Riset UMKM: Tokopedia Berikan Omzet Penjualan Terbesar
Uzone.id - Tidak dipungkiri jika UMKM yang mampu bertahan di masa pandemi adalah mereka yang bisa mengadopsi ekosistem digital, termasuk menggunakan platform ecommerce. Menurut riset terbaru, Tokopedia merupakan platform yang mampu memberikan omzet penjualan terbesar.
Hal ini terungkap dalam riset Tempo Data Science (TDS) tentang praktik e-commerce di Indonesia periode Mei – Juli 2021. Riset tersebut dipaparkan dalam webinar Mendorong Transformasi Digital UMKM Melalui E-Commerce di channel YouTube Tempo, Jumat, 13 Agustus 2021.Survei TDS mengungkap jika platform digital Tokopedia dan Shopee adalah dua marketplace paling populer di kalangan UMKM yang memasarkan produknya secara online. Namun di antara keduanya, Tokopedia menjadi pilihan utama. Popularitas dua marketplace ini lebih menonjol, yakni sama-sama 99 persen dibanding kompetitornya.
Dari sisi kualitas top of mind (TOM), yakni merek yang ‘berada di ujung lidah’, terungkap bahwa Tokopedia menjadi pilihan utama yakni 35 persen, bersaing ketat dengan Shopee (34 persen), diikuti Bukalapak (13 persen), Lazada (7 persen), Blibli (7 persen) dan JD.ID (3 persen).
Survei melalui penelitian kuantitatif menggunakan kuesioner terstruktur dalam format online ini juga menempatkan Tokopedia sebagai penghasil omzet penjualan terbesar bagi penjual, yakni dipilih 36 persen pelaku UMKM, diikuti Shopee (32 persen), Bukalapak (14 persen), Lazada (8 persen), Blibli (7 persen) dan JD.ID (3 persen).
"E-commerce yang memberikan frekuensi transaksi tersering juga ditempati Tokopedia (35 persen), Shopee (33 persen), Bukalapak (13 persen), Lazada (9 persen), Blibli (7 persen) dan JD.ID (3 persen),” ujar peneliti TDS, Ai Mulyani.
Ditambahkan Ai, untuk bisa bertahan dan berkembang, selama pandemi, sebagian besar (82 persen) UMKM berusaha mengoptimalkan aktivitas penjualan online melalui outlet mereka di platform e-commerce dan juga lapak di media sosial.
Survei ini dipertegas oleh pernyataan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki. Menurutnya, di era pandemi ini, UKM yang berbisnis dengan memanfaatkan teknologi digital justru tumbuh signifikan.
Menteri Teten mengatakan, yang selama ini terdampak pandemi ini adalah UMKM yang terkait kegiatan perkantoran, sekolah, industri.
"Karena WFH (work from home), usaha mereka terhenti, kebanyakan di sektor makanan dan minuman. Ada UMKM yang masih bisa berjualan namun omzetnya turun. Di luar itu, yang tumbuh UMKM yang terhubung ke platform digital," ujar Teten
Pengamat ekonomi digital, Aviliani, menilai model bisnis UMKM memang harus berubah. Ia mendorong pemerintah membuat berbagai regulasi agar UMKM lebih bernilai tambah, lalu bisa naik kelas. Terkait digitalisasi, menurutnya masih kecil sekali, baru sekitar 13 persen UMKM yang terhubung platform digital.