pada pengaturan baterai. Hanya saja, tenaga yang dibikin gaspol tersebut kemungkinan besar membuat suhu baterai dan CPU ponsel meningkat cukup signifikan.
Dengan mode tersebut, Asus Zenfone 10 meraih skor 1,57 juta poin. Kecil-kecil, skor AnTuTu Benchmark-nya sudah setara HP gaming.
Di PCMark, Asus Zenfone 10 memang mencatatkan skor yang tinggi, tembus 18 ribuan poin. Hanya saja, terlihat dari grafik, performa ponsel ini cenderung tak stabil.
Ketidakstabilan performa Asus Zenfone 10 juga terpampang jelas di 3DMark. Diuji dengan Wild Life Extreme Stress Test, rerata stabilitasnya di bawah 50 persen, meski skor dan raihan frame rate-nya tergolong sangat tinggi.
Dari pengujian ini, barulah kami mengetahui kekurangan terbesar dari sebuah ponsel ringkas, yakni overheat. Lantaran ukuran Zenfone 10 yang begitu mini, otomatis ukuran ruang termal di smartphone ini pun lebih kecil dari seharusnya.
Dengan sistem termal yang tak maksimal, sangarnya Snapdragon 8 Gen 2 pun tak bisa dibendung. Kencang, tapi berpotensi besar juga mengalami stuttering atau penurunan kinerja cukup signifikan.
Dari pengujian kami, suhu Asus Zenfone 10 bisa tembus 51 derajat Celcius. Memang gak ada notifikasi overheat, tapi tetap saja ponsel ini begitu tak nyaman digunakan, apalagi untuk keperluan berat seperti gaming intens misalnya.
Asus membenamkan baterai cukup besar pada Zenfone 10. Kapasitasnya 4.300 mAh, didukung dengan efisiennya Snapdragon 8 Gen 2 dibanding seri sebelumnya.
Dari pengujian kami, baterai Asus Zenfone 10 bisa bertahan lebih dari 12 jam untuk pemakaian normal, dimana kami juga agak sering bermain game dengan grafis yang bagus, seperti Call of Duty Mobile hingga Seal M.
Dengan dukungan fast charging 30W, butuh kurang dari 90 menit untuk mengisi baterainya sampai penuh.
Kamera utama sama, downgrade di ultrawide dan selfie
Kamera utama smartphone ini masih sama, yakni 50 MP dengan sensor Sony IMX 766. kamera ini sudah dibekali sistem penstabil gambar yang lebih baik, yakni 6-axis Gimbal Stabilization 2.0.
Komponen optical image stabilization (OIS) masih sama, hanya ditingkatkan stabilisasinya secara software oleh Asus. Dengan teknologi yang baru, kamera utama dapat lebih cepat mendeteksi fokus, sehingga membuatnya kian sensitif terhadap perubahan detail ketika pengambilan gambar terjadi.
Akurasinya meningkat juga. Perekaman video dijamin lebih stabil di berbagai resolusi, karena fitur electronic image stabilization (EIS) ditambah kemampuannya.
Tapi kenapa kamera ultrawide malah downgrade sih, Asus? Sudah bagus ada autofocus di seri sebelumnya, sehingga pengguna bisa mengambil foto makro juga, kenapa sekarang malah dihilangkan?
Kamera ultrawide ini resolusinya meningkat memang jadi 13 MP dengan sensor OmniVision OV13B. Sebenarnya, sensor ini sudah mendukung fitur phase detection autofocus (PDAF), tapi Asus malah tidak menggunakannya.
Padahal bakal bagus banget membawa fitur PDAF pada kamera ultrawide. Meski lensanya cuma dua, tapi pengguna Asus Zenfone 10 bisa memotret berbagai angle, termasuk foto dari jarak dekat.
Demikian juga kamera depan. Sensornya meningkat jadi 32 MP, dan otomatis resolusinya juga bertambah. Sayang, Asus turut menghilangkan fitur autofocus di kamera selfie.
Secara kualitas, sensor Sony IMX 766 memang dapat menghasilkan foto yang bagus. Ditambah dengan tweak dari ZenUI sendiri, otomatis fotonya memberikan detail yang tajam, warna yang cerah, dan rentang dinamis yang sangat bagus.
Yang kami suka, berkat ISP terbaru di Snapdragon 8 Gen 2 dan artificial intelligence (AI) racikan Asus, kami bisa memotret dari jarak jauh dengan detail dan warna yang masih sangat bagus, padahal perbesaran dilakukan secara digital.
Memotret hingga 5 kali perbesaran, gak perlu khawatir gambarnya jadi pecah atau noise dimana-mana. Hasilnya juga terang dengan warna yang berhasil terekspos dengan sangat baik.
Untuk ultrawide, agak dibikin kecewa. Kalau memotret di siang hari, fotonya cenderung over brightness, beda jauh dengan kamera utama. Sementara saat mengambil gambar di malam hari atau saat kondisi cahaya tak mendukung, noise langsung bikin kualitasnya menurun.
Karena kami pernah menggunakan Asus Zenfone 9, kualitasnya malah lebih baik di seri sebelumnya. Kamera tersebut menyuguhkan warna yang vivid dengan detail yang bagus.
Di depan, karena menggunakan sensor 32 MP, otomatis skema quad bayer pun diterapkan. Dengan skema ini, empat piksel dipadatkan menjadi satu piksel, memberikan gambar dengan detail yang bagus, warna yang natural, dan rentang dinamis yang baik.
Bicara soal pengambilan video, berkat Snapdragon 8 Gen 2, Asus Zenfone 10 bisa merekam video 4K pada 60 FPS atau 8K di 24 FPS.
Kesimpulan
Agaknya wajar kalau rumor seri Zenfone bakal pensiun menyeruak beberapa waktu lalu. Bagaimana tidak, kami sampai bertanya-tanya, apa sih yang dilakukan Asus selama setahun terakhir untuk mengembangkan Zenfone 10?
Desainnya sama, bentuknya sama, layarnya serupa, kamera malah downgrade, cuma beda di prosesor saja?
Asus memang memberikan opsi terbaik buat orang-orang yang butuh ponsel ringkas dengan kinerja ganas. Kapan lagi, ponsel mini dengan prosesor Snapdragon 8 Gen 2, dan dibanderol dengan harga paling murah pula.
Semua itu bagus, tapi sekali lagi, tidak banyak hal baru di Zenfone 10. Gak ada perbedaan signifikan pada desainnya. Layarnya pun serupa, meski Asus mengklaim kalau layar Zenfone 10 sudah mendukung refresh rate 144Hz.
Tapi, fitur tersebut cuma bisa diakses via Game Genie, dan harus diingat, gak banyak lho game yang mendukung frame rate tinggi. Belum lagi kameranya yang malah di-downgrade habis oleh Asus, terutama pada ultrawide dan selfie.
Asus Zenfone 10 memang jadi pilihan yang bagus kalau memang kalian cari ponsel dengan tenaga besar pada form factor yang ringkas. Tapi di harga segini, ada lebih banyak opsi yang jauh lebih baik, atau nambah sedikit sudah dapat Samsung Galaxy S23 yang rasanya lebih masuk akal dan sempurna dibanding ponsel ini.