Review Samsung Galaxy Watch7: Plus Minus yang Perlu Kalian Tau
Uzone.id - “Kok kayak sama?” Begitu kira-kira saat kami melihat dan mencoba Samsung Galaxy Watch7 untuk kali pertama, memang terasa mirip feel-nya dengan Galaxy Watch6. Dari desain, layar, sampai baterai, memang mirip.
Namun saat menggunakannya agak lama, barulah kami merasakan beberapa peningkatan fitur yang diberikan Samsung pada arloji pintarnya. Termasuk, hadirnya Galaxy AI yang bikin experience kami atas Samsung Galaxy Watch7 ini kian maksimal.Sekadar informasi, Samsung Galaxy Watch7 40mm tersedia dalam warna Green dan Cream, sementara Galaxy Watch7 44mm akan tersedia dalam warna Green dan Silver. Model 40mm dibanderol Rp4.499.000, sedangkan versi 44mm dijual Rp500 ribu lebih mahal.
Berikut ini review lengkap Samsung Galaxy Watch7 setelah kami mencobanya kurang lebih seminggu sebagai perangkat daily driver.
Pastinya tampil sporty
Desain jam tangan pintar ini agak mirip dengan sebelumnya, sedikit perbedaan pada layar yang menurut kami lebih luas berkat bezel yang lebih tipis dari sebelumnya. Kebetulan, Samsung Galaxy Watch7 yang kami review dan gunakan berukuran 44mm yang ternyata tak terlalu besar, pas saja di tangan.
Adapun ukuran dimensinya adalah 44,4 x 44,4 x 9,7 mm dengan bobot 33,8 gram (hanya untuk bodinya saja). Subjektif soal desain ini, tapi karena kami mendapatkan warna Green - yang kebetulan jadi salah satu warna favorit, jadi tak ada keluhan dari desain Galaxy Watch7 yang kami gunakan.
Warna hijaunya dibuat agak gelap, ‘hijau army’ bisa dibilang. Warna ini membalut bodi dan juga strap dari Samsung Galaxy Watch7. Sedikit detail yang bikin tampilannya jadi lebih sporty, adanya aksen oranye pada tepian di tombol atas Watch7, serta perpaduan biru-oranye pada bagian strap-nya.
Pada penampang bawah smartwatch, area sensor pelacakan kebugaran dibuat sedikit lebih menonjol ketimbang seri sebelumnya. Hal ini membuat jam tangan terasa lebih tebal dari Watch6 saat dikenakan.
Semua sensor di bawah menghasilkan informasi kebugaran yang komprehensif kepada pengguna yang akan kami bahas pada bagian fitur di bawah.
Bicara pengalaman menggunakannya, strap Samsung Galaxy Watch7 sangat nyaman di pergelangan tangan. Kebetulan, kami mudah berkeringat, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Tapi gelang jam tangan ini tak bikin kulit iritasi dan mudah gatal.
Dipakai mandi sampai tidur juga tetap nyaman. Saking enaknya, rasanya jarang kami melepas smartwatch ini dalam sehari penuh.
Kemudian, Samsung Galaxy Watch7 juga sudah mengantongi rating IP68 tahan air sedalam 1,5 meter selama 30 menit dan debu, serta rating 5 ATM. Itu artinya, jam tangan dapat bertahan dengan baik hingga kedalaman 50 meter di bawah air.
Layar AMOLED tanpa cela
Luas layarnya masih sama dengan Samsung Galaxy Watch6, begitupun spesifikasinya. Panel yang digunakan AMOLED berukuran 1,5 inci yang sudah mendukung always-on display.
Pun demikian dengan tingkat pencahayaan layar yang mentok 2.000 nits seperti Watch6. Tak ada masalah bagi kami untuk menggunakannya di luar ruangan, apalagi saat sinar matahari lagi terik-teriknya.
Semua konten tetap terlihat dengan sangat baik, entah saat kami menavigasi user interface (UI), membaca notifikasi pesan masuk, atau melihat informasi singkat dari rangkuman kesehatan yang disiapkan Samsung Galaxy Watch7.
Jam tangan pun dapat dipercantik dengan banyaknya watch face yang bisa dipilih langsung dari smartwatch atau aplikasi Galaxy Wearable.
Kurangnya, Samsung tak sediakan hal baru pada sektor display ini. Pun demikian pada cara kami untuk mengoperasikan jam tangan, selalu sama dengan generasi sebelumnya.
Memang responsivitas layar Samsung Galaxy Watch7 sangatlah baik. Kami dapat menggesek layar untuk beralih antar menu secara mudah. Tapi harusnya, Samsung sudah mulai menghadirkan rotating bezel yang lebih memudahkan untuk menavigasi smartwatch ketika layar atau jari tangan basah. Semoga saja fitur ini dihadirkan pada generasi berikutnya.
Beberapa fitur eksklusif untuk ponsel Samsung
Samsung meningkatkan rangkaian sensor kesehatan BioActive pada Galaxy Watch7. Terdapat 8 titik sensor di bagian bawah, semuanya dapat melacak denyut jantung, elektrokardiogram (EKG), oksigen dalam darah (Sp02), bahkan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) yang mampu menghitung komposisi tubuh.
Bukan saja pelacakan kebugarannya kian lengkap, akurasi pelacakannya juga dapat dipercaya, serta ditampilkan secara lengkap via aplikasi Samsung Health.
Yang terbaru adalah adanya fitur untuk memeriksa potensi tanda-tanda sleep apnea. Untuk diketahui, sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur. Kondisi ini dapat ditandai dengan mengorok saat tidur dan tetap merasa mengantuk setelah tidur lama.
Fitur ini memanfaatkan sensor Sp02 pada Samsung Galaxy Watch7. Setelah menggunakannya selama beberapa hari untuk tidur, sistem dapat mengukur kadar oksigen secara teratur untuk mendeteksi tanda-tanda adanya sleep apnea.
Fitur ini memang sudah disetujui oleh FDA De Novo, namun Samsung memperingatkan bahwa hasil dari fitur ini hanyalah sebagai indikasi awal saja, bukan diagnosa akhir. Disarankan, apabila terlihat tanda-tanda adanya gangguan apnea pada tidur untuk langsung berkonsultasi ke dokter sungguhan.
Samsung mempertahankan Sleep Tracker dan Energy Score, memberikan informasi seberapa berkualitas tidur penggunanya dan seberapa bugar tubuh untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Hal barunya, fitur ini disokong oleh Galaxy AI.
Sleep Tracker memantau banyak metrik, mulai suhu kulit, konsistensi tidur, mendengkur atau tidak, kadar oksigen, hingga skor physical recovery dan mental recovery yang bergantung pada lama tidur, waktu bangun, hingga seberapa sering pengguna terbangun di malam hari.
Semua variabel ini akan dihitung, kemudian menghasilkan Sleep Score yang dipresentasikan sebagai hewan. Dari Sleep Tracker ini juga dihasilkan Energy Score, mirip seperti Body Battery pada smartwatch Garmin.
Energy Score memberikan rekomendasi kesehatan personal kepada pengguna berdasarkan skor numerik yang mencerminkan tingkat energi mereka secara keseluruhan. Fitur ini menghitung tingkat aktivitas fisik, kualitas tidur, detak jantung saat tidur, dan variabilitas detak jantung saat tidur.
Beberapa fitur lainnya, seperti Body Composition, EKG, sampai tekanan darah atai Blood Presure. Menggunakan sensor BIA, fitur ini dapat mengukur massa otot, lemak, kadar air dalam tubuh, dan sebagainya. Sedangkan EKG dapat merekam denyut dan ritme jantung secara komprehensif, serta ‘memprediksi’ kemungkinan adanya gejala penyakit.
Hanya saja, untuk menggunakan tiga fitur ini ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama install Samsung Health, dan kedua wajib menggunakan smartphone Samsung.
Awalnya kami mencoba di iPhone 15 Pro Max, kedua fitur ini tak bisa digunakan. Sementara pada Samsung Galaxy Z Fold6, berjalan dengan lancar. Tapi lagi-lagi, Samsung tidak menyarankan hasil yang ditampilkan sebagai diagnosis akhir, perlu dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter terkait untuk membahas hasil akhir yang dikeluarkan Samsung Galaxy Watch7.
Fitur lainnya, lantaran didukung Galaxy AI, Samsung Galaxy Watch7 bisa menghadirkan Wellness Tips yang akan membantu pengguna mencapai tujuan kesehatan pribadi dengan memberikan informasi, tips motivasi, hingga panduan berdasarkan tujuan spesifik yang ingin dicapai.
Soal workout, ada lebih dari 100 jenis latihan yang akan terus dipantau secara akurat menggunakan fitur Workout Routine. Ada juga fitur Race, dimana pengguna dapat membandingkan performa saat ini dengan sebelumnya secara real-time.
Performa dan daya tahan baterai
Bicara spesifikasi, Samsung Galaxy Watch7 ditenagai prosesor 3nm terbaru, Exynos W1000, serta ditopang baterai dengan kapasitas 425 mAh, sementara untuk versi 40mm ditopang 300 mAh.
Dari pengujian kami, sekali ngecas yang kira-kira membutuhkan waktu sekitar 60 menit akan mendapatkan daya tahan baterai sampai 23-24 jam saja, tergantung seberapa banyak notifikasi yang diterima oleh smartwatch.
Jadi ibaratnya, kalian harus ngecas Samsung Galaxy Watch7 sehari sekali untuk menggunakannya sepanjang hari.
Bicara sistem operasi, Samsung Galaxy Watch7 sudah berjalan di One UI Watch 6 berbasis Wear OS 5 terbaru.
Ada fitur unik yang baru dihadirkan Samsung pada Galaxy Watch7, mirip seperti Apple Watch yang baru. Fitur tersebut adalah Double Pinch Gestures.
Pengguna dapat mengontrol Galaxy Watch7 hanya dengan melakukan gerakan mencubit. Gestur ini sangat berguna di saat kedua tangan repot memegang barang-barang, misalnya untuk mengontrol kamera smartphone dari jarak jauh.
Kesimpulan
Walau desainnya nyaris sama, namun secara overall Samsung Galaxy Watch7 punya tampilan yang stylish dan sporty. Kami senang dengan kualitas bodi arloji pintar ini, pilihan warnanya, serta strap bawaan yang ramah terhadap kulit pergelangan tangan yang sensitif.
Kemampuannya untuk mengukur kesehatan dan workout pengguna juga patut diacungi dua jempol. Fitur yang dihadirkan sangat lengkap, gak sebatas detak jantung atau kadar oksigen dalam darah saja, tapi metrik kesehatan lain yang penting diketahui pengguna.
Samsung Galaxy Watch7 bisa mengukur kualitas tidur dan tenaga tubuh pengguna untuk menjalani keseharian, EKG, tekanan darah, hingga komposisi tubuh juga bisa dianalisis. Kehadiran Sleep Apnea juga jadi fitur canggih yang baru dihadirkan Samsung pada arloji pintarnya.
Seluruh informasi yang diberikan sangat komprehensif, baik dari layar smartwatch atau via Samsung Health. Sayang, beberapa fitur canggih justru ‘dikunci’ Samsung khusus pengguna ekosistem mereka saja.
Sah-sah saja buat Samsung melakukan hal tersebut. Tapi buat orang-orang yang pakainya ponsel merek A, namun untuk smartwatch lebih suka keluaran Samsung, harus gigit jari karena fitur seperti EKG, tekanan darah, Sleep Apnea, sampai Body Composition tak bisa digunakan dengan baik.
Yang jadi catatan lagi, masa pakai baterainya yang kurang, hanya 24 jam saja. Kalah jauh dari Garmin yang bahkan bisa tahan sampai seminggu. Tidak hanya itu, fitur-fiturnya juga dibuka penuh untuk pengguna ponsel Android serta iPhone.
Secara overall, buat kalian pengguna smartphone Samsung, Galaxy Watch7 adalah aksesori atau gawai pelengkap yang bisa dimiliki. Terlebih, buat kalian yang mementingkan kesehatan di atas segalanya. Worth it saja ngeluarin Rp4 jutaan untuk perangkat yang perhatian banget dengan kondisi kebugaran kalian.