Review Poco F2 Pro: Cocok Disebut Flagship Killer
-
Uzone.id - Diposisikan sebagai 'Flagship Killer', ponsel ini memang punya spesifikasi tinggi dengan harga termasuk terjangkau. Namun demikian, bila mundur ke belakang, ponsel generasi pertamanya, Poco F1 juga punya mengusung harga murah spesifikasi tinggi, tetapi punya sejumlah hal yang dikorbankan seperti kamera dan desainnya.
Nah, bagaimana dengan sekarang? Apakah masih pantas disebut ‘Pembunuh Ponsel Flagship?” Di meja redaksi Uzone.id sudah ada Poco F2 Pro yang akan kita kupas tuntas.
Harga dan Spesifikasi
Bila dua tahun lalu, Xiaomi membawa Poco F1 dengan harga Rp 4,5 jutaan saja, sekarang tentu saja harga sudah naik nyaris dua kali lipat. Soal harga yang naik, bukan soal ada embel-embel ‘Pro’-nya, tapi memang ada sejumlah peningkatan nyaris di semua lini.
Dengan modal RP 6.999.000 juta, kalian sudah bisa bawa Poco F2 Pro dengan varian RAM 6GB dan ROM 128GB. Kalau ada duit lebih, siapkan saja Rp 7.999.000 untuk varian RAM 8GB dan ROM 256GB.
Layarnya Super AMOLED berukuran 6,67 inci dengan resolusi 1.080x2.400 piksel. Dilindungi dengan Gorilla Glass 5, Poco F2 Pro sudah mendukung HDR10+.
Dapur pacunya juga wow punya, karena Poco F2 Pro sudah didukung Prosesor Snapdragon 865, yang biasa kalian temukan di ponsel papan atas seperti Samsung Galaxy S20 Series versi luar Indonesia, Oppo Find X2 ataupun Xiaomi Mi 10 Series.
Soal konektivitas juga selangkah di depan, karena sudah ada NFC, termasuk dukungan dual NanoSIM 4G. Iya sih, Poco F2 Pro juga sanggup berada di jaringan 5G, tapi nanti ya kalau di Indonesia sudah bisa.
Salah satu kekurangannya yang mengganjal adalah hilangnya tambahan slot MicroSD. Tapi bagi kami sih gak ada masalah, karena memori internal 128GB atau 256GB pun sudah sangat mencukupi untuk sekadar penggunaan wajar.
Desain
Sekaran kita bahas desain yang tadi di awal sempat gue sebut dikorbankan saat Xiaomi menjual Poco F1. Sekarang bagaimana? Sejauh ini memuaskan dengan catatan.
Mari kita jejalahi dulu, tombol volume up dan down serta tombol power ditaruh di sebelah kanan, sesuai dengan kebiasaan pengguna pada umumnya. Sedangkan di sebelah kiri kosong.
Di atas ada port 3.5 mm earphone jack, syukurnya tidak dihilangkan. Di sebelah kiri ada kamera depan yang modelnya memang pop-up. Sedangkan slot kartu SIM ada di bawah bersama dengan satu speaker dan port USB Type-C.
Hanya satu speaker di bagian kanan bawah ini tidak menganggu, tapi agak disayangkan, apalagi yang memanfaatkan untuk bermain game atau menonton video dalam posisi landscape. Karena suaranya akan tertutup, bila digunakan tanpa menggunakan earphone ataupum headset.
Baca juga: Review Samsung Galaxy Tab S7+
Hal lain yang kami suka dari Poco F2 Pro ini adalah layarnya. Bukan soal mendukung fitur sidik jari di layar alias optical fingerprint, tapi juga aspek rasio 20:9 yang terasa lega banget karena tidak ada punch hole, waterdrop atau apapun itu.
Kalau kalian tidak suka fitur sidik jari untuk kemanan ponsel, Poco F2 Pro ini juga menyediakan fitur membuka dengan memindai wajah.
Satu-satunya yang mengganjal dari desain Poco F2 Pro ini adalah soal bobotnya, dengan dimensi 163,3 x 75,4 x 8,9 mm plus layar besar tadi, sebetulnya ponsel enak banget buat digenggam. Nah, menjadi minus karena terasa berat dibawa karena bobotnya mencapai 219gram.
Usut punya usut, teknologi sistem pendingin yang diusung oleh Poco F2 Pro, yakni LiquidCool Technology 2.0 menjadi salah satu penyebab ponsel ini terasa berat dibawa.
Sebab, perangkat LiquidCool Technology 2.0 ini memakan tempat hingga 28 persen dari bodi ponsel itu sendiri. Ini bukan hal yang dikorbankan menjadi sesuatu buruk, karena Poco F2 Pro memastikan penyebaran panasnya merata sehingga tidak terlalu panas.
Memang saat digunakan untuk bermain game masih terasa panas. Ketika kami bermain game PUBG Mobile dalam beberapa jam, kami bisa merasakan masih ada panas di bagian bodi belakang, tetapi itu hal wajar dan masih bisa kami maklumi.
Kamera
Yuk, sekarang kita ngomongin kamera. Di bagian belakangnya, penempatan empat kameranya di tempat bulat dan elegan sekali. Kameranya sendiri terdiri dari:
Lensa utama dengan resolusi 64 MP (f/1.9, Sony IMX686, PDAF) 13 MP (f/2.4, ultrawide, berbidang pandang 123 derajat) 5 MP (f/2.2, telemacro, 2x optical zoom, macro 3-7 cm) 2 MP (f/2.4, depth sensor). Sementara kamera depannya, seperti disebut di atas tadi berkonsep popup dengan resolusi 20 MP (f/2.2, wide).
Masuk ke tampilan UI kameranya kalian akan menemukan sejumlah komposisi, di ujung kiri ada fitur 'Slow Motion' yang bisa diatur dengan kemampuan 120 FPS, 240 FPS atau 960 FPS. Meringkus gambarnya pun bisa dipilih antara 720p atau 1080p, sehingga video yang didapatkan pun sangat ok baik di dalam dan luar ruangan.
Kita geser lagi, ada fiitur ‘Short Video’ yang sudah bisa ditebak untuk mendapatan video pendek bagi pengguna Instagram. Jadi video yang direkam sudah dibatasi 15 detik.
Selain itu ada beberapa fitur seperti Super Slow, Slow, Reguler, Fast dan Super Fast. Kalian pun juga bisa bermain-main dengan sejumlah filter yang ditawarkan. Sementara kualitas video yang ditawarkan bisa 1080p atau 720p dengan 30fps.
Setelah hasil memang memuaskan, kalian juga bisa kok upload langsung ke Instagram atau media sosial lainnya.
Di sebelah ‘Short Video’ ini yang gue suka banget, karena ada fitur Video yang bisa dimaksimalkan dengan segudang fitur yang ditawarkan. Karena untuk mengambil video, kalian bisa memanfaatkan kemampuan mulai dari Wide Angle, 2X Zoom dengan 6X digital Zoom.
Bila menekan menu tombol kanan atas, kalian bisa menemukan sejumlah settingan dan fitur mulai dari time-lapse, format Vlog, hingga Track Moving Object yang memungkinkan kalian mengunci objek bergerak yang diinginkan.
Soal kualitas video kalian bisa memilih mode ponsel standar seperti 720p 30fps, 1080p 30fps dan 60fps. Atau yang mulai sedikit flagship hingga flagship banget seperti 4K 30Fps atau 60FPS, hingga 8K.
Mengambil video dengan banyak kualitas pilihan tentu sangat menyenangkan di Poco F2 Pro. Jadi bicara outputnya pun sangat ok banget. Walaupun pada akhirnya akan terbatas pada waktunya ketika mengambil video kualitas tinggi, tapi ROM tidak mencukupi.
Oh ya, Poco F2 Pro sebetulnya punya kemampuan steady atau Image Stabilazion. Tapi dari hasil percobaan gue di dalam ruangan, rasanya kok kurang memuaskan.
Dalam kondisi berjalan biasa dengan lensa normal belum terlalu berasa goyangannya, akan tetapi ketika diajak berlari agak kencang lah kok masih terlihat guncangannya. Jadi gue merasa fitur Image Stabilaztionnya ini belum maksimal.
Terakhir soal foto, karena punya empat lensa, tentu saja ada banyak cara untuk memanfaatkannya.
Lihat saja pilihan di UI kameranya, di fitur ‘Photo’ yang punya kemampuan melakukan Zoom hingga 10x. Dan beberapa fitur tambahan dan settingan untuk mengutak atik foto dalam format Auto ini.
Hasil beberapa foto pun menunjukan gambar yang lumayan, tidak natural banget atau boleh dibilang sedikit over brightness. Tapi masih bisa dimaklumi.
Foto Makro-nya pun oke punya dengan sedikit usaha agar bisa fokus dengan objek yang diinginkan. Gue sih merasa autofokusnya smooth tapi tidak begerak secara cepat. Pun demikian dengan lensa utamanya 64 MP.
Fitur memilih mode Potrait kalian bisa mengambil gambar dengan efek bokeh yang bisa diatur mulai dari bukaan f/1.0 hingga F/16. Hasil blur di belakangnya sih gak heboh.
Menarik di Mode Night. Sebetulnya mode khusus untuk mengambil foto saat gelap seperti ini sudah jadi hal yang lumrah di setiap ponsel.
Di Poco F2 Pro sebetulnya tidak terlalu mengecewakan, akan tetapi kami malah lebih suka hasil foto saat mode Auto-nya ketimbang hasil mode Night, lebih natural melihatnya.
Sementara di mode Night terlihat seperti terlalu berlebihan cahayanya. Tapi Mode Night seperti tidak punya salah apa-apa. Masih ok punya.
Penutup
Itu tadi hasil mengupas fitur kamera Poco F2 Pro, secara keseluruhan dengan harga ditawarkan kameranya sangat memuaskan sekali bro. TOP. Love IT!
Baca juga: Review Huawei Matepad T8
Jadi tim Uzone.id bisa rekomendasikan ponsel ini bagi kalian yang ingin punya ponsel dengan kamera mewah harga bersahabat.