Review Polytron Fox-S: Spek Menurun Tapi Masih Nyaman buat Harian
Uzone.id - Polytron Fox-S menjadi produk motor listrik yang lebih terjangkau daripada saudaranya yakni Fox-R. Dengan harga yang lebih terjangkau tentunya terdapat beberapa komponen yang disesuaikan oleh Polytron.
Uzone.id berkesempatan untuk mengetes motor listrik terjangkau yang satu ini. Lantas bagaimana review dari Polytron Fox-S?Desain kembar
Secara desain memang Polytron Fox-S sama sekali tidak berbeda dengan Fox-R. Motor listrik ini memiliki desain layaknya sebuah skuter Maxi, bahkan beberapa orang menyebutnya mirip dengan Honda PCX.
Perbedaan paling terlihat dari Polytron Fox-S adalah bagian windshield dibuat lebih kecil dibandingkan Fox-R. Bahkan windshield motor listrik ini hanya dapat melindungi panelmeter saja.
Sisanya, dari mulai lampu, desain bodi, ukuran kaki-kaki, hingga dimensi Polytron Fox-S masih sama dengan Fox-R.
Performa masih responsif
Secara performa, Polytron Fox-S memang dibekali baterai dan penggerak listrik yang lebih kecil dari Fox-R. Mengingat Fox-S hanya dibekali penggerak listrik 3.000 watt dan baterai 1,94 kWh yang membuatnya mampu menjelajah sejauh 70 kilometer dengan kecepatan tertinggi 80 km/jam.
Performa di atas kertas tersebut memang sedikit lebih kecil dibandingkan Polytron Fox-R. Mengingat Fox-R mendapatkan baterai yang lebih besar yakni 3,7 kWh meskipun penggerak listriknya masih sama 3.000 watt.
Oleh karenanya, Polytron Fox-S masih menawarkan performa yang sama seperti Fox-R. Tarikan di putaran bawah terasa cukup responsif pada mode berkendara D, sementara di mode berkendara S memberikan rasa spontan yang lebih besar saat berakselerasi.
Perbedaannya, Polytron Fox-S tidak memiliki performa yang besar ketika berada di putaran menengah. Di atas 50 km/jam tenaga sudah tidak terlalu besar, mengingat kecepaatan tertingginya dibatasi di 80 km/jam.
Performa ini dirasa masih cukup jika Polytron Fox-S digunakan dalam jarak yang dekat-dekat saja. Terlebih saat digunakan di jalan menanjak, motor listrik buatan Jawa Tengah ini masih memiliki tenaga untuk berakselerasi.
Hanya saja saat berhenti di tanjakan yang cukup curam, perlu waktu beberapa detik sebelum akhirnya motor listrik Polytron Fox-S bisa melaju.
Menariknya di bagian kaki-kaki dari Polytron Fox-S memiliki bantingan yang cukup empuk. Jalanan yang kurang rata pun tidak mengurangi kenyamanan berkendara di atas motor listrik Fox-S.
Hanya saja posisi berkendara di Fox-S masih sama seperti di Fox-R, di mana bagian dek sebagai penopang kaki pengendara terasa cukup tinggi. Sehingga posisi duduk terasa sedikit jongkok yang membuatnya kurang ergonomis, hal ini juga membuat setang kemudi mentok dengan kaki berkendara saat berbelok.
Perihal pengisian daya pun bisa terbilang cukup murah. Jika mengisi baterai Polytron Fox-S di rumah dengan daya 1.200 VA yang memiliki harga listrik hanya Rp1.444,7 per kWh, artinya hanya membutuhkan biaya sekitar Rp2.800 untuk mengisi daya dari 0-100 persen.
Sementara untuk mengisi daya di SPKLU milik PLN yang memiliki harga listrik Rp2.466 per kWh, maka hanya membutuhkan biaya Rp4.784 saja untuk mengisi daya dari 0-100 persen. Hanya saja, pemilik Polytron Fox-S perlu membayar sebesar Rp125 ribu per bulan kepada pabrikan karena sistem baterai sewa.
Kesimpulan
Jika ditarik kesimpulan, Polytron Fox-S masih bisa diandalkan untuk penggunaan harian di sekitar rumah. Bentuk dek yang luas menambah kepraktisan untuk membawa barang, seperti galon air mineral.
Terlebih harga banderolnya yang hanya Rp11,5 juta setelah disubsidi pemerintah, membuat motor ini cukup worth it untuk dibeli.
Hanya saja perlu terdapat perbaikan dari beberapa sisi, terutama dari posisi berkendara. Desain antara setang, jok, dan dek harus dipertimbangkan ulang agar posisi berkendara di atas motor ini bisa lebih ergonomis lagi.