Home
/
Digilife

Sekolah di 2021, Masihkah Terancam Zoombombing?

Sekolah di 2021, Masihkah Terancam Zoombombing?

-

Birgitta Ajeng29 December 2020
Bagikan :

Ilustrasi/dok. PCMag

Uzone.id - Tahun ini menjadi tahun perubahan besar dalam sistem pendidikan. Sekitar 1,5 miliar siswa tidak dapat bersekolah secara fisik, lantaran pandemi COVID-19.

Baik siswa maupun para pengajar dipaksa menguasai berbagai platform baru, seperti Zoom. Aplikasi konferensi video menjadi media baru untuk menjalankan aktivitas belajar mengajar jarak jauh. Lantas, bagaimana dengan sistem pendidikan tahun depan?

Perusahaan global cybersecurity, Kaspersky, memprediksi bahwa digitalisasi pendidikan kemungkinan masih akan terus berlanjut, dan ini bisa menjadi hal yang baik sekaligus buruk.

Dalam pernyataan resminya, Kaspersky mengungkapkan bahwa di satu sisi, terdapat berbagai kemungkinan dan platform baru, termasuk yang pada awalnya tidak ditujukan untuk pendidikan.

Baca juga: WHO Luncurkan Aplikasi Resmi Tentang Covid-19

Contoh yang bagus adalah akun TikTok yang didedikasikan untuk topik tersebut. Awalnya, para pengajar tidak menggunakan platform ini, dan lebih memilih YouTube, tetapi pada tahun 2020 TikTok telah menjadi platform populer untuk memproduksi konten pendidikan.

Di sisi lain, banyak dari alat pendidikan digital baru ini tidak hanya meningkatkan pengalaman baru dalam pendidikan, tetapi juga memperkenalkan ancaman baru.

Kaspersky memprediksi ada beberapa potensi risiko terbesar yang dapat terjadi di sektor pendidikan di tahun mendatang, salah satunya adalah risiko zoombombing. Hal ini berangkat dari pengembangan Sistem Manajemen Pembelajaran alias Learning Management System (LMS) di tahun depan.

“LMS memungkinkan pengajar untuk melacak proses pembelajaran siswa, menunjukkan perkembangan mereka dan aspek yang membutuhkan perhatian dari pengajar,” tulis Kaspersky.

Baca juga: Cara Melaporkan Video YouTube yang Melanggar Aturan

Meskipun sudah ada beberapa sistem terkenal (Google Classroom, Frog, dll.), pasar untuk sistem LMS baru terlihat masih akan terus berkembang.

“Di sisi lain, seiring dengan bertambahnya jumlah dan popularitas LMS, jumlah situs phishing yang terkait dengan layanan pendidikan dan konferensi video juga akan bertambah. Tujuan utama mereka adalah mencuri data pribadi atau menyebarkan spam di komunitas pendidikan,” ungkap Kaspersky.

Pada pertengahan tahun 2020 saja, sebanyak 168.550 pengguna unik menghadapi berbagai ancaman yang didistribusikan dengan kedok platform pembelajaran online atau aplikasi konferensi video populer.

Selain itu, sistem LMS juga membuka potensi untuk hal baru tidak terduga lainnya, seperti ancaman Zoombombing. Apalagi jika sekolah terus melakukan pembelajaran jarak jauh, sistem ini akan terus menjadi vektor serangan yang populer.

VIDEO: DJI Mini 2 Unboxing & Test Fly : Ringan Tapi Berbobot

populerRelated Article