Review Garmin Venu Sq 2: Fiturnya Lengkap, Nyaman Buat Harian
Uzone.id - Saat ini ada banyak pilihan smartwatch yang menunjang gaya hidup sehat masyarakat. Salah satu opsinya adalah Garmin Venu Sq 2 yang terbagi menjadi dua varian, model standar dan model Music Edition.
Saya sudah menjajal Garmin Venu Sq 2 Music Edition selama beberapa hari, dan merasakan sejumlah kelebihan dari smartwatch terjangkau dari Garmin ini.Ya, Garmin yang identik sebagai merek smartwatch GPS high-end dengan harga yang tinggi, seolah langsung terpatahkan ketika menghadirkan seri Venu Sq 2. Bagaimana tidak, Garmin Venu Sq 2 Series dijual dengan harga mulai Rp3 jutaan saja di Indonesia.
Walau jadi salah satu model termurah dari Garmin, tapi Venu Sq 2 Series membawa beberapa kelebihan yang tak kalah mentereng dibanding seri smartwatch GPS lainnya, seperti layar AMOLED, fitur kebugaran yang lengkap dan dimensi yang pas di lengan.
Berikut ini review lengkap dari smartwatch Garmin Venu Sq 2 Music Edition buat kalian, Uzoners!
Baca juga: Review Samsung Galaxy Watch 5 Pro
Desain Bezel-less, nyaman di lengan
Garmin Venu Sq 2 dan Sq 2 Music Edition punya desain yang kurang lebih sama. Tampilannya begitu berbeda dibanding smartwatch Garmin lainnya.
Ketika model jam tangan Garmin pada umumnya punya bingkai lingkaran dengan bentuk yang terlihat tangguh, Venu Sq 2 malah menampilkan bingkai berbentuk persegi dengan tepian layar yang sedikit melengkung untuk memberikan tampilan bezel-less.
Garmin Venu Sq 2 mengusung casing berbahan dasar polimer dengan ukuran 40mm. Sementara bingkainya, dibuat menggunakan material anodized aluminum tangguh setebal 11,1mm.
Dengan dimensi yang tak terlalu besar tapi gak terlalu kecil juga, Venu Sq 2 begitu pas di lengan. Belum lagi strap-nya yang berbahan silikon 20mm yang nyaman di kulit dan gak bikin iritasi saat berkeringat atau terkena air.
Tampilan Garmin Venu Sq 2 juga elegan dengan ragam pilihan warna yang pas buat pengguna cowok atau cewek. Total, ada 6 varian warna dari jam tangan pintar ini, yakni Cream Gold, Slate yang lebih cenderung ke hitam, Metallic Mint. Adapun untuk Venu Sq 2 Music Edition, juga tersedia tiga opsi warna, Cream Gold, Slate yang lebih cenderung ke hitam, dan Peach Gold.
Meski terlihat flamboyan, namun Garmin Venu Sq 2 punya build quality yang tangguh. Smartwatch ini bisa diajak basah-basahan lantaran sudah mengantongi sertifikasi anti air 5 ATM.
Itu artinya, Venu Sq 2 bisa tahan air hingga kedalaman 50 meter, seperti mandi, berenang, hujan-hujanan, menyelam, bahkan sampai terkena salju.
Garmin Venu Sq 2 memiliki dua tombol fisik yang lumayan clicky. Buat pengguna awam yang baru menggunakan smartwatch Garmin, saya sarankan untuk membaca buku petunjuk terlebih dahulu.
Lumayan sulit untuk terbiasa dengan pengaturan tombol di jam tangan ini, lantaran berbeda dengan smartwatch pada umumnya. Saya butuh waktu untuk mencari-cari menu pengaturan untuk Watch Face, mengatur jam dan lain sebagainya.
Saya kasih tips sedikit, tekan dan tahan tombol Back untuk membuka pengaturan tambahan di jam tangan Garmin ini.
Di bagian bawah, selain ada berbagai macam sensor pendukung untuk memantau kebugaran pengguna, juga terdapat pin khusus untuk mengisi ulang baterai Venu Sq 2.
Baca juga: Review Acer Swift 5 Aerospace
Layar AMOLED, watch face sangat standar
Dengan ukuran bingkai yang tak terlalu besar, berdampak pada luas layar yang tak begitu impresif. Layar AMOLED dari Garmin Venu Sq 2 Music Edition berukuran 1,41 inci dengan resolusi 320 x 360 piksel.
Tipikal layar AMOLED, Venu Sq 2 pun mendukung fitur Always on Display, sehingga informasi utama akan tetap terlihat sepanjang waktu.
Panel layar Venu Sq 2 terbuat dari material liquid crystal dan dilapisi oleh Corning Gorilla Glass 3. Gak perlu khawatir layarnya kegores ketika digunakan, karena panel layar ini sudah cukup tangguh untuk pemakaian sehari-hari.
Proses pairing mudah
Garmin Venu Sq 2 dapat terhubung dengan mudah ke smartphone Android dan iPhone. Koneksinya via Bluetooth dan terhubung melalui aplikasi Garmin Connect yang bisa diunduh secara gratis di Google Play Store atau App Store.
Saya baru pertama kali menggunakan smartwatch Garmin, dan otomatis wajib melakukan pendaftaran akun di Garmin Connect untuk menjajal fiturnya secara lengkap. Registrasi begitu mudah, sat set sat set, akun langsung terdaftar dalam waktu singkat.
Setelah login, Garmin Connect akan mendeteksi smartwatch yang ingin dihubungkan ke ponsel. Proses pairing juga berjalan dalam waktu singkat, aplikasi pun akan meminta izin akses untuk beberapa hal, termasuk lokasi, kontak, sampai notifikasi.
Baca juga: Review Kamera Infinix Zero Ultra
UI dan UX sederhana
Garmin Venu Sq 2 punya UI (user interface) yang sederhana. Gak banyak ornamen atau gimmick di jam tangan pintar ini, tak seperti smartwatch lain di kelasnya yang menghadirkan banyak tampilan menarik, termasuk ratusan watch faces yang bisa diaplikasikan.
UI-nya tampil polos dengan warna-warna yang tak begitu mencolok. Saya sih tak masalah dengan UI model seperti ini, toh memang nyaman-nyaman saja untuk dilihat.
Tapi ada dua catatan terkait UX atau user experience dari Garmin Venu Sq 2 yang saya review. Pertama, pilihan watch face yang terbatas baik pre-loaded dan di aplikasi Garmin Connect IQ dan opsi kustomisasi juga sedikit. Mungkin Garmin bisa membuka kontes watch face berbentuk kotak untuk mengakomodasi pengguna yang memiliki smartwatch Garmin square.
Kedua, cara pemakaian yang cukup ribet buat saya sebagai pengguna awam Garmin. Jujur, butuh beberapa saat untuk terbiasa dengan menu dan navigasi dari smartwatch ini.
Misal se-simple memilih watch faces saja, pengaturannya ‘tersembunyi’ dengan menekan dan menahan tombol Back (tombol bagian bawah). Meski sebenarnya, bisa juga mengatur hal-hal tersebut melalui aplikasi Garmin Connect.
Bisa memutar musik di Spotify
Khusus untuk Music Edition, sesuai namanya, Venu Sq 2 memungkinkan pengguna untuk memutar musik secara langsung dengan menghubungkannya ke headset atau TWS via Bluetooth.
Bukan sekadar untuk mengontrol musik saja, Garmin Venu Sq 2 Music Edition betulan bisa dipasangkan aplikasi pemutar musik seperti Spotify. Caranya dengan mengunduh aplikasi Connect IQ Store, kemudian memasang aplikasi Spotify.
Proses login ke akun Spotify pun sangat mudah, tinggal menggunakan smartphone saja. Namun harus diingat, akun Spotify harus premium.
Kalau enggan menggunakan Spotify, Venu Sq 2 sanggup menyimpan sampai 500 lagu dan memutarnya melalui aplikasi pemutar musik bawaan. Untuk memasukkan file musik, tinggal hubungkan jam tangan melalui kabel USB ke laptop maupun PC.
Seperti smartwatch pada umumnya, Garmin Venu Sq 2 juga memungkinkan saya sebagai pengguna untuk melihat notifikasi berikut isi pesannya, lengkap dengan respon cepat yang bisa diatur melalui jam tangan.
Fitur lainnya, smartwatch ini dibekali Incident Detection. Secara pintar, fitur ini akan mendeteksi insiden yang mungkin dialami pengguna saat berjalan, berlari ataupun bersepeda, dan langsung menghubungi kontak darurat melalui ponsel.
Hanya saja, fitur ini hanya bisa aktif saat smartphone berada di dekat Garmin Venu Sq 2 dan dalam posisi terhubung via Bluetooth. Pengaturan kontak darurat juga hanya bisa dilakukan via Garmin Connect.
Baca juga: Review Huawei MateBook X Pro
Fitur kesehatan
Fitur pemantauan kesehatan yang dibawa Garmin Venu Sq 2 tergolong lengkap. Mulai dari fitur umum seperti pemantauan detak jantung, tingkat stres, saturasi oksigen, jumlah kalori yang terbakar, kualitas tidur, bahkan sampai siklus menstruasi dan kehamilan khusus pengguna perempuan.
Tapi yang membedakannya dengan smartwatch lain yang pernah saya gunakan adalah, pencatatan data dan pemaparan informasi yang sangat lengkap, baik melalui smartwatch ataupun aplikasi Garmin Connect.
Misalnya saja, Sleep Monitoring yang disertai penilaian kualitas tidur yang dialami pengguna. Informasinya begitu lengkap dan mudah dipahami. Seperti suatu waktu, Garmin Venu Sq 2 mendeteksi kalau waktu tidur kurang maksimal, sehingga bisa saja saya mengalami kelelahan dengan tingkat stres yang mungkin meningkat.
Ada juga hari dimana saya mendapatkan waktu tidur yang optimal. Garmin pun menampilkan fase-fase tidur yang saya lewati, seperti Deep dan Light Sleep, REM hingga waktu bangun tidur.
Menariknya, ada fitur Body Battery Energy Monitoring yang menunjukkan indikator baterai tubuh pengguna. Ibarat smartphone, waktu tidur dianalogikan sebagai ‘proses charging’ tubuh.
Kalau tidur tak maksimal, maka baterai tubuh pun bakal tidak optimal. Seperti gadget yang biasa kita gunakan, indikator baterai ini akan terus berkurang sesuai aktivitas yang dijalani.
Setidaknya dengan adanya persentase baterai tubuh yang ditampilkan Venu Sq 2, pengguna bisa mengelola energi dengan baik agar bisa terus beraktivitas sepanjang hari secara maksimal.
Fitur kesehatan lain yang tak kalah canggih adalah Health Snapshot. Fitur ini akan merekam data statistik tubuh, seperti detak jantung, kualitas pernapasan, tingkat stres, sampai HRV atau heart rate variability.
Perekaman dilakukan selama dua menit. Nantinya, hasil deteksi akan ditampilkan secara lengkap melalui jam tangan ataupun aplikasi Garmin Connect. Menariknya, Garmin mengizinkan pengguna untuk mengunduh dokumen PDF hasil analisis tersebut sebagai bahan evaluasi pribadi atau diberikan kepada dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga: Review Benchmark Asus ROG Phone 6
Fitur olahraga
Ada ribuan jenis latihan yang bisa dipilih pengguna melalui aplikasi Garmin Connect, tepatnya 1.600 latihan dan belum termasuk jenis latihan buatan sendiri. Baik melalui aplikasi atau smartwatch langsung, saya dimungkinkan untuk mengatur latihan apa saja yang jadi favorit, sehingga mudah mengaksesnya dengan menekan tombol atas dari Garmin Venu Sq 2.
Berjalan atau Walk misalnya, dengan bantuan fitur GPS yang sudah terintegrasi, latihan ini akan otomatis dimulai ketika saya mulai bergerak. Selama sesi berlangsung, beberapa informasi ditampilkan secara real-time, seperti durasi latihan, jarak tempuh hingga detak jantung.
Ketika selesai, sistem latihan Garmin langsung melakukan pencatatan dan pengolahan data. Kalau di smartwatch, kedua proses tersebut dilakukan dengan cepat lantaran informasi yang ditampilkan hanya intisarinya saja.
Tapi untuk aplikasi Garmin Connect, butuh waktu beberapa saat untuk menampilkan informasi detail dari latihan yang saya lakukan. Sungguh, informasi yang ditunjukkan bukan sekadar jarak tempuh, kalori yang terbakar hingga waktu latihan saja, tapi lebih dari itu.
Garmin Venu Sq 2 memantau secara akurat rute saya berjalan, rata-rata pace yang diraih, kecepatan berjalan rata-rata, rata-rata denyut jantung selama latihan, estimasi keringat yang keluar, dan lain sebagainya.
Di saat yang bersamaan, sistem Garmin juga memperlihatkan sisa baterai dari tubuh setelah melakukan latihan. Informasi ini penting untuk memahami kondisi tubuh agar tetap maksimal sepanjang harinya.
Latihan lain yang saya coba adalah Cardio. Meski cuma latihan ringan saja, tapi informasi yang ditunjukkan pun tetap lengkap.
Namun ada kekurangan yang saya temui ketika melakukan latihan. Misalnya, Indoor Cycling. Ternyata, sistem Garmin Venu Sq 2 harus terhubung dengan sensor khusus di sepeda indoor untuk mengetahui jarak dan rata-rata kecepatan selama latihan.
Alat itu bernama Garmin TACX (Smart Trainer) yang akan melacak kecepatan dan jarak yang ditempuh sepeda indoor tersebut. Kalau sepeda tidak memiliki sensor tersebut, maka penghitungan latihan akan menampilkan informasi seperti denyut jantung, durasi latihan dan kalori yang terbakar.
Ada salah satu fitur menarik di Garmin Venu Sq 2, yakni Fitness Age. Sesuai namanya, fitur ini untuk menghitung usia kebugaran tubuh berdasarkan VO2 Max, usia sebenarnya, sering tidaknya pengguna melakukan latihan high-intensity minute, detak jantung ketika beristirahat dan Body Mass Index (BMI).
Diperlihatkan juga analisis lengkapnya, termasuk rekomendasi latihan untuk mengejar usia fisik agar lebih muda lagi dari usia sebenarnya.
Baca juga: Review Realme Pad Mini
Daya tahan baterai
Di atas kertas, baterai Garmin Venu Sq 2 diklaim bisa bertahan sampai 11 hari untuk pemakaian normal. Pemakaian standar di sini maksudnya, notifikasi yang diaktifkan, monitoring detak jantung dan pemantau tidur yang selalu aktif, serta fitur GPS yang diaktifkan sekadarnya.
Sementara kalau dipakai terus-terusan seperti terhubung via Bluetooth, GPS yang selalu aktif, Always on Display yang selalu menyala, ketahanan baterainya hanya 2 sampai 3 hari saja.
Selama menggunakan Garmin Venu Sq 2, jam tangan pintar ini bisa aktif selama 3 hari dengan baterai tersisa 5 persen. Selama penggunaan, fitur Always on Display selalu saya aktifkan.
Seperti smartphone kekinian, ada fitur bernama Battery Manager. Di fitur ini, pengguna bisa mengaktifkan Battery Saver yang akan memperpanjang durasi pemakaian beberapa hari ke depan.
Terdapat juga opsi untuk memperlihatkan persentase dan estimasi daya tahan dari baterai. Sementara untuk proses pengisian baterai, tak membutuhkan waktu lama untuk pemakaian berhari-hari.
Baca juga: Review Oppo Reno8 5G
Kesimpulan
Memang Garmin Venu Sq 2 Music Edition jadi salah satu smartwatch Garmin yang harganya terjangkau. Meski begitu, Garmin tetap memaksimalkan fitur kesehatannya.
Smartwatch ini punya layar AMOLED yang dapat selalu aktif untuk menunjukkan beragam informasi dan notifikasi secara real-time kepada pengguna. Desainnya pun elegan berkat bingkai aluminium yang tangguh dan lengkungan pada tepian layarnya.
Garmin juga tak lupa menyertakan sensor kebugaran yang lengkap dan detil. Tak cuma detak jantung dan stress saja, tapi juga sensor GPS yang akurat, saturasi oksigen Pulse Ox, termometer, kompas, ambience light, akselerometer, dan lain sebagainya.
Fiturnya pun lengkap, baik yang dapat diakses langsung di jam tangan atau melalui aplikasi Garmin Connect. Namun yang harus diapresiasi adalah, paparan informasinya yang sangat lengkap, detil dan jelas memberikan masukan bagi pengguna.
Dengan harga mulai Rp3,2 jutaan untuk varian standar dan Rp4,2 jutaan untuk Music Edition, rasanya smartwatch ini bisa jadi opsi pembelian utama bagi kalian yang memang butuh wearable terpercaya untuk menunjang gaya hidup sehat, apalagi di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung seperti sekarang.