Review Tecno Camon 20 Premier: Kamera Bagus, Tapi OIS Berasa Gimmick
Uzone.id - Tecno gak cuma ngejual smartphone kelas entry atau low-end saja di Indonesia. Saudara kandung Infinix ini juga ‘mulai berani’ membawa ponsel kelas menengah ke atas yang harga jualnya di atas Rp5 jutaan, Tecno Camon 20 Premier 5G buktinya.
Smartphone ini dijual Rp5,9 jutaan di Indonesia, sekaligus menjadi ponsel keluaran Tecno yang harganya paling mahal di pasar Indonesia. Terus apa spesialnya?Di atas kertas, smartphone ini memang banyak mengusung spek ala ponsel high-end, Tecno Camon 20 Premier punya layar AMOLED, prosesornya pun bagus, memori penyimpanannya luas, dan punya kamera dengan stabilisasi ala iPhone 14.
Penasaran kan? Berikut review lengkap Tecno Camon 20 Premier 5G, berdasarkan pengalaman kami selama menggunakannya sebagai daily driver.
Bodi kulit sintetis, awas mudah kotor!
Banyak yang nyinyir kalau desain smartphone Android sekarang hampir sama satu sama lain. Lingkaran kameranya besar, plus bingkainya dibikin kotak atau persegi panjang yang diposisikan vertikal. Beberapa ponsel lainnya juga serentak menggunakan desain frame-less, ngebosenin gak sih?
Tecno Camon 20 Premier kasih hal baru soal desain smartphone. Agak nyeleneh polanya, tapi kami suka dengan hal yang berbeda.
Dengan desainnya yang beda, smartphone ini jadi mudah dikenali sebagai ‘ponselnya Tecno’. Terlebih, Tecno Camon 20 Premier punya bodi belakang dengan tekstur seperti kulit vegan yang halus, dipercantik pula dengan pola geometris di sekelilingnya.
Dibalut dengan warna biru muda, ponsel ini kian kelihatan beda dibanding smartphone lain di kelasnya. Kelihatan premium pula berkat penggunaan material mirip vegan leather yang umumnya dipakai oleh smartphone flagship.
Namun, ada satu kekurangan yang membuat kalian tipikal orang teledor untuk tidak memilihnya sebagai perangkat utama. Dari pengalaman kami, bodi ponsel yang dibalut warna terang, apalagi berbahan dasar vegan leather, mudah banget kelihatan kotor.
Plus, agak sulit juga untuk membersihkannya. Satu-satunya solusi, ya menggunakan soft case bawaan. Untungnya casing bawaan Tecno Camon 20 Premier bukan softcase bening, jadi tetap terlihat keren.
Solid dan enak digenggam
Sebagian besar bodi dari Tecno Camon 20 Premier terbuat dari material polikarbonat alias plastik. Gak ada salahnya kok menggunakan plastik, asalkan dibikinnya dengan baik, maka kualitas bodinya pun bakal terasa solid.
Dan ini yang kami rasakan dari Tecno Camon 20 Premier. Ponsel ini terasa padat, enak pula digenggam berkat ketebalan yang hanya 7,8 mm dan berat 202,5 gram saja.
Sangat disayangkan saja, Tecno tak menyertakan jaminan perlindungan terhadap air, percikan air, atau debu pada Camon 20 Premier. Padahal, ponsel ini ditujukan bagi orang-orang yang senang bepergian dan mengabadikan momen serunya dengan kamera.
Ditambah, tak ada juga kejelasan soal lapisan kaca pelindung pada layarnya. Hanya ada screen protector bawaan saja yang sudah menempel secara default.
Layar oke, audio kurang seimbang
Tecno Camon 20 Premier memang tak seperti Vivo V29 5G dan Oppo Reno10 5G yang sudah membawa layar melengkung di tepiannya. Kendati demikian, layar smartphone ini berhasil menampilkan kualitas yang oke sepanjang kami menggunakannya.
Tecno Camon 20 Premier sudah membawa layar AMOLED seluas 6,67 inci dengan resolusi Full HD+. Layarnya terasa luas berkat ukuran bezel yang cukup tipis dengan rasio layar terhadap bodi mencapai 89,3 persen.
Beda lah dengan ponsel layar AMOLED datar lainnya, konsep fullscreen lumayan kami dapatkan di smartphone ini.
Smartphone ini sudah mendapatkan dukungan refresh rate 120Hz. Tak ada HDR10+ apalagi Dolby Vision, cukup kecewa memang, tapi setidaknya Tecno Camon 20 Premier telah mengantongi sertifikasi Widevine L1 DRM, membuat penikmat film Netflix bisa memutar konten kesukaannya di resolusi Full HD.
Visual yang oke, tapi tak disertai dengan audio yang memukau. Tecno Camon 20 Premier sudah mendukung speaker stereo memang, tapi keluarannya tak seimbang.
Sebab, speaker utama hanya di bagian bawah saja. Sementara speaker sekunder yang ada di atas bodi memberikan keluaran audio yang terasa tak sama. Suara di speaker bawah, terdengar lebih keras dibanding speaker sekunder di atas.
Kendati begitu, keluaran audionya cukup jernih dan tak banyak noise, apalagi saat kami mengaturnya di volume tertinggi. Kualitas bass? Hambar sekali, mending pakai TWS atau headset saja.
Bloatware dan iklan yang ganggu banget di HiOS 13
HiOS 13 berbasis Android 13 di Tecno Camon 20 Premier malah menurunkan kualitas keseluruhan ponsel ini. Dua kekurangan terbesar dari OS ini yang kami rasakan, banyak bloatware dan iklan dimana-mana.
Bloatware yang ada di smartphone ini kebanyakan aplikasi yang bahkan kami baru melihatnya. Yang bikin merepotkan adalah menghapusnya satu-satu, karena HiOS mirip XOS, tak mendukung bulk action untuk menghapus beberapa aplikasi sekaligus.
Terkadang juga, aplikasi-aplikasi ini menampilkan berbagai notifikasi mengganggu, seperti iklan, rekomendasi aplikasi yang harus dipasang, dan lain sebagainya. Semoga Tecno bisa mengurangi kehadiran bloatware ini pada OS berikutnya.
Belum lagi dengan iklan yang muncul setiap kami membersihkan aplikasi dari Recent Apps. Iklan ini muncul dari Palm Store, ada iklan e-commerce atau menampilkan aplikasi bawaan HiOS yang bisa digunakan.
Setelah membersihkan bloatware, barulah HiOS 13 ini terasa nyaman buat digunakan. OS ini memberikan sensasi yang mulus untuk pemakaian sehari-hari, terasa sat set sat set, baik saat beralih antar aplikasi, masuk ke app drawer, recent apps, dan lainnya.
Fiturnya juga banyak, mulai dari in-display fingerprint karena ponsel ini mengusung layar AMOLED. Personalization, memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan tampilan ponsel mulai dari wallpaper, tema, always-on display, bentuk font, dan sebagainya.
Sistem privasi dan keamanan juga sudah lengkap dan sesuai standar Google, dimana ada Privacy Dashboard yang bisa membeberkan aplikasi apa saja yang mengakses lokasi, kamera, dan mikrofon.
Kemudian mengatur Permission tiap aplikasi, Permission Manager, dan sebagainya. Cukup bagus sebenarnya HiOS 13 ini.
Performa
Tecno Camon 20 Premier yang kami review ditenagai prosesor yang lumayan bagus di kelasnya, yakni MediaTek Dimensity 8050. Prosesor ini terbilang baru, jadi gak pakai system on chip (SoC) stok lama.
MediaTek Dimensity 8050 merupakan SoC 6nm TSMC yang jadi produk rebranding dari Dimensity 1300, yang notabene jadi prosesor kelas menengah ke atas. Prosesor ini mengusung empat core performance Cortex A78 dan empat core efficiency Cortex A55, dimana terdapat super core dengan kecepatan 3 GHz dan 3-core 2,6 GHz pada bagian performance-core.
Disandingkan dengan RAM 8 GB yang bisa ditambah dua kali lipat sampai 16 GB menggunakan RAM virtual, kemudian memori penyimpanan 512 GB tanpa dukungan slot microSD. Adapun jenis RAM-nya adalah LPDDR4X dengan penyimpanan yang lebih cepat, UFS 3.1.
Kalau bicara soal penggunaan, Tecno Camon 20 Premier memberikan performa stabil untuk pemakaian sehari-hari. Dipakai liputan, bermain game cukup intens, foto-foto, kinerjanya sama sekali tak mengecewakan.
Ngegame dengan grafis AAA dalam durasi cukup panjang, tak membuatnya stuttering. Beneran stabil, dan ponsel pun tak terasa overheat pada bagian layar maupun penampang belakang.
Stabilnya performa ponsel ini pun terbukti dari rangkaian pengujian yang kami lakukan, salah satunya PCMark. Ponsel ini mencatatkan skor 14.758 poin yang terbilang tinggi, dan seluruh simulasi berjalan pada clock-speed gaspol alias 100 persen.
Di AnTuTu Benchmark, smartphone ini juga mencatatkan skor yang cukup tinggi, yakni 686 ribuan poin. Skor ini masih berada di bawah Snapdragon 870, tapi terbilang lumayan ngebut buat smartphone Rp5,9 jutaan.
Diuji dengan 3DMark, stabilisasi ponsel ini juga mencapai 96,9 persen, membuktikan kalau performa CPU dan GPU Tecno Camon 20 Premier memang konsisten. Rerata frame rate yang diraih di Wild Life Stress Test juga sudah bagus, dari 17 sampai 34 FPS, meski peningkatan suhunya menlonjak dari 41 derajat Celcius ke 51 derajat Celcius.
Dengan performa penuh sepanjang waktu, apakah berpengaruh pada baterai? Dua pengujian kami lakukan, yakni gaming intens dengan menjalankan game RPG menggunakan fitur auto hunt sampai baterai benar-benar habis dan menyalakan PCMark Battery Test.
Untuk gaming, kami bermain Seal M dengan kualitas grafis maksimal. Ponsel ini bisa bertahan hingga 6 jam 24 menit dengan baterai tersisa 1 persen. Sementara untuk tes PCMark, ponsel ini mencatatkan screen on-time selama 11 jam 24 menit dengan baterai tersisa 11 persen.
Dari sini bisa disimpulkan, kalau performa ponsel ini memang stabil dan bisa diandalkan. Tapi soal baterai, Tecno Camon 20 Premier yang ditopang baterai 5.000 mAh tak menyuguhkan daya tahan yang terlalu impresif.
Untungnya, dengan fast charging 45W, ngecas ponsel ini cuma butuh waktu 70 menit saja. Namun ada sedikit bug (mungkin) atau fitur tersembunyi yang kami tak ketahui, terkadang ngecas ponsel ini bisa mencapai hampir dua jam gegara fitur Safe Charging yang aktif sendiri.
Padahal, kami tak mengisi baterai ponsel pada malam hari, dan tidak juga menggunakannya secara aktif. Tapi anomali ini tak selalu datang, hanya beberapa kali saja.
Fitur ini sebenarnya jadi sistem keamanan untuk menjaga life cycle baterai agar tidak cepat ngedrop. Lewat Safe Charging, ketika baterai sudah terisi 100 persen, otomatis sistem akan memutus sumber daya yang terhubung ke port USB-C ponsel.
Kamera dengan sensor-shift OIS
Tecno Camon 20 Premier memiliki tiga kamera belakang, terdiri dari sensor 50 MP dengan bukaan lensa f/1.8 yang sensitif terhadap cahaya. Kamera ini sudah dilengkapi sensor-shift optical image stabilization (OIS) dengan tiga sumbu stabilisasi, lengkap juga dengan laser autofocus.
Kamera utamanya saja sudah terlihat impresif, belum lagi dengan kamera ultrawide yang menggunakan sensor 108 MP. Sensor yang digunakan juga gak main-main, yakni ISOCELL HM6 yang sudah didukung autofocus.
Itu berarti, lensa ini berfungsi ganda. Bukan cuma mengambil foto ultra lebar saja, kalian sebagai pengguna juga bisa mengambil foto makro dengan titik fokus yang lebih baik. Menemani kedua kamera, ada lensa depth dengan sensor 2 MP.
Di bagian depan, Tecno Camon 20 Premier menggunakan kamera 32 MP. Meski resolusinya cukup besar, kamera ini gak mendukung autofocus, tapi ada LED flash tersembunyi untuk membantu foto selfie tetap cantik walau diambil dalam cahaya yang kurang.
Bicara kualitas, kamera utama Tecno Camon 20 Premier menangkap gambar di resolusi 12 MP berkat skema quad-bayer atau memampatkan 4 piksel menjadi 1 piksel untuk meningkatkan kualitas warna dan detailnya.
Foto 12 MP ini memang terlihat bagus, detail yang tajam, serta kontras dan warna yang bagus pula. Tapi, kami menilai kualitas gambarnya agak ‘angin-anginan’, semuanya gegara artificial intelligence (AI) yang menurut kami tak terlalu maksimal memproses gambar dengan baik.
Ada beberapa foto yang menampilkan dedaunan dengan detail yang terlihat lebih halus. Malah, ada juga beberapa spot yang ditajamkan detail dan warnanya, namun cenderung agak berlebihan, jadi terlihat seperti over-saturated.
Namun, berkat kemampuan laser autofocus, pengambilan gambar bisa dilakukan dengan sangat singkat. Kurangnya, gak ada lensa telephoto, tapi kalian tetap bisa mengambil gambar hingga 2 kali perbesaran optik pakai kamera utama ini.
Beralih ke kamera ultrawide, kamera ini juga menangkap gambar di resolusi 12 MP berkat pencitraan nona-binning atau memadatkan 9 piksel jadi 1 piksel. Tingkat detailnya bagus, warnanya juga mantap, kami sangat puas dengan hasil yang diberikannya.
Memotret dengan menghadap sinar matahari langsung juga tak masalah, tetap dapat warnanya dengan begitu baik. Memotret makro juga oke berkat bantuan autofocus, kami jadi bisa menentukan titik fokus apa yang mau diambil detailnya dari dekat.
Sekarang kamera selfie. Kamera 32 MP ini memberikan foto selfie yang natural, tampak hebat buat kami. Detailnya dapat, warna dan tekstur kulit pun terlihat apa adanya, jadi gak kelihatan fake dengan banyak editing sana-sini.
Soal video, Tecno Camon 20 Premier dapat merekam video hingga 1080p pada 60 FPS atau 4K di 30 FPS pada kamera utama dan ultrawide. Sensor-shift OIS di smartphone ini terasa seperti gimmick, karena video yang dihasilkan ternyata tak lebih stabil dari OIS di smartphone pada umumnya.
Malah, video yang diambil pada resolusi 4K cenderung memiliki efek seperti ditarik-tarik pada bagian sudut-sudut video. Guncangan pada gambar juga masih terlihat dengan jelas.
Memang, tak secanggih iPhone terbaru dengan teknologi sensor-shift OIS juga atau ponsel flagship, tapi OIS pada kamera utama setidaknya sudah berfungsi dengan cukup baik.
Kesimpulan
Tecno Camon 20 Premier adalah ponsel yang bagus di rentang Rp5 - 6 jutaan. Smartphone baru dari Tecno ini bisa dibilang sebagai ponsel dengan kemampuan all-rounder, meski fitur utamanya terletak pada bagian kamera.
Kameranya terbilang andal untuk memotret atau merekam video dalam berbagai angle, baik wide, makro atau dekat, sampai ultrawide. Tapi memang, sensor-shift OIS pada kamera utamanya tak terasa maksimal untuk menstabilkan gambar ketika merekam video di resolusi tinggi.
Cukup stabil, tapi tak lebih bagus ketimbang ponsel di rentang harga serupa dengan kamera yang 'hanya' didukung OIS saja.
Kinerjanya juga andal, entah untuk multitasking atau gaming, terasa maksimal dan stabil. Walau, daya tahan baterainya yang kurang impresif, tapi kami masih wajarkan lantaran performa yang diberikannya pun sudah mumpuni.
Dari desain sampai layar juga tidak diragukan lagi kualitasnya. Ponsel ini terlihat beda, layarnya pun memberikan visualisasi yang memuaskan.
Hanya saja, kekurangan terbesar ada pada sistem operasinya yang banyak bloatware dan iklan dimana-mana. Inilah yang bikin kami kurang enjoy menggunakannya sebagai daily driver, bakal kurang nyaman juga kalau sebentar-sebentar ada iklan yang muncul sebagai pop-up atau pada jendela notifikasi.
Dengan harga Rp5,9 jutaan, ponsel ini sebenarnya termasuk opsi yang menarik. Asalkan saja HiOS pada ponsel ini dibikin lebih clean dan mengedepankan experience pengguna sebagai fokus utamanya.