Sadio Mane Sempat Disarankan Menjadi Guru
Penyerang Liverpool Sadio Mane sempat disarankan menjadi seorang guru oleh keluarganya sebelum akhirnya ia bisa menjelma jadi bintang di dunia sepak bola.
Sadio Mane merupakan salah satu pesepakbola dengan karier yang menanjak. Mengawali perjalanannya di lapangan hijau bersama Generation Foot di Senegal, Mane lalu gabung ke tim junior Metz pada 2011 saat berusia 19 tahun.
Di usianya yang 20 tahun Mane langsung ditransfer ke klub Austria RB Salzburg dari FC Metz. Hanya butuh dua tahun bagi Mane di Salzburg sebelum berkarier di Liga Primer Inggris bersama Southampton pada 2014.
Lihat juga:Klasemen Liga 1 2018 Usai Persib Kalahkan Arema |
Tetapi siapa sangka jika bukan karena kegigihan dan keyakinan Mane, pemain kelahiran Sedhiou itu tidak akan menemukan kesuksesan seperti saat ini. Termasuk ketika tampil di Piala Dunia 2018 lalu bersama timnas Senegal.
Pasalnya, keluarga Mane tidak terlalu setuju dengan karier di dunia sepak bola. Keluarga Mane pernah menyarankan pemain 26 tahun itu untuk mencoba menjadi seorang guru.
Preview |
"Saya lahir di sebuah desa di mana belum pernah ada pemain sepak bola yang berhasil di kejuaraan besar," kata Mane kepada Bleacher Report dikutip dari Sportskeeda.
"Saya ingat ketika masih kecil, orang tua meminta saya harus belajar untuk menjadi guru. Mereka pikir sepak bola hanya membuang-buang waktu, dan saya tidak akan pernah berhasil," kata Mane menambahkan.
Beruntung bagi Mane yang tidak mengindahkan saran orang tuanya untuk menjadi guru. Karena keuletannya, Mane menjadi deretan penyerang terbaik di dunia.
Preview |
"Saya selalu berkata: 'Ini adalah satu-satunya pekerjaan yang akan memungkinkan saya untuk membantu [kehidupan] Anda. Dan saya pikir saya memiliki kesempatan untuk menjadi pemain sepak bola," tutur Mane.
Diceritakan Mane, salah satu yang membuat orang tuanya tidak yakin sepak bola bisa membuatnya sukses karena lokasi tempat tinggal yang jauh dari ibu kota. Jadi, orang tua Mane menentang keinginan kuat mantan pemain Southampton itu untuk menjadi pesepakbola.
"Mereka tidak pernah percaya, sampai pada suatu hari ketika saya menandatangani kontrak profesional pertama," ujar pemain bernomor punggung 11 itu.
Setelah mewujudkan ambisinya sebagai pesepakbola profesional, Mane tidak lantas menyalahkan orang tuanya. Mane mengakui penolakan orang tuanya sejak awal merupakan bagian dari proses yang sulit.
"Saya memberikan segalanya. Sampai pada titik di mana mereka tidak punya pilihan, jadi mereka mulai membantu saya, dan itu berhasil. Hari ini, mereka semua bangga," ucap Mane.