Salah Suntik Pasien Kanker, Dokter Ini Dipenjara 12 Tahun
Seorang suami dari perempuan yang meninggal setelah menjalani eksperimen terapi kanker mengaku "tidak memaafkan" pasangan terapis di klinik kecantikan yang telah "menghasilkan uang cepat" dengan merawat klien mereka.
Istri Yeung Kam-hoi, Chan Yuen-lam (46), meninggal satu pekan setelah menerima infus darah di sebuah klinik pada tahun 2012 dalam sebuah kesalahan medis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peristiwa ini menyebabkan industri kecantikan Hong Kong menjadi sorotan.Chan telah mendaftar untuk terapi yang tidak terbukti menggunakan sel CIK, yang disebut-sebut memberikan kekebalan oleh DR Group kecantikan dan dijual 59.500 dolar Hong Kong per suntikan. Begitu laporan media setempat.
Dokter di klinik tersebut, Stephen Chow, yang bertanggung jawab atas eksperimen pemberian terapi kanker yang mematikan dipenjara selama 12 tahun setelah melakukan kesalahan perawatan kecantikan terburuk, pada Senin 18 Desember waktu setempat.
Teknisi laboratorium, Chan Kwun-chung, yang menyiapkan produk darah untuk korban, juga dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.
Suami korban, Yeung Kam-hoi mengatakan melalui seorang pengacara, dirinya akan menghormati putusan dan hukuman tersebut. Pasalnya, tidak peduli berapa lama pasangan tersebut dipenjara, tidak dapat menghidupkan kembali istri tercintanya.
"Keluarga tidak bisa memaafkan duo yang profesional tapi sangat egois, sehingga mereka memilih untuk menghasilkan uang dengan cepat dan tidak memerhatikan keamanan klien," ungkapnya.
Menurut seorang dokter yang bersaksi selama persidangan, tingkat bakteri dalam darah Chan sebelum dia meninggal sebanding dengan pasien AIDS yang sakit parah.
Klinik kecantikan di Hong Kong itu menawarkan berbagai macam perawatan, dengan sedikit atau banyak dukungan ilmiah, dan sering beroperasi di bawah pengawasan kecil.
Hakim Judianna Barnes dari Pengadilan Tinggi memanggil Stephen Chow, pendiri DR Group yang dihukum karena pembunuhan, seorang "ambisius, membangun kerajaan dan orang yang haus uang" sebelum menyampaikan hukuman tersebut pada hari Senin. Begitu isi laporan tersebut.
Selain Chan Yuen-lam, korban lain yang gagal melakukan perawatan pada tahun 2012, termasuk seorang perempuan yang harus menjalani amputasi.(News.com.au)