Home
/
Technology

Sejumlah Orang Tak Bisa Buka Medium.com, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Sejumlah Orang Tak Bisa Buka Medium.com, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Jofie Yordan02 May 2018
Bagikan :

Pada Selasa (1/5) malam kemarin, mencuat keramaian di media sosial soal situs web dan aplikasi Medium.com yang tak bisa dibuka oleh jaringan Internet sejumlah pengguna di Indonesia. Netizen yang budiman menyalahkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) atas tidak bisa dibukanya Medium.com malam itu. 

Jelas Kemkominfo jadi incaran karena belakangan regulator telekomunikasi itu gencar banget melakukan blokir sejumlah situs web dan aplikasi yang, disebutnya melanggar Undang-undang di Indonesia. Entah itu karena pornografi. Ujaran kebencian. Atau terorisme. Yang terkini adalah kasus Tumblr.

Kasus Medium.com menjadi ramai di kalangan pengguna aktif Internet dan pekerja kreatif, karena platform berbagi cerita ini adalah salah satu tujuan favorit untuk menemukan konten berkualitas. Ia jadi wadah bagi para pekerja kreatif yang ingin menuangkan ide dan opini atas suatu hal. Sejumlah perusahaan juga telah memanfaatkan Medium sebagai blog.

Pembicaraan ini makin hangat karena (mulanya) domain "Medium.com" tercantum sebagai alamat web/aplikasi yang masuk pengaduan sistem Trust Positif Kemkominfo. Setelah itu, netizen lain bilang identitas "Medium.com" tidak ada dalam daftar Trust Positif.

Selasa (1/5), Medium.com memang sempat tidak bisa diakses, yang kemudian menimbulkan seruan protes dari para penggunanya di media sosial, terutama Twitter. Untungnya bagi mereka, 'matinya' Medium itu hanya sebentar saja.

Terpantau, mulai Rabu (2/5) pagi akses ke situs dan aplikasi Medium.com sudah dibuka lagi. Tampaknya, nasib Medium tak sama seperti Tumblr.

Hebat! Begitu cepatnya status pengaduan itu berubah. Dari "ada" menjadi "tiada."

Tim kumparan (kumparan.com) menghubungi sejumlah operator seluler besar di Indonesia. Sejauh ini tiada pernyataan resmi yang bisa dikutip dari perusahaan mereka soal adakah arahan dari Kemkominfo untuk menangguhkan layanan Medium.com ini. 

Preview

Tidak lupa, kami juga menanyakan hal ini kepada juru bicara Kemkominfo. Kementerian yang dipimpin Rudiantara ini sudah tahu, bahwa Senin malam netizen ramai membicarakan Medium.com yang tidak bisa dibuka. 

Mereka tak segera memberi komentar soal apa yang sebenarnya terjadi. Kementerian memilih untuk menunggu sampai hari ini, Rabu (2/5), mempelajari apa yang terjadi lalu berjanji memberikan pernyataan. 

Pejabat pemerintah yang mengurus konten di Internet direncanakan memberi sedikit penjelasan soal Medium.com ini.

Preview

Bukan tidak mungkin Medium.com sempat masuk dalam daftar yang diblokir oleh sistem Trust Positif Kemkominfo, dan kemudian Kemkominfo melakukan normalisasi.

Anggapan ini diberikan publik mengingat buruknya sistem tata kelola dan pengawasan konten oleh Kemkominfo. Tidak jarang Kemkominfo mengambil langkah blokir, tapi beberapa saat kemudian dibuka lagi, dengan merilis pernyataan bahwa manajemen situs web tersebut bersedia mengikuti aturan main Internet di Indonesia. 

Seketika, Kemkominfo bisa mengirim surat kepada penyedia jasa Internet untuk membuka akses kepada situs yang sebelumnya diblokir.

Buruknya tata kelola urusan blokir konten ini membuat publik juga mempertanyakan langkah Kemkominfo membuat mesin baru untuk memantau konten Internet seharga Rp 194 miliar. Keberadaan mesin baru ini seharusnya turut dikelola oleh sumber daya yang punya kematangan dalam menimbang sisi positif dan negatif sebuah konten. Bukan cuma melihat konten dari sisi negatif dan tidak mengulas lebih dalam faedah serta basis penggunanya di Indonesia.

Mesin sensor seharga Rp 194 miliar, atau mesin Trust Positif, atau mesin apalah namanya, seharusnya tidak serta-merta memberi arahan blokir setelah sinkronisasi database. Kemkominfo masih membutuhkan tenaga manusia untuk mendalami nilai situs web dan konten yang diadukan. 

Kasus Medium.com akan membuka ingatan publik soal tata kelola konten oleh Kemkominfo yang tak kunjung memberi tanda membaik. Regulator konten tidak bisa lagi main ubah keputusan semudah membalikan telapak tangan.

populerRelated Article